" Untuk acara hari ini sudah kami atur, setelah ini kami akan melatih stamina kalian. Kalian akan berkeliling lapangan sebanyak 10 kali bagi yang pria dan yang wanita 3 kali!" Ucap Tomy
"Apa-apaan ini.. Ini Ospek atau latihan militer?" Teriak salah seorang junior.
"iya benar!" Sambung junior lainnya.
"Kalian tidak terima? kalau kalian tidak terima sini maju dan keluar dari kampus ini!" Tegas Tomy.
Seketika suara-suara tadi menghilang dan senyap seketika.
"Maaf kak!" terdengar suara dari barisan junior.
" Sekarang kalian lari!"
Saat itu pun para junior pergi untuk berlari bersama-sama mengelilingi lapangan.
"Hemz... Baru saja istirahat sebentar!" Sambil menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi Raydha ikut berlari bersama teman-temannya.
"Apa ini tidak keterlaluan Tom? Lagi pula lapangan ini terlalu luas!" tanya Nadia karena kasihan dengan juniornya.
Nadia adalah teman sekamar Intan dan merupakan teman baik Intan. Nadia juga Gadis yang cantik dan sangat Dewasa. berbeda dengan Intan yang sedikit melihat pria dari materi. Nadia tidak pernah memikirkan hal tersebut. karena menurutnya. selagi kita mau berjuang, apapun bisa kita dapatkan.
"Aku tau apa yang aku lakukan, aku ketua panitia dan aku yang bertanggung jawab penuh atas ini..!!! kamu kasihan dengan mereka atau kamu kasihan kepada anak itu yang tadi sudah aku hukum?" Ucap Tomy sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah Raydha dengan wajah sedikit kesal.
"A..aku hanya... ... !"
"Sudah Nad, kita ikutin aja maunya Tomy. toh kalau ada apa-apa dia yang bertangung jawab. Ucap Intan karena tidak ingin temannya berdebat.
"Baiklah"
Setelah beberapa lama, para junior yang wanita selesai mengelilingi lapangan. mereka duduk di tengah lapangam dan melihat teman-teman pria mereka yang masih berkeliling lapangan.
Setelah 8x putaran banyak yang sudah tidak mampu melanjutkan putaran dan memilih untuk berhenti dan duduk. ada juga yang langsung berbaring katena keletihan. Di luar itu, ada beberapa orang yang terus melanjutkan putarannya. Salah satunya adalah Raydha. Raydha dan 4 orang lainnya terus melanjutkan putaran.
Di suduh lapangan Nadia terus Menatap kearah mereka yang berlari. Tampak raut cemas di wajahnya.
" Apa kamu menghawatirkan seseorang?" Ucap Intan sambil menyengol tangan Nadia seraya merayu Nadia yang memasang wajah khawatir saat melihat junior mereka yang masih berlari.
" Ahh gak kok, a..a.. aku hanya takut aja mereka kenapa-kenapa. apa lagi yang satu itu. tadi dia sudah di hukum 5 putaran dan kini harus 10 putaran." jawab Nadia dengan sedikit malu-malu.
"Ohh... jadi anak Itu... Untuk wajah mendekati perfect.. cuma gak tau kantongnya" goda Intan sambil senyum tipis.
Tidak jauh dari mereka Tomy, Aldo dan mexy mendengar percakapan mereka.
"Sepertinya Intan dan Nadia suka salah seorang mahasiswa baru ini, Tomy ada saingan sepertinya!" ucap Aldo yang sekarang tepat di depan Tomy.
"Aku juga berfikiran sama bro" sambung Mexy.
Seketika itu, raut wajah Tomy berubah. Dia seperti ingin memukul seseorang.
" Lihat saja nanti, apa yang bisa aku lakukan!" gumam Tomy dalam hati.
Akhirnya 10 putaran pun selesai mereka lakukan dan kini mereka di beri waktu untuk beristirahat. sebelum melanjutkan kegiatan lainnya.
Setelah istirahat beberapa saat mereka pun melanjutkan kegiatan yang di susun oleh pihak panitia. dan tidak terasa seluruh kegiatan yang di susun panitia untuk siang itu pun selesai semua.
Sebelum mereka masuk ke asrama, mereka kembali berkumpul dan di berikan arahan oleh Tomy.
" Untuk kegiatan siang ini semuanya sudah selesai dan kalian boleh pulang ke asrama masing-masing untuk istirahat. dan untuk kamar kalian sudah di tentukan oleh pihak kampus. untuk lebih jelas kalian lihat di di sana" sambil menunjuk ke suatu tempat.
" Dan yang terakhir. Nanti malam kita acara Pengenalan satu sama lainnya. Jadi saya ingin satu persatu dari kalian maju ke dapan untuk memperkenalkan diri dan unjuk bakat kalian." Ucap Tomy
"Siap kak.."
"oke kak.."
Terdengar suara dari Barisan Junior.
