Semua orang yang ada di rapat membicarakan Aleena dengan bisik-bisik. Aleena merasa kesal, akhirnya ia menyuruh Dimas untuk memberitahu sesuatu kepada semuanya.
“Sekarang mari kita pilih proyek kosmetik terbaru dari Mentari Group. Pemungutan suara dimulai,” Dimas mempersilahkan semua orang untuk memberikan pungutan suara.
Pemungutan suara dimulai, tetapi hanya satu orang yang mengangkat tangan untuk menyetujuinya. Namun beberapa saat kemudian, datanglah Hendra ke ruang rapat.
“Rupanya semua sudah ada di sini,” Hendra membuka pintu ruang rapat, kemudian masuk.
Kedatangan Hendra membuat semua anggota rapat menjadi hormat, mereka semua langsung berdiri dan membungkukkan setengah badannya.
“Aku mendengar dari Aleena, hari ini ada pemungutan suara penting untuk keputusan proyek kosmetik terbaru dari Mentari Group. Baik silahkan dimulai pemungutan suaranya,” kata Hendra sambil duduk di sebelah Aleena.
“Ale
“Cantik sekali pengantin wanitanya,” ujar Lisa.“Terimakasih, mari silahkan duduk,” Aleena mempersilahkan semuanya untuk duduk.Ibu mertua, bibi dan Lisa memberikan sebuah hadiah kepada Aleena. Hadiahnya tidak seberapa harganya, tapi mereka sangat tulus memberikan itu semua. Membuat Aleena terlihat beruntung dan banyak terimakasih kepada mereka.“Apa yang kamu rasakan sekarang, Aleena?” tanya bibi.Aleena hanya tersenyum, ia bingung akan menjawab apa.Dari jauh terlihat Rosa memakai gaun yang sangat mewah melebihi Aleena. Namun saat dekat di pintu ruangan, Dimas mengusir Rosa. Semua orang tidak mau jika acara resepsi pernikahan Aleena dan Daffin berantakan hanya karena adanya Rosa.Namun Rosa melawan, ia tetap saja ingin masuk ke dalam acara. Dengan sigap, Aleena langsung menghampiri Rosa.“Rosa, kamu sangat berani kemari?” kata Aleena dengan tegas dan dingin.“Kenapa? Tidak
Daffin yang melihat Aleena minum anggur membuatnya tidak tega.“Apa yang kamu lakukan? Jangan minum terus!” perintah Daffin.Tapi Aleena tidak memperdulikan perkataan Daffin, ia terus minum. Untuk tegukan yang kedua, Daffin merampas gelas Aleena.“Biar aku saja yang minum,” kata Daffin dengan ragu.Aleena tersenyum melihat Daffin yang mau minum anggur, Aleena tidak tinggal diam, ia mengambil segelas anggur dan mulai bersulang dengan Daffin.Daffin yang tak pernah minum alcohol akhirnya berhasil menghabiskan segelas anggur. 10 menit, 20 menit efeknya belum terlihat. Namun setelah 1 jam, Daffin akhirnya mabuk. Daffin sangat lucu ketika mabuk, pasalnya dia cerewet bercerita tentang organ tubuh manusia. Hal itu membuat Aleena tertawa lepas. Usai bercerita banyak hal tentang organ tubuh manusia, Daffin tertidur sangat pulas sekali.Keesokan harinya, Daffin merasa sedikit pusing dan terbangun dari tidurnya. Ia membuka matan
Di sebuah pesta, dua orang pelayan membicarakan siapa yang akan menikah hari ini.Di ruang yang berbeda, Aleena sedang merias wajahnya. Tidak lama kemudian ia berjalan menghampiri pengantinnya. Setelah bertukar cincin ia menarik pasangannya dan mengumumkan kalau sekarang Daffin adalah miliknya.Flashback dua minggu sebelum pernikahan.Aleena keluar dari mobilnya lalu berjalan masuk ke perusahaan dan langsung disambut oleh banyak karyawannya. Sambil berjalan, sekretarisnya membacakan jadwal untuk Aleena hari ini.“Presdir Aleena, ini jadwal kerja hari ini," kata Bagas sekretarisnya.Aleena mendengarkan semuanya sambil berjalan.“Pak Hendra bertanya padamu, kapan waktu luangmu agar bisa pergi kencan buta?” tanya sekretaris saat selesai membacakan jadwal kerja Aleena.Aleena langsung menghentikan langkahnya, ia berbalik arah dan menatap Bagas dengan tatapan misterius. Membuat Bagas sedikit takut dengan tatapan bos
