Share

Nonton Bareng

Dari cerita yang Dokter Doddy katakan, dia berada di sebuah ViIla di daerah Ciwidey. Ageeza tak mungkin berangkat kesana sendiri, rencananya ia akan mengajak Bang Gaza.

Kebetulan Geeza bekerja belum genap satu bulan dan belum mendapat libur untuk sekarang ini. Sudah di pastikan jadwal menemui dr.Doddy baru akan dilakukan bulan depan saat ia libur dan Abangnya libur.

"Heyyy! Ngapain melamun?" tanya Susan.

"Hey San, akhirnya kita satu shift lagi. Mau gak? bakso nih pedes," tawar Geeza.

"Enggak ah, aku mau soto saja. Pulang kerja nonton yuk! jenuh kerja terus."

"Hayukk, aku juga jenuh sudah butuh refreshing nih."

Geeza bertemu Maminya Saina di kantin, dia sangat bahagia menerima hadiah ulang tahun dari bidadari kecilnya itu. Sebuah apron bertuliskan ♡ Mami, yang disulam oleh tangan mungil Saina sendiri.

Syukurlah, meskipun sedikit kebahagiaan tapi bisa mengobati sedikit rindu sang Mami. Sudah seminggu lebih Geeza tidak bertemu bidadari kecil itu, pekerjaannya sangat banyak sehingga ia tidak menyadari jika Saina sudah lama tidak menguntitnya.

Jam tiga sore, semua pekerjaan selesai saatnya bersenang-senang. Ageeza dan Susan naik motor masing-masing, sebelum nonton mereka sempat makan di foodcourt sekitaran Mall.

"Kita mau nonton apa nih?" tanya Ageeza.

"Aku mau horor, seru kayanya," jawab Susan.

"Serius nih? Nanti aku pulang sendiri loh San. Aku mah tiap hari juga udah horor, lihatin hantu terus."

"Merem aja pulangnya biar gak ngelihat hantu."

"Yang romantis gitu, ada nggak?" usul Ageeza

Setelah beradu argumen beberapa menit akhirnya mereka memilih menonton film action.

Mereka keluar teater sekitar pukul sepuluh malam, untungnya besok masuk kerja jam tiga sore. Geeza dan Susan membawa motor beriringan sampai akhirnya berpisah di lampu merah karena arah rumah mereka berlawanan arah.

Setelah memasuki komplek jalanan sedikit sepi, tidak seperti di jalan raya tadi. Mengusir rasa hangat yang mulai menjalar Geeza bernyanyi nyaring, mengikuti irama musik dari earphone. 

Sedang asyik menikmati irama lagu, Geeza terperanjat lalu menginjak rem mendadak.

"Dokter!!" Saat melirik spion ia melihat dr.Doddy duduk di belakangnya.

"Kenapa kaget, aku sudah mengikuti kamu sejak di bioskop, kalee!"

"Bisa gak kalau datang tuh permisi dulu kek, untung aku gak jantungan."

"Jantungan sih enggak, tapi baperan," ejek dr.Doddy.

"Diam deh, berisik!"

"Seneng ya jalan-jalan, naik motor sama cewek cantik, diboncengin juga, romantislah."

"Romantis apaan! Di mana-mana cowok yang boncenginlah."

"Boleh, kamu siap gak kalau nanti orang-orang lihat motor kamu jalan sendiri?"

"Ish! Alasan lama."

"Hahaha ... aku paling suka kalau kamu marah Geeza. Hidungmu itu kembang kempis."

"Dasaar, Dokter nyebelin! Body shamming tau, nanti aku tuntut loh?"

"Ya, silakan."

"Bete deh ngomong sama hantu, salah mulu."

Ageeza menghentikan motor di garasi, diikuti  dr. Doddy di belakang. Sepertinya Ibu dan Ayahnya sudah tidur, tinggal Bang Gaza sedang asyik menonton acara bola di TV.

Dengan pede-nya dr. Doddy duduk di sofa, ikut menonton TV sambil menikmati keripik singkong favorit Bang Gaza. Untungnya mata Abang fokus menonton jadi tidak menyadari jika keripiknya cepat habis.

Setelah mandi Geeza mengeringkan rambut menggunakan hairdryer. Ya, mandi malam memang tak bagus tapi ia tak akan bisa tidur jika tak mandi. Setelah rambut setengah kering Geeza makan malam sambil menonton TV bersama Abangnya.

"Dek!"

"Iya Bang."

"Merinding gak sih? kok hawanya beda ya?" ujar Bang Gaza.

"Perasaan Abang aja, aku mah biasa," elakku.

"Ah dasar lu, awas nanti kalau mau nginep di kamar Abang!" Abang berlalu naik ke kamarnya.

