Lonceng berbunyi, pemberkatan pernikahan antara sepasang suami istri baru saja berakhir, mereka tersenyum amat bahagia di depan para tamu undangan dan tentunya di depan orang tua mempelai keduanya. Keluarga memberi restu agar pernikahan mereka berjalan dengan langgeng dan bahagia selalu.
Usai pernikahan, di dalam kamar pengantin, seorang wanita muda, cantik yang juga pemimpin perusahaan sedang duduk di atas tempat tidur menunggu kedatangan pria yang sudah sah menjadi suaminya. Tak lama pria itu datang dengan mengenakan jubah tidur, tepat di depan wanita itu sang pria membuka jubahnya.“Jason,” ucap wanita itu kala melihat pria yang kini sudah sah menjadi suaminya.Pria itu mendorong tubuh sang wanita hingga terbaring di atas tempat tidur, ia membuka pakaian bagian atas istrinya dan meninggalkan tanda kepemilikan dibahu putih mulus sang wanita.“Ini adalah tanda kepemilikanku, meski kita hanya menikah kontrak, tapi ingat batasanmu untuk tak memiliki hubungan dengan pria lain hingga kontrak pernikahan kita selesai, Zekha,” ucap pria bernama Jason itu kepada istrinya yang ia nikahi secara kontrak atas permintaan Zekha sendiri.*Satu minggu sebelum pernikahan berlangsung, Zekha menemui Jason di perusahaannya. Ia membawa sebuah map coklat yang akan diberikan pada Jason.“Baca dan tandatangani ini.” Zekha memberikan map tersebut pada Jason, dengan sigap Jason mengambilnya dan membuka map tersebut, pria itu mengerutkan keningnya kala membaca isi dari map yang diberikan oleh Zekha.“Perjanjian pernikahan,” ucap Jason mengerutkan keningnya seraya menatap Zekha.“Yah, kita akan menikah secara kontrak selama tiga tahun, dan dalam tiga tahun nanti kamu tak boleh menyentuhku, jika kamu membutuhkan belaian dari wanita, kamu bisa membayar jasa wanita malam untuk memuaskanmu,” sahut Zekha dengan nada dinginnya, Jason menyeringai tipis, ia sedikit tertarik dengan calon istri kontraknya itu.“Menarik,” gumam Jason tapi Zekha tak menghiraukan ucapan pria yang akan menjadi suami kontraknya itu, kalau saja bukan demi membalas keluarga Addison yang telah merawatnya dari kecil, ia tak mungkin mau menjadi pengganti Adik angkatnya untuk menikah dengan pria yang sama sekali tak ia cintai, bahkan tak ia kenal sama sekali.“Cepat tandatangani, aku harus kembali ke perusahaan,” ucap Zekha tak sabar dengan Jason yang mengulur waktu agar bisa bersama dengan wanita cantik itu.“Aku akan menandatanganinya, tapi jangan campuri urusan pribadiku,” tutur Jason sambil menandatangani surat perjanjian itu.*Dua tahun berlalu, di dalam pesawat, Zekha terbangun dari tidurnya, ia sedang dalam perjalanan pulang setelah melakukan perjalanan bisnisnya di Singapura. Pesawat mendarat dengan selamat, Zekha beranjak dari duduknya dan memakai kacamata hitamnya seraya berjalan turun dari pesawat. Terlihat sudah ada asisten pribadinya yang menunggu kedatangan dirinya.“Selamat datang kembali, Nona, Anda pasti sangat lelah, saya akan mengantar Anda langsung ke kediaman Anda,” sambut sang asisten dengan penuh hormat pada Bosnya itu.“Hm.” Zekha hanya ber hm ria seraya berjalan melewati asistennya itu, pria yang menjadi asistennya sudah terbiasa dengan sikap Zekha yang dingin itu.“Apakah ada kabar tentang Angel?” tanya Zekha saat ia sudah berada di dalam mobil yang sedang melaju.“Belum, Nona. Orang kita belum menemukan keberadaan Nona Angel,” sahut pria yang sedang mengemudikan mobil.Zekha bersandar sambil memijat dahinya yang berkedut pusing. “Sampai kapan aku akan menjadi penggantinya,” gumam Zekha.Tiba-tiba saja ponselnya bergetar, dilihatnya ternyata ada pesan masuk dari pria yang sudah dua tahun ini menjadi suami kontraknya.[Bertemu di rumah besar, Ibu mengundang makan malam] isi pesan itu begitu singkat dan jelas.Zekha memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.