"Hiks i-ituu" tunjuk Diza ke gumpalan kertas diatas meja meja makan.
"Apaan bi? Ini?" Tanya Nisa sambil mengambil gumpalan kertas itu.
"Ooo muka babi loo terus ada apa?" Tanya Nisa heran
Muka Diza merah padam, hilang sudah rasa sedihnya berganti rasa kekesalan.
"Bisa nggak sih nyet nggak usah ngatain gue babi!" Geplak Diza ke kepala Nisa -geplakan sayang, gasakit kok, cuman nyilu dikit aja ntar- peace.
"Aduhh iya iyaa sa, apaan sih cuman foto lo doang" heran Nisa.
"Kalo liat yang bener dong nyet buka bener-bener liat pake mata hati nurani loo" kesal Diza sambil merebut foto yang tak benar-benar dirapikan Nisa, kemudian merapikannya sehingga fotonya benar-benar terbuka sempurna. Dan menyerahkannya kembali ke Nisa.
"Lah inikan cowok yang kemarin sama lo di keepci itu
"Kok bisa sih? Emang kenapa Rayden gak percaya sama kamu bi?" Tanya Nisa heran."Hiks i-ituu" tunjuk Diza ke gumpalan kertas diatas meja meja makan."Apaan bi? Ini?" Tanya Nisa sambil mengambil gumpalan kertas itu."Ooo muka babi loo terus ada apa?" Tanya Nisa heranMuka Diza merah padam, hilang sudah rasa sedihnya berganti rasa kekesalan."Bisa nggak sih nyet nggak usah ngatain gue babi!" Geplak Diza ke kepala Nisa -geplakan sayang, gasakit kok, cuman nyilu dikit aja ntar- peace."Aduhh iya iyaa sa, apaan sih cuman foto lo doang" heran Nisa."Kalo liat yang bener dong nyet buka bener-bener liat pake mata hati nurani loo" kesal Diza sambil merebut foto yang tak benar-benar dirapikan Nisa, kemudian merapikannya sehingga fotonya benar-benar terbuka sempurna. Dan menyerahkannya kembali ke Nisa."Lah inikan cowok yang kemarin sama lo di keepci itu
Diza kemudian berjalan mendekati meja disamping tempat tidur, terduduk, kemudian mengambil sebuah bingkai yang didalamnya terdapat foto yang mengabadikan momen paling bahagianya bersama Rayden -foto pernikahannya-'Ah, bee. Apa yang salah denganmu? Kenapa pergi? Padahal baru belum sampai 24 jam, kenapa aku merindukan senyum hangatmu, ah tidak, bukan hanya senyummu, tapi segala apa yang ada pada dirimu' batin Diza sambil mengelus wajah Rayden yang terpatri dalam foto dan terpatri juga dalam hatinya.Diza kemudian memeluk foto itu dan berkata "bee, apapun yang terjadi kamu harus dengerin penjelasan dari aku, SEMANGAT ISTRINYA BEE!"Semangat Diza pada dirinya sendiri kemudian pergi membersihkan diri.Setelah memastikan penampilannya tidak terlalu menampakkan kesedihannya di depan cermin, Diza kemudian turun ke bawah untuk menemui mo- sahabatnya.Diza yang turun dengan anggun membuat silau mata Nisa "Woaahh apa ini Diza sang ch****l stylis
Jodoh nggak akan kemana"~hibur NisaDiza yang biasanya membalas sapaan-sapaan itu, kini menghiraukannya karena bergegas ingin menemui Rayden. Beberapa karyawan kebingungan tentang sikap bu bosnya namun tak ada yang berani menggosipkannya karena tahu bahwa pak bos-Rayden- sangat mencintai istrinya, 'yah awas saja kalo macam-macam nanti bisa-bisa dipecat' pemikiran seluruh karyawan perusahaan Rayden.Kecewa menghampiri Diza saat pintu ruangan Rayden terbuka dan tak terdapat seorang pun disana. Diza kemudian beralih pada meja sekertaris Rayden. Dan bertanya "Apa Rayden belum datang?""Maaf bu bos, tapi pak bos belum datang." Jawab sekertaris Rayden"Hmm lalu apa jadwal Rayden hari ini? Apa ada pertemuan penting? Jam berapa ? Dimana? " tanya Diza bertubi-tubi.Sekertaris Rayden terlihat salah tingkah saat akan menjelaskan pada Diza, " Anu bu bos, tapi kemarin pak bos bilang ingin mengosongkan jadwal untuk hari ini sampai seminggu ke depa
"Bener ya apapun yang gue minta bakal di kabulin nih? " tanya Nisa sambil menaik turunkan alisnya"Jangan gitu deh, lo serem kalo kayak gitu" protes Diza melihat kelakuan sahabatnya yang super duper aneh itu."Canda kali, dahlah lama kalo nungguin lo, mending naik lift, duh gile gue laper banget gara-gara ngurusin urusan percintaan lo" ucap Nisa kemudian memilih naik lift dari pada harus capek-capek naik tangga."Tungguin" ucap Diza membuntuti langkah Nisa.Setelah di dalam lift,Hening beberapa saat,Diza memilin-milin jari tangannya, masih gelisah tentang kejelasan dimana suaminya berada, "tapi Rayden ... ""Ssstt lo nggak denger perut gue udah demo mau di isi, curhatnya nanti aja pas kita abis makan aje yaa, kita tuh perlu mengisi tenaga untuk pembicaraan yang sangat menguras tenaga itu. " jelas Nisa sambil memegang perutnya yang berbunyi.Sambil tertunduk pasrah, Diza menjawab " iya , iyaa.""Mending sela
