Udah jadi tugas aku buat ngelindungin orang yang ku sayang. Jadi kamu gak boleh ngelarang-larang aku. Apalagi orang itu kamu, orang yang ku sayang sekaligus ku cinta.
-your love💖
Ray menghentikan langkahnya ketika mereka sampai di depan pintu yang berhias dua patung singa yang terbuat dari emas di sisi kanan dan kiri pintu.
"Pintu lagi honey??", Tanya Ray menolehkan kepalanya ke arah Diza sambil menaikkan sebelah alisnya lalu melanjutkan,
"Kejutan lagi?" Dan menunjukkan smirk andalannya.
'Biar apa cobak kek gitu' -batin Diza.
'Biar ganteng' -jawab angel Diza.
'Biar sexyyy' -jawab demon Diza.
"Haisshhh apaan", Diza menggeleng-gelengkan kepalanya membuyarkan lamunannya yang mulai mengarah dan membumbung tinggi ke hal yang tidak-tidak.
"Kenapa hon?", Tanya Ray bingung dengan tingkah absurd Diza disa
Andai kamu tahu. Kamu adalah hadiah terindah dalam hidupku.-your husband-Ada yang cemas, tapi ternyata hanya modus. Untung saja bukan lelaki kerdus.~D"Kamu sih bee kelamaan~", ucap Diza merajuk~.Ray yang mengancingkan kemejanya beralih fokus ke arah Diza yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.Ray kemudian memilih mendekati Diza, dan mengambil alih hair dryer di tangan Diza dengan lembut dan mulai menggantikan Diza mengeringkan rambutnya dengan hati-hati.Diza yang memandang bayangan dirinya dan Ray dari cermin, tersenyum senang karena keromantisan suaminya. Hilang sudah kekesalannya pada suaminya.Yups! Ray memang sedahsyat itu.Ray menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Menaruh hair dryer diatas meja rias di depan Diza. Lalu beralih untuk deduk di meja rias di hadapan Diza.M
"Biasanya juga doyan."~Raysum"Hoammmm...... perutku kembung, jadi ngantuk~" ucap Diza yang duduk di samping Ray yang menyetir.Yups. Ray dan Diza lebih memilih pulang daripada menginap di hotel, bukan tidak mehargai usahaa ayah Ray, namun Ray lebih memilih pulang setelah berterimakasih pada keluarganya dan Diza setelah memberi tahu alasannya tidak mau menginap. Tidak leluasa ucap Ray kala itu, benar-benar tebal muka sekali Rayden ini. Sedangkan Diza disampingnya, wajahnya sudah semerah kepiting rebus karena ucapan suaminya yang selalu menjurus ke hal yang membuatnya melayang-layang itu. Dan masih sempat untuk mencubit kecil pinggang suaminya yang membuatnya malu itu. Sedangkan yang lainnya tertawa melihat interaksi pasangan muda tersebut. Rayden dan Diza kemudian pamit pulang. Diza juga mendapat banyak wejangan dari ibu dan ibu mertuanya.Ray mengemudi dengan satu tangan sebelah
"Aku sudah biasa akan semua tentang dirimu, kenapa masih malu?"~RaysumRay terbangun dari tidurnya karena suara keroncongan perutnya sendiri. Melihat ke arah istrinya yang masih terlelap dalam tidurnya, kemudian mengecup dahinya.Ray kemudian turun dari kasur. Memunguti sepotong kain untuk menutupi tubuhnya. Melangkah kearah pintu untuk turun menuju dapur.Berpikir sejenak akan memasak apa dan setelah berkelumit dengan berbagai masakan di kepalanya, akhirnya ia memutuskan untuk memasak pasta untuk istri tercintanya dan dirinya.Ray memasak dengan lihai ditemani dengan siulannya, sengaja tak membangunkan istrinya karena yakin istrinya masih memerlukan waktu istirahat yang lebih lama. Memikirkan itu membuat Ray tersenyum sendiri.Setelah semuanya siap, Ray memberi pemanis diatas pasta berupa dua daun papermint yang salah satu ujung daunnya didekatkan agar membentuk simbol hati. Seper