“Kita tak jadi pulang, antar aku ke salon saja dan nanti kau ambilkan dreshku di butik tempat biasa, aku sudah meminta Miss Sherly menyiapkan dresh yang kuminta, Erlan,” titah Zekha yang mengubah keputusannya menjadi tak jadi pulang pada asistennya.“Baik, Nona.”Mobil melaju menuju salon tempat langganan Zekha, ia ingin merelakskan pikirannya dan mengistirahatkan tubuhnya sejenak dengan pijatan manja dikepala dan ditubuhnya.Sampainya di salon, Zekha sudah ditunggu oleh pelayan yang biasa melayaninya karena Erlan sudah melakukan reservasi atas nama dirinya. Ia langsung dibawa untuk mengganti pakaian dengan kain kemben, setelah mengganti pakaian, Zekha langsung berbaring dengan telungkup untuk mendapatkan pijatan manja hingga matanya tanpa sadar terlelap.Satu jam lamanya Zekha terlelap kini ia sudah rapi dengan dresh yang dikenakannya. Saat ini Zekha sudah duduk dan sedang diatur gaya rambutnya. Setengah jam lamanya, rambutnya pun sudah selesai, ia sudah fresh dan siap untuk bertemu dengan suami kontraknya di rumah lama yang tak lain adalah rumah orang tua Jason.***Mobil berhenti tepat di depan rumah besar, terlihat seorang pria dengan wajah tampan dan kharisma yang begitu memesona membuat wanita mana saja yang melihatnya langsung kelepek-kelepek tapi tidak dengan Zekha. Zekha bersikap biasa saja saat bertemu dengan pria yang selama dua tahun ini menjadi suami kontraknya. Zekha menghampiri Jason seraya membuka kacamata hitamnya.“Maaf aku telat,” ucap Zekha dengan nada datar, tanpa berucap Jason menarik pinggang Zekha dan merangkulnya mesra membuat Zekha terkejut dan menatap tajam pada Jason. Jason hanya tersenyum manis mendapat tatapan tajam dari istri kontraknya itu.“No problem, Baby,” ucapnya dengan mengerlingkan sebelah matanya.“Lepas,” pinta Zekha dengan penuh penekanan.“Jangan lupa, ini di rumah lama, jika ingin bersandiwara lakukan dengan sempurna dan jangan tanggung-tanggung, karena sesuatu yang nanggung itu tak enak rasnya,” bisik Jason dengan tiupan manja ditelinga Zekha membuat wanita itu bergidik geli.Tiba-tiba pintu terbuka, terlihat seorang wanita paruh baya tapi masih terlihat muda menyambut keduanya datang dengan senyuman lembut dan hangat.“Kalian sudah datang tapi mengapa tak masuk, malah bermesraan di luar,” ucap wanita tersebut yang tak lain Ibu dari Jason, Jeny.Jika saja bukan di depan mertuanya dan jika saja mertuanya itu tak menyayanginya melebihi anak kandungnya sendiri, mungkin Zekha sudah langsung melepaskan pelukan Jason di pinggangnya dengan paksa. Zekha tersenyum kaku karena risi dengan pelukan Jason dan ucapan Ibu mertuanya.“Senyummu jelek sekali,” goda Jason dengan seringainya, Zekha mencubit lengan Jason dengan geram.‘Sshhh wanita ini,’ batin Jason, tapi ia tak kesal pada Zekha.“Hai, Mah, aku rindu sekali padamu.” Zekha mengambil kesempatan untuk melepaskan diri dari Jason dengan memeluk Ibu mertuanya, setelah melepas pelukannya mereka berjalan masuk dengan meninggalkan Jason yang masih berdiri sambil menatap kepergian istri dan Ibunya dengan senyuman. Hatinya sudah terbiasa dengan hal ini dan ia tak ingin pernikahannya berakhir sebenarnya.“Kau pasti sangat lelah setelah pulang langsung datang kesini. Ayu, Mamah akan membuatkanmu minuman yang segar,” ajak Jeny pada menantu kesayangannya. Zekha mengikuti Jeny menuju dapur.*Plaakkk...Sebuah majalah terlempar di atas meja, menampakkan foto Jason dengan model wanita yang saat ini tengah naik daun, foto tersebut terlihat sangat intim sekali sehingga orang yang melempar majalah tersebut meradang marah.Hidden Love || Bintang_Biru || GoodNovelRobert Darren, Papah Jason geram dengan apa yang diberitakan media tentang skandal putranya, ia menatap Jason penuh amarah tapi tak bisa ia lampiaskan karena ada Jeny sang istri yang mengawasinya. Robert memang tipe pria yang menuruti ucapan istrinya, tapi bukan berarti ia takut dengan istrinya. Ia hanya tak ingin istrinya kesal saja pada dirinya karena memarahi putra kesayangan istrinya itu.