Share

Kejujuran

"Kenapa kamu harus melakukan ini?" gumamku sambil mengusap wajah Hendra dengan kapas antiseptik.

"Tak apa, Tiara. Laki-laki bajingan macam Haris menang harus dikasih pelajaran."

Aku agak kaget mendengar kemarahan Hendra sampai tak sadar bila tanganku sudah menekan lukanya lebih kuat.

Ketika wajahnya meringis barulah aku sadar yang terjadi. "Maaf, maaf, aku tak sengaja."

Hendra cuma tersenyum tipis. "It's okay. Mendapat perhatian darimu sudah cukup. Rasanya seperti mimpi."

Aku kembali terkesiap. Saat ini pikiranku kembali teringat dengan laporan Anton tempo hari. Rasa penasaran kembali meronta-ronta didalam sana. Memberanikan diri, aku mulai bertanya.

"Hendra... mengapa kamu sebaik ini? Maksudku... kamu sangat perhatian sampai aku tidak enak hati."

Dia menatapku sekilas. "Karena kamu memang layak diperhatikan. Tanpa melakukan apa-apa, semua perhatian bakal tertuju padamu."

Ada gejolak rasa dalam batinku. Sejak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status