Share

BAB 151 S2 Kamar Lama Suamiku

"Iya, Ma. Kami jarang berkunjung karena memang sibuk mengurus si kembar di tambah bayi ketiga kami sudah lahir. Kami malah menunggu Papa dan Mama di rumah," ucapku sambil tersenyum.

Aku bukan Mas Anggara yang hanya diam jika orang lain bertindak tidak mengenakan.

"Makanya dari awal kan Mama bilang cari pengasuh bayi. Jangan terlalu pelit, masa buat bayar pengasuh saja tidak bisa. Apa perlu Mama yang bayarkan? Perusahaan Papa sudah jauh lebih maju saat dipimpin sama Leon. Ya anggaplah hadiah dari Mama."

Aku melirik Mas Anggara sekadar ingin melihat bagaimana reaksinya saat mendengar saudara tirinya yang malah memimpin perusahaan sang ayah, sementara anak kandung sendiri jatuh bangun untuk membangun bisnis sendiri, malah dengan bantuan orang lain.

Terkadang memang, orang terdekat akan terasa asing. Sedangkan orang asing itu sendiri bisa menjadi yang paling dekat, paling membantu dan paling mengerti.

"Tidak perlu. Saya masih sanggup memberikan semua yang terbaik untuk keluarga saya," uc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status