“Skandal apa lagi ini?” tanya pria paruh baya tersebut menahan emosinya pada putranya.“Apa lagi?” ucap Jason dengan nada tanya seraya duduk di sofa single dengan begitu santainya. “Yah seperti yang Anda lihat,” sambungnya dengan santai seperti tak ada masalah.“Dasar anak kurang ajar,” geram Robert menahan suaranya agar tak terdengar oleh Jeny, di meja makan yang kebetulan tak jauh dari ruang tamu, Zekha terkekeh lirih, tapi hal itu diketahui oleh Jason dan pria itu menyeringai tipis.Robert menoleh pada menantunya yang sedang terkekeh geli melihat Jason yang tak pernah patuh.“Zekha, kamu
Esok paginya Zekha pagi-pagi sekali sudah pergi ke kantor karena ada rapat pagi ini, ia tak sempat sarapan di rumah mertuanya. Namun, ia berjanji kalau malam ini akan makan malam di rumah bersama dengan mertuanya.“Zekha, apakah semalam tidurmu nyenyak? Pagi ini kita tak bisa mengobrol bersama karena kamu harus ke kantor pagi-pagi sekali dan Jason bersama Papahmu ada rapat dadakan juga, jadi pagi tadi tak ada yang sarapan di rumah,” tanya Jeny sengaja ingin memancing memantu dan putranya itu, seketika wajah Zekha memerah mengingat kejadian semalam.“Ah, emm, cu-cukup nyenyak kok, Mah,” sahut Zekha tergagap, Jeny tersenyum lebar begitu pula dengan Jason yang diam menikmati makanannya tapi seringai tipis muncul dari bibirnya.“Sudah cukup skandal yang kau lakukan, Jason. Papah minta ke depannya jangan ada skandal seperti ini lagi. Saat ini banyak gosip beredar kalian yang tak tinggal satu rumah karena sudah tak cocok dan akan berpisah. Mulai hari ini kamu harus kembali ke Villa Centu
“Dasar Jason brengsek, kenapa juga dia harus kembali kesini, sudah bagus dia tinggal di apartemennya, malah kembali mengganggu hidupku,” gerutu Zekha yang sedang mengembalikan kembali barang-barang milik Jason ke tempat yang semestinya.Setelah selesai dengan membereskan semuanya, ia juga memutuskan untuk mandi dikamar mandi lain. Setelah selesai, Zekha melihat sekeliling, ternyata Jason belum selesai dengan ritual mandinya, yah Jason kalau mandi sudah seperti putri solo yang lamanya hampir satu jam, entah ritual apa saja yang ia lakukan di dalam kamar mandi sampai selama itu di dalam kamar mandi. Tak ingin ambil pusing, Zekha berjalan menuju dapur sambil membawa tablet yang biasa ia gunakan untuk bekerja ke dapur.Zekha mengambil satu cup mie instan dan menyeduhnya dengan air panas, ia juga membuat teh lemon untuk menemaninya bekerja. Sambil menunggu mie instannya siap, Zekha mengerjakan pekerjaannya yang tadi belum selesai dikantor karena harus segera pulang sebab sudah janji pada
Matanya seketika membulat menyaksikan apa yang dilakukan suaminya dan Jesica, Jason dan Jesica tengah berciuman diruang tamu. Namun, sepersekian detik kemudian Zekha mengabaikan adegan itu setelah berhasil mengontrol hatinya, Zekha berjalan melewati mereka yang sedang sibuk memagut bibir. Sebenarnya ia geram karena Jason melakukan hal itu diruang tamu, tapi Zekha tak ingin banyak bicara, jadi ia memutuskan untuk mengabaikannya saja“Kamu sudah pulang? Mengapa lama sekali? Aku sudah sangat kelaparan, apakah kamu tak peduli?” banyak pertanyaan dilontarkan oleh Jason kala melihat Zekha tak merespons apa yang ia dan Jesica lakukan.Zekha menghentikan langkahnya, ia menoleh pada di mana Jason dan Jesica duduk, tapi bukan melihat pada keduanya melainkan matanya tertuju pada tablet yang tadi ia gunakan untuk bekerja. Zekha berjalan menuju meja tersebut, Jason berpikir kalau istri dinginnya itu akhirnya akan merespons apa yang dia lakukan dengan Jesica. Namun, ternyata perkiraannya salah, a