"Masih perlu dipertanyakan rasaku padamu?"-Rayden-Diza mengangkat telepon, menempelkannya kearah telinga dan berbicara. "Halo dengan Diza disini."Jawaban dari seberang membuat Diza menjatuhkan gagang telepon dan melotot kearah Ray."Beee!!!" , Teriak Diza histerisRay yang sedari tadi memandang Diza terkejut akan teriakan Diza. Ray melotot terkejut."Iya hon?!", jawab Ray.Diza tak menjawab tapi menghentak-hentakkan kakinya kesal dan segera berbalik berlari menaiki tangga.Ray bingung ikut mengejar, tapi baru saja ia menaiki seperempat naikan tangga, Diza sudah kembali turun dengan pakaian berbeda."Mau kemana hon?", tanya Ray kebingungan karena kecepatan istrinya bertransformasi.Diza tak menjawab malah menyeret Ray keluar dari rumah. Dige
Di mall matabatin"Eh Nisa kok lo ngajak gue ke mall yang ini sih? Namanya aneh lagi.", ucap Diza kepada temannya Ranisanji Sutremi a.k.a Nisa atau bisa disebut Ranisa atau Rani atau Sanji asal bukan nisan saja katanya, ketika mereka berdua berada di dalam mall yang penuh dengan nuansa hitam dan bersuasana suram."Bikin bulu kuduk gue berdiri aja.", tambah Diza sambil mengusap lehernya.Nisa menutup mulut Diza dengan tangan kanannya, kemudian berbisik, "Sssttt! Disini gak boleh ngomong sembarangan."Diza segera menghempaskan tangan temannya itu."Kenapa?", Diza bertanya dengan penuh rasa penasaran, Nisa tolah-toleh kanan-kiri lalu mendekat ke arah Diza lalu berbisik-bisik."Dulu katanya disini tuh pernah ada yang mau buka mata batinnya, trus ngadain ritual gituu.. tapi ternyata ritualnya gagal dan menyebabkan kematian. Dan nama orang yang meninggal itu.
Seorang pria menghalangi penglihatan Diza yang melihat suaminya sedang bermesraan dengan seorang wanita dan seorang anak kecil. Mereka nampak seperti keluarga kecil bahagia yang sedang liburan di mall matabatin.Diza bergeser ke kiri dan pria di depannya ikut bergeser, dan saat bergeser ke kanan dia ikut bergeser ke kanan, Diza yang segera ingin melihat Rayden terus begitu dan mendapat penghalang yang sama sampai akhirnya Diza muak dan memilih mendorong pria di depannya lalu mendongakkan kepalanya untuk menegur pria yang kurang sopan ini.Tapi saat mendongakkan kepalanya Diza tertegun dan mengernyitkan dahi karena merasa kenal dengan pria manis di depannya ini."Mmm... maaf apa saya mengenal anda ?", ucap Diza sambil menatap pria itu penasaran.Sedangkan pria yang sedari tadi cengengesan menatap Diza dan memeluk Diza tanpa aba-aba dengan erat.Dan di sisi lain orang yang melihat dua insan berbeda je
pla(y) for you"~'N'ice"Jadi maksudnya mau main itu, kita mau nonton ya kak?", Tanya Diza heran saat matanya menangkap antrian di depan mereka."Yup! Ayo kita nikmati hari ini dengan bersenang-senang!", jawab Arga dengan ceria.Diza terdiam sejenak memikirkan usulan sepupunya yang baru kembali bertemu dengannya setelah sekian lama. 'Hmm sekalian reuni tidak apa-apa mungkin'."Oke tapi sepertinya aku harus ijin ke my husbando, okay?", ucap Diza setelah berpikir matang-matang.Dan Arga mengangguk menanggapi.Diza kemudian menjauh sambil merogoh tasnya untuk mencari ponselnya.Sedangkan Arga tetap berdiri di tempatnya dan mengeluarkan ponselnya dari saku untuk mengetikkan beberapa kata untuk seseorang. Setelah mengetuk ikon dengan lambang pesawat kertas, Arga kembali memasukkan ponselnya dan bersedekap menunggu Diza kembali
"Siap. Misi sedang dijalankan.""Kebersamaan itu mahal"-Argade Kaguza-"Kerjaan ya?", tanya Diza saat Arga kembali melangkah ke arahnya dengan bergaya cool ala supermodel korea.Arga mengangguk-anggukkan kepalanya. Mengambil sebuah bola basket lalu melemparnya secara tiba-tiba ke arah Diza. "Ayo lempar"Diza mengangguk dan mulai fokus saat melempar. Tapi itu di hentikan oleh sebuah suara. "Duh kakinya gak gitu, megang bolanya juga bukan gitu. Nih liat aku contohin ya."Kemudian Arga memberi Diza contoh dengan memperagakannya dan Boom! Bola masuk tepat ke keranjang basket.Diza bertepuk tangan heboh dan memuji Arga, "Woowww hebatt!!!"Arga mengangkat dagunya angkuh, "Siapa dulu dong, Arga gitu loh! Ayo giliranmu"Diza meng