“Baiklah, kalau saya mengganggu istirahat anda. Saya pamit dulu,” Aleena membalikkan badannya untuk pergi.“Aku tahu, kamu ke sini karena demi voting! Tapi aku tidak bisa memberitahumu sekarang, aku memilih apa!” kata Alya.Aleena kembali berjalan mendekati Alya dan sedikit mengerutkan dahinya, tanpa sedikit bertanya apa maksud dari ucapan Alya.“Presdir Aleena, kosmetik yang akan anda luncurkan adalah produk untuk kalangan muda. Setahuku, dalam hidupmu tak ada yang lain selain pekerjaan,” cetus Alya.“Bagaimana bisa kau membuatku percaya pada orang yang tak punya minat? Bisakah mengelola produk seperti itu?” lanjut Alya dengan tegas.Hati Aleena sebenarnya sudah marah mendengar perkataan Alya yang sedikit menyakitkan. Namun ia menahannya, agar bisa mendapatkan hati dan voting baik dari Alya.“Maaf direktur, bolehkah saya bertanya pada anda?” kata Aleena. “Apa arti hidup bagi
Edo bersih keras terus mencoba membuka tirai itu. Namun dengan makin kuat Daffin menahannya, sementara itu Aleena hanya tersenyum melihat adegan itu.“Ya sudah kalau begitu aku keluar dulu,” Edo berpura-pura meninggalkan ruangan, padahal ia hanya mondar-mandir di situTangan Daffin melepaskan tirai yang sedari tadi ia tahan, kemudian dengan usil Edo membuka tirai itu dan betapa terkejutnya ia melihat Daffin yang sedang berduaan dengan Aleena. Ditambah lagi kancing kemeja Daffin yang masih terbuka, membuat Edo menjadi salah sangka. Edo pun berpikiran kotor terhadap Daffin dan AleenaEdo pun menutup tirai itu dengan ekspresi wajah yang bertanya-tanya juga merasa bersalah, namun ia diam tanpa bertanya.“Ups … maafkan aku, aku mengganggumu,” Edo menaruh jadwal kerjanya di meja Daffin kemudian pergi meninggalkan mereka.“Temen kamu sudah pergi tuh,” kata Aleena sambil menahan tawa.Daffin tidak berkata a
“Menggendong bayi tidaklah sulit. Aku akan punya anak,” kata Aleena pada diri sendiri.“Bayi laki-laki sepertinya lucu,” sambungnya sambil membayangkan.Keesokan harinya Aleena pergi ke aula untuk latihan wushu. Saat latihan, ia selalu menang. Pada latihannya yang terakhir, tiba tiba Dimas datang menghampiri Aleena.“Presdir, ini daftar kencan buta yang telah ku siapkan,” Dimas menyodorkan tabletnya kepada Aleena.Dimas bertanya apakah orang orang ini masuk kriteria Aleena. Dengan ketus Aleena menjawab bahwa semua orang yang ada di daftar kencan buta itu jelek dan tidak masuk dalam kriterianya.Dimas jadi serba salah di buatnya, ia bingung harus mencarikan calon suami seperti apa untuk bosnya itu.“Lalu seperti apa yang masuk kriteria presdir?” tanya Dimas sambil memperhatikan dirinya dari atas sampai bawah.“Apa seperti saya kriteria presdir?” lanjutnya.Aleena tidak
“Jika tidak ada lagi, kamu boleh pergi,” kata Daffin mempersilahkan.“Dokter Daffin, apa kau mau menikah denganku?” tanya Aleena tiba-tiba, membuat Daffin sedikit membelalakkan matanya.“Apa?” Daffin sedikit terkejut.“Oh, maksudku apakah kamu sudah punya pacar?” Aleena mengalihkan pertanyaannya dengan pertanyaan lain.“Ini adalah privasiku. Aku tak bisa menjawabnya.”“Artinya tidak punya kan?” Aleena terus mendesak pertanyaan kepada Daffin.“Aneh sekali. Kamu tampan, baik hati, punya kepribadian yang lembut, dan juga ahli bedah. Harusnya kamu sangat popular,” Aleena terus bicara membuat Daffin merasa risih mendengarnya.“Jika kamu sudah baikan silahkan keluar, aku harus bekerja. Terimakasih,” Daffin mempersilahkan Aleena pergi.“Baiklah, aku akan pergi. Terimakasih dokter Daffin sudah mengobatiku,” Aleena bersiap-siap me
“Kamu sebaiknya membawanya ke rumah sakit secepat mungkin!” perintah Daffin.“Lakukan beberapa pemeriksaan rinci dalam bedah toraks dan penyakit dalam, jadi kamu bisa tau apa yang terjadi,” lanjut Daffin.“Aduh, sakit … sakit …” ayah Rosa mengeluh kesakitan.“Dokter Daffin apa seorang ahli bedah toraks atau penyakit dalam?” Rosa menggayuh lengan Daffin.“Aku dari department bedah umum.”“Lalu kapan biasanya kamu di rumah sakit?” Rosa mencoba menggoda Daffin.Daffin membelalakkan matanya merasa risih dengan pertanyaan Rosa dan sikapnya yang sedikit menggelikan itu. Aleena tidak mau kalah dengan Rosa, ia mencoba mengalihkan perhatian Daffin.“Dokter Daffin, kupikir kamu tidak dapat membantu apapun di sini. Jadi kamu boleh pergi!” Aleena mengusir Daffin secara halus.“Pak, ingatlah untuk pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan,&r