Share

Dua puluh satu

"Mbak, aku disuruh Ibu nemeni Mbak Ambar," ucap Fitri setelah masuk ke kamar Ambar. Bundanya Alif itu memang belum mengunci pintu kamarnya, karena dia belum bersiap untuk tidur. Sementara wanita yang diajak bicara itu tak menyahut, Ambar terlihat tengah mencari sesuatu dalam lemarinya.

"Cari apa sih, Mbak? Serius amat?" tanya Fitri setelah mendekat.

"Fit, semua surat penting ndak ada di tempatnya," sahut Ambar terlihat panik.

"Loh? Kok bisa?" tanya Fitri ikut panik. "Coba cari yang betul-betul, Mbak. Barangkali nyelip di bawah," ujarnya.

Ambar menatap perempuan yang hobi memasak itu. "Ndak mungkin nyelip, Fit. Apa mungkin tadi pas kita ke salon, Mas Rudi datang?" tanya sekaligus tebakannya.

"Dia punya kuncinya?" Fitri balik bertanya.

Ambar mengangguk sebagai jawaban iya.

"Memang untuk apa Mas Rudi melakukannya ya, Mbak?"

"Rekaman video itu, iya ... pasti dia ingin menukar surat-surat penting dengan rekaman videonya," tebak Ambar.

"Laporkan saja ke kantor polisi, Mbak," usul Fitri.

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status