"Dan kamu!" Sambil menunjuk Raydha, "Kamu harus menghibur kami semua karena sudah terlambat tadi! saya tidak perduli hiburan apa yang akan kamu lakukan.
Dan sekarang kalian bubar dan pulang ke asrama.
Mendengar Ucapan Tomy ke arahnya, Raydha hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi menolak atau menyetujui apa yang di perintahkan Tomy. Dia hanya mendengarkan dan membalikan tubuhnya untuk menuju Asramanya. Yang dia fikir saat ini hanyalah mandi dan istirahat karena tubuhnya sangatlah kelelahan.
Setelah tiba di kamarnya, Raydha bertemu dengan 3 orang pria yang saling berjabat tangan. Ya, Mereka sedang berkenalan. Mereka adalah teman sekamar Raydha.Melihat Raydha yang berada di depan pintu. salah seorang pria tersebut memanggil Raydha."Hey, bukankah kamu yang tadi terlambat datang? ternyata kita satu kamar!" ucap pria tersebut dengan tawa sambil menghampiri Raydha."Iya!" Singkat dari Raydha yang masuk ke dalam dan langsung menghampiri tempat tidurnya." Perkenalkan nama aku Andi! kalau yang kelihatan seperti kutu buku itu Ahmad dan yang di sebelahnya Riko. Nama kamu siapa bro?" Ucap Andi sambil memperkenalkan temannnya yang lain. Andi merupakan anak yang sangat mudah bergaul."Raydha!" tegas Raydha yang langsung berbaring di tempat tidur."Mungkin Raydha kelelahan Bro! Sudah biarin dia istirahat. Sambung Ahmad sengaja memotong karena melihat sifat Raydha yang mungkin akan membuat Andy tersulut emosi.Di sudut lain Rik
"Sialan, apa-apaan anak itu, sombong sekali ucapannya!" Seru Andi teman sekamarnya yang berbicara kepada teman di sebelahnya.Andi memang mulai membenci Raydha semenjak Raydha acuh kepadanya saat dirinya ingin mengajak Raydha berkenalan.Di sudut lain Tomy dan senior Pria lainnya juga ikut geram dengan perkataan Raydha.Sedangkan para gadis yang di ruangan itu semakin mengagguminya. karena sikap Raydha semakin menunjukan bahwa dirinya semakin misterius dan semakin berkarisma."Sekarang kamu tunjukan kepada kami apa yang bisa kamu lakukan untuk menghibur kami! dan jika kamu gagal membuat kami senang. kamu akan mendapatkan hukuman!" Seru Tomy dengan nada sedikit kesal.Setelah itu, Raydha mengalihkan pandangannya ke setiap sudut Aula. Dia melihat sesuatu alat yang bisa dia gunakan, dan akhirnya dia berjalan menuju alat tersebut."Mau ngapain dia?"tanya IntanNadia yang saat itu ada di sebelahnya hanya melihat Raydha sambil menggelengkan
Saat itu yang terlintas di benak mereka adalah 'MR.X' sosok yang hanya bermodalkan suaranya saja dan pasti parasnya tidak akan dapat dia andalkan. itulah mungkin alasannya mengapa dia menutupi identitasnya."Bisa mungkin Raydha bukanlah 'MR.X'. untuk apa dia menyanyikan lagu itu kalau dia memang 'MR.X'. bisa jadi memang suara Raydha mirip sekali dengan 'MR.X." Ucap Nadia karena dia ingin perdebatan yang tidak penting itu segera berakhir."Iya. Lagi pula tidak ada untungnya juga untuk kita siapa dia sebenarnya.! tambah Intan dengan menunjukan ketidak perduliannya terhadap Raydha.Padahal di dalam hatinya. dia semakin ingin tau siapa Raydha sebebarnya. Jika memang Raydha adalah 'MR.X', Intan berniat untuk mendekati Raydha."Sudah cukup, tenang semuanya!" seru Tomy dengan nada yang kesal.Dia bermaksud melanjutkan acara agar yang lain bisa sejenak lupa dengan yang barusan terjadi.Seketika itu keadaan sunyi lagi, dan perhatian semuanya tert
"Sepertinya ini saatnya aku menunjukan ke ahlian aku ke Lidya!" gumam Andy dalam hati sambil melihat ke arah Lidya.Andy adalah remaja yang lumayan mahir di bidang olahraga sepak bola. Dia pernah mewakili SMA nya untuk tanding antar SMA. Dan saat itu di adalah kapten team."Sepertinya dia tidak bisa bermain sepak bola!" gumam Tomy seraya melihat ke arah Raydha yang hanya duduk sambil membaca sebuah Komik di tangannya."Tapi anggota kita kurang 1 bro!" Ucap salah satu teman mereka.Seketika itu pandangan Ahmad langsung tertuju ke arah Raydha. dan berniat menghampiri Raydha."Tunggu, jangan bilang kamu ingin mengajak Raydha! kalau dia bisa pasti dia menawarkan diri tadi!" Ucap Andy sambil memegang tangan Ahmad."Dari pada kita kurang pemain, dan kita tidak bisa main. lebih baik kita ajak saja. lagi pula tidak apa-apa juga kalau dia tidak bisa mainkan!" Seru Ahmad dan langsung berlari menghampiri Raydha."Ray?Ikut main yuk bantu ka