Zekha kembali dengan membawa sebuah selimut dan juga guling ditangannya. Ia meletakkan guling tersebut di bagian tengah tempat tidurnya. Setelahnya Zekha berbaring mengenakan selimut yang tadi dibawanya. “Kamu, jangan melewati batas ini,” titahnya, ia langsung tidur memunggungi Jason. Pikiran Zekha masih memikirkan pekerjaannya, ia masih berpikir bagaimana Jason menemukan beberapa kesalahan yang ia lewatkan. ‘Apa aku tanya saja dia yah?’ pikir Zekha. ‘Ah tidak, saat ini keadaan aku dan dia sangat canggung, apalagi tadi sempat sedikit memanas karena kehadiran Jesica,’ tolaknya lagi, ia gengsi untuk menanyakan hal itu pada suami kontraknya itu. Ucapan yang dilontarkan oleh Zekha tak diindahkannya oleh pria itu, Jason maju dan memeluk tubuh Zekha dari belakang dengan erat. Jason mencium wangi rambut istri dinginnya itu, sejenak darahnya berdesir mengalir dengan hebat. Jantungnya berdegup, napasnya tak beraturan. “Aku tahu kau ingin aku tidur sambil memelukmu sepeti ini kan? Di luar h
“Bos, makan siang Anda ingin saya pesankan dari kantin apa dari resto biasa?” tanya Rangga yang datang setelah makan siang, ia sudah mengingatkan Bosnya akan makan siangnya, jika Rangga berinisiatif menyediakan makan siang tanpa bertanya maka Jason tak akan memakannya jika ia tak ingin makan.“Rangga, daripada kau mengurusi makan siangku, lebih baik bantu aku beli peralatan dapur agar istriku bisa masak setiap pagi. Zekha mengatakan kalau weekend ia akan membelinya, tapi aku tak ingin ia kelelahan hanya karena peralatan dapur. Aku ingin saat Zekha pulang kerja nanti, semuanya sudah tertata rapi di dapur, dan juga bahan makanan jangan lupa dibeli, lemari pendingin kosong, isi sekalian,” titah Jason pada Rangga.“Tapi, Bos, Nyonya besar selalu meminta saya untuk mengingatkan Anda dengan makan siang yang selalu Anda lewatkan. Nyonya besar sangat khawatir kalau Anda akan masuk rumah sakit lagi karena telat makan atau tak makan sama sekali.” Rangga masih mencoba memberi pengertian pada B
Zekha tersenyum tipis pada Jesica. “Kenapa? Apakah aku tak boleh datang untuk melihat suamiku? Malah sebaliknya aku ingin bertanya, bukankah Nona Jesica Lee tidak bekerja di ZC Company? Mengapa Anda bisa berada di sini? Apakah menggoda pria yang sudah beristri itu sangat menyenangkan bagi Nona Jesica Lee?” sindir Zekha tepat sasaran, Jesica yang tadinya ingin memancing emosi Zekha, kini ia sendiri yang malah terpancing emosi karena perkataan Zekha. “Kamu!” pekik Jesica kesal. ‘Bukankah wanita ini tak disukai oleh Jason? Mengapa belakangan ini dia menjadi begitu dekat dengannya? Jason juga sekarang terlihat peduli padanya, apakah Jason sudah jatuh cinta padanya?’ batin Jesica. “Untuk apa kau bersandiwara menjadi istri yang perhatian pada Jason dengan cara mengunjunginya? Selama ini yang dia cintai bukanlah dirimu. Kau memang istrinya, tapi sebenarnya hanya sebagai statusnya saja untuk menyenangkan orang tuanya. Dihati Jason tetap akulah yang dia cintai,” ucap Jesica dengan begitu per
“Ada apa?” tanya Zekha yang bingung karena Jason menghampirinya dengan raut wajah panik.“Apakah kamu melihat foto yang berada di atas meja kerjaku?” tanya Jason dengan panik.“Maksudmu bingkai yang pecah yang berantakan di atas meja itu?” tanya Zekha, dan tiba-tiba saja Jason memegang kedua pundaknya dan mengguncangnya dengan erat dan kasar.“Benar, kamu taruh di mana?” tanya Jason yang tak sadar sudah menyakiti bahu Zekha dengan memegangnya erat.“Kulihat sudah pecah dan berantakan, jadi kubuang karena kupikir itu sampah,” sahut Zekha apa adanya.“Itu barang berharga bagiku, mengapa kau menyentuhnya sembarangan dan membuangnya seenaknya tanpa seizinku,” bentak Jason dengan wajah penuh amarah.“Kau menyakitiku, Jason,” pekik Zekha karena Jason memegang pundak Zekha dengan sangat erat.“Lain kali jangan berani-beraninya kau menyentuh barang-barangku, dan jangan memasuki ruanganku tanpa seizinku.” Jason melepaskan cengkeramannya pada pundak Zekha, tak sengaja Zekha tersungkur da