"Enggak akan Bang, aku berani sekarang," teriak Geeza.

"Abang kamu juga peka ya?" tanya dr. Doddy.

"Iya, cuma Abang gak bisa lihat, sudah ah aku mau tidur, Dok!"

"Jangan dong, sudah makan malam jam segini langsung tidur pula. Kamu mau gendut?" cerocos dr. Doddy.

"Daripada gak bisa tidur, kelaparan!" belaku.

"Selain gak sehat, kalau nanti kamu gendut, gak ada yang mau sama kamu."

"Gak apalah, 'kan ada Dokter yang mau." Ageeza mengerjapkan matanya dengan genit berulang sampai dr. Doddy menghilang entah kemana.

Geeza tertawa geli melihat tingkah dr. Doddy yang ke ge-er-ran.

♡♡♡♡♡

Seperti biasa jam kerja siang tak sesibuk jam pagi atau malam, ada saat senggang hingga Geeza, Susan dan Anya bisa mengobrol. Hari ini mereka bertiga satu shift, jadi bisa sedikit mengobrol sambil menikmati cemilan yang dibawa Anya.

"Jahat banget pada nonton gua gak di ajak," keluh Anya.

"Bukannya gak mau ngajak, kemarin kan kita gak satu shift."

"Alesan lu mah, San!" Geeza hanya tersenyum jadi wasit dua orang yang ribut.

"Sudah jangan ribut, tuh ada pasien!" Mereka bertigapun mulai bekerja.

Sudah hampir jam sebelas dari tadi Saina mondar-mandir di Pavilliun anggrek, Geeza belum sempat menyapanya karena sibuk. Syukurlah dia sabar, tidak mengganggu hanya mengikutiku sampai loker.

"Kakak," panggil Saina.

"Iya, Cantik. Maaf ya, tadi kakak sibuk banget?"

"Aku mau ikut kakak pulang, kangeenn." Saina memeluk erat, membuat Geeza tidak tega menolak dan akhirnya mengiyakan.

"Ayo naik, Sayang!" Saina malah menggelengkan kepala. "Kenapa gak naik Saina?"

"Om Dokter sudah duduk di belakang duluan, Kakak," tunjuk Saina.

"Humft! Dokter ngapain main naik aja?" tegurku.

"Mau pulanglah, ke rumah kamu."

"Ya sudah, Sayang. Duduk di depan, ya, biar Om Dokter di belakang," bujuk Geeza.

Scooter matic putih milik Geeza akhirnya melenggang dikeheningan malam. Untunglah jalanan sepi, jika tidak orang-orang pasti sudah menganggap Geeza gil*. 

Sedari berangkat dari parkiran Rumah Sakit ia tak henti menjawab ocehan Saina yang tiada henti, dr. Doddy sampai menertawakan Geeza yang kewalahan menjawab pertanyaan gadis mungil itu.

"Assalamualaikum, kBu, Yah!" Geeza menyalami kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam, gimana kerjaanya Za?"

"Alhamdulillah lancar, Yah. Abang sudah tidur, Bu?"

"Belum, paling sedang mengerjakan tugas. Barusan naik ke kamar."

"Geeza juga mau ke kamar, Bu Gak usah siapin makan ya, Geeza mau langsung tidur aja."

"Oke, Sayang."

Saina dan dr. Doddy sudah cocok saja seperti Om dan keponakan, pas Geeza masuk ke kamar mereka berdua sedang berkejaran, kasur berantakan, boneka berhamburan di lantai. Baru saja akan ditegur dr. Doddy malah diam tertegun di depan cermin.

"Kenapa, Dok, kok tiba-tiba diam?" tanya Geeza.

"Makasih yah." dr. Doddy menggenggam kedua tangan Geeza sebelum Geeza melepaskannya sekilas.

"Mmm ... maaf, Dok, jangan begini. Ada Saina di sini."

" Iiyaa ... maaaf, aku sampai gak sadar ada Saina." Dia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Om Dokter, aku segede gini masa gak kelihat?" protes Saina.

"Maafin Om Dokter ya, Cantik?"

"Terima kasihnya buat apa, Dok?" tanya Geeza.

"Itu!" dr. Dody menunjuk bunga mawar putih pemberiannya yang sudah mengering di dalam vas bunga tepat di depan cermin.

Ageeza jadi kikuk, bingung harus menjawab apa, ketahuan deh dia bucin sama Pak Dokter. Malas menanggapi tatapan genitnya, tanpa memberi jawaban Geeza menarik selimut dan mengajak Saina tidur bersamanya.

Seperti biasa Sang Dokter tampan menghilang entah ke mana?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status