Suara tersebut berasal dari Nadia, sontak dia memberi dukungan ke Raydha karena melihat cara Raydha mengecoh temannya sangatlah menakjubkan. Tidak hanya Nadia, yang lain pun ikut terpana dengan apa yang baru saja mereka lihat. Kembali lagi ke dalam lapangan. Setelah berhasil mengecoh mexy dan faisal Raydha kembali berlari menuju gawang lawan. Satu persatu pemain bertahan lawan mencoba menahan Raydha. akan tetapi hal tersebut sia-sia belaka. semuanya berhasil di kecoh Raydha. Hingga akhirnya Raydha tiba di depan gawang lawan. Saat hendak melakukan tendangan ke gawang. tiba-tiba penjaga gawang menyergap dengan cepat ke arah Raydha. Dengan sangat cepat Raydha menarik bola dengan ujung kakinya ke belakang. kemudian Dia memantulkan bola ke atas kemudian bola tersebut melayang di atas penjaga gawang hingga akhirnya bola tersebut mendarat di dalam gawang lawan. Penjaga gawang hanya terdiam sambil melihat ke arah bola yang sekarang sudah masuk ke dalam gawang
"Mereka ngapain si?" gumam Nadia sambil mengepalkan tangannya.Raut wajah Nadia seperti terbakar cemburu. Dia sepertinya sangat kesal melihat Lidya yang mendekati Raydha. kekesalan Nadia semakin memuncak saat melihat mereka saling bertukaran senyuman dan saling berjabat tangan yang menandakan mereka semakin dekat.Melihat paras Lidya yang sangat cantik. wajar saja jika Nadia menaruh cemburu kepada Lidya. Karena dia yakin Raydha juga pasti suka dengan Lidya."Perasaan apa ini?""Sadar Nad, kamu baru kenal dan belum tentu dia juga suka dengan kamu!" gumam Nadia terus meyakinkan dirinya.Perlahan Nadia membalikan tubuhnya seperti ingin meninggalkan sisi lapangan."Kamu mau ke mana?" tanya Intan"Aku mau ke toilet sebentar!" jawab Nadia terus berjalan menjauhi keruman.Melihat ada yang aneh dengan sahabatnya. Intan mencoba melihat sekelilingnya. karena sebelumnya setiap Nadia ingin ke toilet, Nadia selalu mengajak dirinya. Da
"Ya sudah kamu istirahat, besok pagi kamu harus pergi lagi ke kampus"! sambung Oma."Iya Oma"! sambil membalikan tubuhnya Raydha berjalan kearah kamarnya.Sesampai di dalam kamar, saat dirinya hendak naik ke atas tempat tidur, perhatiannya teralihkan oleh suara telepon gengam yang dia letakan di atas meja."Kriiinng... kringgg...kriiinggg...!""Hallo... ini benar Raydha? terdengar suara seorang gadis dari dalam telepon."iya, ini siapa?" tanya Raydha"Ini aku Lidya, kamu belum tidur Ray?" jawab Lidya"hem Lidya...!! belum, ada perlu apa Lid?""Gini Ray, kalau kamu lagi tidak sibuk aku mau ajak kamu keluar untuk jalan-jalan. Lagi pula besok kita sudah masuk kampus dan tidak bisa keluar lagi" ucap Lidya dengan nada sedikit memohon."Bagaimana ya, sejujurnya aku sedang tidak ingin kemana-mana. Ya sudah, kamu jemput aku ya, motor sudah aku simpan!" jawab Raydha"Iya, kamu share location ya. Aku jemput kamu
Berselang beberapa saat, mereka pun tiba di cafe tersebut. Terlihat banyak sekali pengunjung yang berada di cafe itu dan sebagian besar adalah teman-teman Lidya. Ternyata, salah satu teman Lidya sedang merayakan ulang tahun di cafe tersebut. dan dia mengundang semua teman-teman SMA nya termasuk Lidya. Saat Raydha dan Lidya hendak masuk ke dalam cafe, terdengar seseorang memanggil Lidya. "Lidya" suara yang sangat tidak asing bagi Lidya. Lidya membalikan tubuhnya dan melihat kearah datangnya suara tersebut. Terlihat 1 orang pria dan 3 orang wanita berjalan menghampiri Lidya dan Raydha. "Oh kalian" ucap Lidya. Mereka adalah teman sekaligus sahabat baik Lidya saat masih SMA. "Kamu baru datang Lid? yang di sebelah kamu itu siapa?" tanya seorang pria tubuh yang lumayan besar. "Iya aku baru saja tiba, oh ini kenalin teman kampus aku, namanya Raydha!" Ucap Lidya mengenalkan Raydha kepada teman-temannya.