Karena Thian Sin, Yok Kwi dan putri Lie Hwa sibuk dengan musuh yang berada di dalam benteng, Panglima Arkun terus memerintahkan prajurit nya mendobrak gerbang kota Tayli.Hujan anak panah yang di lesatkan tidak membuat prajurit pendobrak pintu gentar, karena pasukan tameng selalu melindungi mereka, jika ada panah yang lolos dan berhasil menewaskan prajurit pendobrak pintu gerbang, langsung di gantikan oleh yang lain.Prajurit pemanah kota Tayli juga tidak terlalu fokus memanah, karena pelontar batu terus menghujani mereka, belum lagi para pemanah berkuda.Komandan Gurma terus teriak memberi semangat anak buahnya membalas hujan panah lawan.Jendral Zhou Chu melihat pintu gerbang mulai goyah langsung turun dan memerintahkan prajurit untuk melapisi pintu gerbang dengan kayu serta batu untuk menahan dobrakan pihak prajurit Yuan.Siapkan anak tangga serta tali untuk naik!? Teriak panglima Arkun melihat pintu gerbang kota masih belum berhasil di runtuhkan.Komandan Gurma mendengar perintah
Memang terlihat biasa saja sesudah kepala Thian Sin di tepak oleh Yok Kwi, kemudian aura hitam keluar dari pedang dan masuk ke dalam tubuh Thian Sin, tetapi yang terjadi di dalam tubuh Thian Sin berbeda, karena aliran darah di meridian ( urat yang menyalurkan tenaga dalam ) Thian Sin terus bergejolak, penghuni lama serta pendatang baru yang tidak lain dari dua jiwa saling hantam berebut untuk menguasai tubuh.Sepasang badai utara memang menyerang dengan dua pusaran angin, tetapi sesaat serangan menuju ke arah Thian Sin, kedua jiwa bersatu dan membuat serangan sepasang badai utara tidak berarti.Di sisi lain, Lie Hwa di perintahkan oleh Yok Kwi untuk membawa Kim Mi pergi, begitu pula dengan Jendral Zhou Chu. Yok Kwi memerintahkan sang Jendral untuk menarik pasukannya dan mundur dari gerbang kota Tayli, karena gerbang kota sudah tidak bisa di pertahankan lagi.Seiring dengan berkurangnya penjagaan dari prajurit Tayli, tentara Yuan mulai masuk dari benteng kota, gerbang kota juga perlaha
Pertempuran hebat terjadi di dekat gerbang kota Tayli antara Thian Sin dan Sepasang Badai Utara, sepasang pendekar tua tersebut walau tidak berada di atas angin, tetapi berkat pengalaman bertempur sepasang suami istri tersebut mampu menahan serangan serangan yang di lakukan oleh Thian Sin.Sementara pasukan yang di pimpin oleh Yok Kwi perlahan keluar dari kota dan mulai bergerak menjauh dari kota Tayli walau terus di buru oleh pasukan Yuan pimpinan panglima Arkun.Jurus andalan Pemecah Gelombang dari Sepasang Badai utara hanya bisa mendorong tubuh Thian Sin tanpa dapat melukai, itu pun jika keduanya menggabungkan pukulan dengan tenaga dalam mereka berdua.Shenjin dan Bi Hai sudah putus asa melawan Thian Sin, karena setiap tangan mereka hendak menyentuh tubuh lawan, tangan mereka seperti melenceng.“Kepung dan serang dia!?” Teriak Shenjin kepada puluhan prajurit Yuan yang tidak ikut mengejar rombongan prajurit Tayli.Walau gentar melihat pertempuran antara Thian Sin serta Sepasang Bada
Shenjin terus menyedot tenaga dalam Bi Hai melalui telapak tangan, kemudian tenaga dalam yang berhasil di tarik, di keluarkan kembali melalui tangan kanan Shenjin, untuk menambah kedasyatan ilmu topan mengguncang lautan.Tubuh Thian Sin terus naik dan berputar putar terbawa oleh pusaran angin topan cipataan Shenjin.“Aku rasa pemuda itu sudah tewas oleh angin topan hasil gabungan tenaga dalam kita.“Cukup Bi Moi! Tarik kembali tenaga dalammu, sebelum terlambat,” ucap Shenjin.Bi Hai anggukan kepala, kemudian tangan nya menotok satu urat di dada serta bahu untuk menutup tenaga dalamnya agar tidak tersedot oleh Shenjin.Shenjin lepaskan telapak tangan kiri dari telapak Bi Hai, kemudian kedua tangannya di dorong kedepan untuk menambah tenaga dalam jurus Topan mengguncang lautan, tetapi kali ini hanya tenaga dalam Shenjin yang di gunakan.Shenjin melihat Thian Sin tidak berdaya dan terombang ambing oleh ilmu topan pengguncang lautan, itu sebabnya Shenjin menyuruh Bi Hai untuk melepaskan s