Ketika cinta berkata lain.Ada hangat yang tercipta dalam kalbu, mencipta senang dengan rasa yang menggebu-gebu.Rayden Arditama adalah seorang pengusaha sukses, bahkan dia berada diurutan ketiga orang terkaya di Asia. Namun anehnya tidak banyak yang tahu identitas lengkap seorang Rayden Arditama, karena selama ini yang menghadiri acara-acara pentingnya adalah wakilnya yang bernama Chimmileonard. Dan hal terpenting yang orang lain tidak tahu adalah bahwa dia sudah MENIKAH !Sadiza Liliareswati adalah mahasiswi semester 3 yang lugu, aktif, ceria, manja dan sedikit jail. Adik dari pengusaha batu bara, Ardian Jinnamo, ini telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan orang yang ia sukai sejak SD. Waww betuntung sekali nasibnya. Dan semenjak itu orang-orang disekitarnya mulai tahu sikap tersembunyinya.27 Maret 2020Pernikahan Sadiza dan Rayden di gelar dengan sangat mewah. Dan di
“Sssttt honey, kamu belum mandi.” Rayden kemudian membuka pintu kamar, dan menurunkan Diza. Diza merasakan bumi disekitarnya berputar saat Rayden menurunkannya. Saat Diza hampir terjengkang namun Ray segera memeluk Diza.“Maaf honey, kamu jadi pusing ya?” Ray jadi menyesali perbuatan jailnya yang malah memanggul istrinya itu.“Ish udah tau pake nanya lagi,” gerutu Diza sambil memukul manja dada suaminya.“Cup cup cup ... Baby gede nggak boleh ngambek,” ucap Ray sambil mempererat pelukannya dan mempuk-puk kepala Diza.‘Mmmh.” ‘Dada Ray sandar-able banget sih, jadi ngantuk’ –batin Diza. Diza yang sudah akan sampai ke Antartika malah dibangunkan oleh Ray.“Honey, cepet mandi biar seger.” Ray menyadarkan Diza.“Males,” ucap Diza sambil menduselkan kepalanya di dada Ray.Ray tersenyum dan mengecup kepala Diza. “Aku mandiin ya,” ucap Ray sambil tersenyum-senyum.“Dih itu mah maumu.” Diza langsung tersadar 100% dan segera melepaskan pelukan m
"Kenapa?" tanya Rayden bingung.Diza memonyongkan bibirnya-tanda kalo dia sedang tidak mood dan menatap Ray sebal. "Habisnya cewek-cewek kurbel bin jablay bin cap cabe 5 kilo itu pada liatin kamu bee ... dan aku gak suka itu!!"Rayden terkikik geli mendengar kata-kata Diza apalagi saat melihat ekspresi istrinya itu. Diza mengembungkan pipinya dan berusaha lepas dari kukungan Ray melihat suaminya hanya menertawainya tanpa membujuknya. "Udah lepasin aku."Ray berusaha menghentikan kikikannya dan kembali membujuk si Ratu Ngambek tanpa mengendurkan pelukannya. "Dih ngambek ... udah gini aja nanti jalannya kamu sambil peluk aku kayak tadi aja ya hon?"Diza masih mengembungkan pipinya tapi sudah berhenti memberontak dan menyamankan pelukannya pada Rayden. "Nggak! Nggak aku udah gak mood lagi! Mau pulang!""Loh terus gimana n
Sabarmu jangan lupa untuk istrimu, jangan hanya karena yang di rumah sudah memberikan segalanya, lalu dengan ringannya kamu abaikan cintanya untuk mencari yang lain.~Rayden ♡"Bee... beee.... kamu kemana sih?!" teriak Diza yang berada di tangga paling atas.Tidak ada yang menjawab.Hanya suara Diza yang memenuhi ruangan besar itu. Sebulan waktu pernikahan telah mereka lewati, dan kini mereka telah pindah ke perumahan mewah di ibu kota. Alasannya karena Rayden ingin anaknya tumbuh di tempat yang bisa digunakan untuk bersosialisasi dengan baik dan dekat dengan lingkungan hijau."BEE!" Diza kembali berteriakdan masih tidak ada jawaban.Diza menghembuskan nafas kesal dan menuruni tangga menuju dapur. Mengambil roti dan mengolesinya selai coklat, strawberi, dan kedelai yang dibuat masing-masing dua lalu menatanya di piring. Mengambil susu kotak di kulkas dan menua