Share

Bab 109

Marco menatap kakaknya yang menghampirinya. Ia melihat lelaki itu melepaskan troli berisi tas koper bawaannya, hanya untuk menghampirinya.

“Kakak,” sambut Marco saat keduanya sudah dekat.

Namun Irfan membalas sambutan itu dengan sebuah tamparan keras di pipinya. Wajahnya terlihat sangat serius.

Mona terkejut melihat reaksi suaminya. Ia bergegas menghampiri keduanya untuk melerai. Tentu saja akan sangat memalukan jika kedua kakak beradik itu bertengkar di bandara.

“Apa kamu ini benar-benar sudah gila? Bisa-bisanya kamu membuat kekacauan seperti ini,” geram Irfan.

Marco menelan kasar salivanya. Lidahnya terasa kelu, tak bisa menyampaikan pembelaan atas dirinya sendiri.

“Maaf.”

“Cuma itu yang bisa kamu katakan!” hardik Irfan. “Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya. Selesaikan urusanmu dengan Zissy sebelum mengambil alih tanggung jawabku untuk menjaga dan merawat Cassandra. Tapi apa?”

Marco mengepalkan tinjunya. Bibirnya mengatup rapat. Kali ini ia tak dapat menjawab sepatah katapun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status