Hutan di pegunungan Liu sangat lebat, jika satu rombongan besar melewati hutan Liu, jangan harap rombongan tersebut dapat bergerak dengan cepat.Hal itu pula yang di alami oleh rombongan Yok Kwi, mereka berjalan perlahan dan terus memasuki hutan di pegunungan Liu, keuntungan Yok Kwi melewati hutan Liu atas saran Kim Hwa adalah rombongan bisa cepat bersembunyi serta menghindar dari serangan cepat pasukan yang di pimpin oleh Panglima Arkun.Tetapi Kim Hwa tidak tahu kalau Jendral Gurma sudah mengetahui hutan tersebut dan berusaha mencegat jalan keluar yang akan di ambil oleh prajurit Tayli, sementara Panglima Arkun terus bergerak mendorong pasukan Tayli agar segera keluar dari hutan Liu.Jendral Zhou Chu membagi dua prajurit pilihan, satu rombongan di depan untuk membuka jalan dan rombongan lain bergerak di belakang untuk menahan serangan musuh yang datang.“Cepat….cepat! Nanti kita tersusul oleh mereka jika kita bergerak lambat,” ucap Jendral Zhou Chu kepada anak buahnya.“Untuk saat i
“Aneh! Kenapa di dalam hutan bisa ada bau tembakau,” batin Mogu.Merasa ada hal yang tidak wajar, Mogu memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menyebar.Prajurit Yuan yang bersama Mogu ketika melihat isyarat sang pemimpin, mereka langsung menyebar dan berusaha mencari asal bau tembakau yang mereka cium.Ketika para prajurit mulai mencari, tiba-tiba Mogu mendengar suara ringkik kuda.Raut wajah Mogu berubah ketika teringat dengan 500 ekor kuda yang baru saja mereka sembunyikan.Tanpa banyak bicara Mogu langsung mencabut golok dari punggung dan melesat ke tempat dimana mereka menyembunyikan kuda.Benar saja perkiraan Mogu, di tempat mereka menyembunyikan kuda, Mogu melihat seorang kakek tengah memegang tali kekang seekor kuda di kelilingi oleh anak buahnya.“Kurang ajar! Berani sekali kau mencuri kuda, kau tahu kuda milik siapa yang kau curi? Tanya Mogu sambil acungkan golok ke arah si kakek.“Kalian yang hendak mencuri, kuda-kuda ini adalah milikku karena aku yang menemukan kuda-kud
Jendral Gurma ketika mendengar suara Bu Ceng Kui langsung bergegas menyusul anak buahnya ke tempat penyimpanan kuda.Langkahnya semakin di percepat saat mendengar suara teriakan dan beradunya senjata“Apa yang terjadi? Apa mungkin pasukan Tayli sudah tahu rencana kami?” Batin Jendral Gurma sambil memerintahkan anak buahnya untuk bergegas.“Walau rencanaku sudah di ketahui, tetapi itu tidak jadi masalah karena mereka tidak akan menang melawan pasukan Panglima Arkun,” kembali Jendral Gurma berkata dalam hati.Sementara itu Wu Chen, Bu Ceng Kui serta kelompok Topeng merah bersiap menghadapi prajurit Yuan yang di pimpin oleh Jendral Gurma, mereka bersembunyi di antara 500 ekor kuda.Sesampainya di depan pagar yang menjadi tempat persembunyian kuda, Jendral Gurma menatap ke arah kuda-kuda yang berada di dalam kandang sementara tersebut.“Aneh! Ke mana Mogu bersama anak buahnya? Batin Jendral Gurma tidak melihat anak buahnya tersebut di tempat persembunyian kuda. “Coba periksa kuda-kuda d
Pada tahun 1272 Bangsa Mongol berhasil menaklukan Dynasti Song, membuat bangsa Han harus merelakan negara mereka di pimpin oleh Bangsa asing.Pemerintah Mongol yang di pimpin oleh Kubilai Khan resmi mendirikan negara yang di beri nama Yuan Raya.Sejak kerajaan Song runtuh, bangsa Han mulai kehilangan kepercayaan diri.Bangsawan serta mantan pembesar Song memilih bersembunyi agar keluarga mereka selamat.Hal tersebut juga terjadi di dunia persilatan, para pesilat bangsa Mongol yang terus membanjiri Tiongkok membuat kerusuhan dan menantang para pesilat Han, tetapi para pesilat bangsa Mongol masih menahan diri dan tidak terlalu berani lebih jauh mencampuri urusan bangsa Han karena para pesilat bangsa Han mempunyai 8 tokoh yang sangat di segani oleh dunia persilatan, termasuk para pesilat dari Mongol.Walau ke delapan tokoh tersebut terbelah menjadi dua dan saling berseberangan, tetapi mereka dalam satu hal mempunyai satu kesamaan, mereka sangat membenci bangsa Mongol yang sudah menjajah