"Ga? aku mau nanya, Luna itu siapa ?"
"Kamu kenapa nanya kek gitu."
Raisa mengacuhkan bahu nya "Entahlah , firasat aku bilang kalo dia itu berarti banget buat kamu!"
Arga mendekatkan dirinya dengan Raisa " Dia hanya gadis sederhana , penuh derita dan luka . Dia kesepian , banyak kegelapan yang hadir menutupi warna dalam hidup nya ."
"Lantas apa karna itu kamu mencari dia?"
Arga mengeleng" Tidak , aku mencarinya karena dia hanya butuh seseorang untuk mengobati luka itu , dan aku ingin jadi seseorang yang bisa membuat dia bahagia."
Raisa berdecak "Ck, jika aku seperti dia maka lebih baik aku milih mati. Dari pada harus hidup hanya untuk menjadi beban."
Arga mengusap rambut Raisa dengan lembut " Tidak ada seseorang yang ingin di anggap sebagai beban."
Raisa terdiam mendengar perkataan dari Arga , sementara itu Andre kini mendadak spot jantung . Karen
Prak...."Arghhhh...hikss...gue benci takdir".Terdengar suara pecahan kaca dari sebuah kamar dan ringisan dari seorang gadis , membuat para pembantu kewalahan menenagkan gadis itu."Non..luna sadar mbak ada disini".ucap salah satu pembantu yang berkerja untuk mengasuh luna,Ya gadis itu bernama Luna anindira putri."Pergii kalian,gue muak tinggal disini biarkan gue pergiiii..hikss gue lelah dengan semuanya,gue mau bebas ,gue mau bahagia,hidup nya gue dirumah ini hanya buat gue makin derita,apa salah gue hah?Salah kalau gue lahir kedunia?Arghhh.....hikss".Suara tangisan Luna makin jadi dengan tanggan terluka akibat pecahan beling kaca yang ia lempar mengenai sedikit bagian tanggan nya.Selain itu para pembantu hanya bisa diam pasrah mereka tidak bisa berbuat apa apa karna mereka hanya dibayar untuk mengasuh Luna saja.Tak lama terdengar suara langkah kaki menuju kamar Luna. Terlihat sosok seorang pemuda tampan , kulit sawo m
Luna sekarang berada diruang tunggu sambil menunggu Papa bram yang sedang berbincang bersama dokter nya Lala.Air mata Luna jatuh ketika ia mengingat bahwa papa nya lebih sayang sama Lala ketimbang dirinya.Disaat Luna menangis tanpa sadari ada anak kecil berusia 6 tahun mengampiri nya dan duduk tepat disebelah nya."Kaka cantik kenapa nangis?tanya anak kecil itu kepada Luna. Luna yang terkejut langsung menolehkan pandangan nya ternyata anak lelaki yang memakai baju pasien serta mata nya yang sayu , dan bibir yang pucat."Ohh engga kok , kaka engga nangis, ohiya kamu sendiri kok bisa ada disini."Raka bosen kak, tiap hari harus berada dalam kamar , Raka pengen nghirup udara Segar makanya Raka jalan - jalan kesini.""Ohh nama kamu Raka, kenalin nama kaka Luna tapi panggil kak una juga boleh."Anak kecil itu tersenyum melihat Luna ia pun menjulurkan tanggan nya sebagai salam perkenalan."Raka , kalo kaka boleh tau Raka sakit apa.""Ka
Dua hari kemudian..."Pagi semuaa." Sapa Lala dengan riang kepada Papa , dan mama nya. Lala sudah mulai membaik bahkan hari ini ia sudah diperbolehkan untuk kesekolah. Lala sarapan bersama Papa dan mama nya berbeda dengan Luna ia sudah pergi pagi- pagi sekali ke sekolah menggunakan busway. Bahkan Luna pergi tidak ada yang peduli satu pun kepadanya.Sementara itu Galang datang menggunakan mobil nya untuk menjemput Lala.Lala mendengar suara mobil dari arah Luar , ia pun lansung menuju arah pintu untuk bertemu Galang."Pa ,Ma Lala pergi dulu yah Galang udah jemput.""Iya hati- hati ya La , nih mama bikin kamu bekal biar ga jajan sembarangan disana."Lala tersenyum dan mencium pipi Papa dan mama nya sebelum berangkat. Lalu mereka pun berangkat ke sekolah.Disisi lain Luna sekarang berada diperpustakaan untuk menenagkan pikiran
"Oh ternyata Lo murid baru pindahan dari bandung.""Iya gue ke sini karna ada urusan gitu makanya gue sekalian pindah sekolah, Ya baru dua hari lah gue sekolah disini."Penasaran Luna terbayarkan ternyata Arga adalah murid baru disekolahnya.Selain itu wajar saja ia tidak tau karna dua hari yang lalu ia tidak masuk sekolah dikarnakan harus mendonorkan darah untuk Lala."Ohiya gue ke kelas dulu , kalo lo mau nyari gue tinggal ke kelas 11 MIPA 1.""Kek nya gue gabakalan deh nyari lo jadi gausah kepedean.""Yakin , oke kita liat aja nanti dah gue pergi dulu."Arga pergi menuju ke kelas nya , sementara itu Luna juga pergi menuju ke kelas nya. Setibanya di kelas ia melihat Galang dan Lala yang sedang duduk bersama teman- teman lain sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama."Ehh La , kok lo ga malu sih punya saudara kek Luna, yang te
Luna sudah bersiap- siap dengan menggunakan pakaian yang berwarna hitam. Ia menuruni tangga tanpa sengaja ia berpapasan dengan Galang ."Loh lun, kamu mau kemana?"Iya lang, aku mau ikutan yasinan dirumah Raka.""Bentar deh Raka itu siapa?"Raka itu anak kecil yang ga sengaja aku ketemu di rumah sakit , padahal kami ada janji jika dia sembuh aku akan ngajak dia makan eskrim tetapi tepat tadi pagi dia sudah meninggal dan sekarang aku mau ikut yasinan.""Aku ikut deh, biar kita barengan.""Bukan nya kamu ada janjian sama Lala, aku bisa pergi sendiri kok lagian Arga udah ada di depan.""Arga? anak baru di IPA kan.""Iya , kamu tau ya Lang.""Aku tadi pagi engga sengaja ngeliat kalian makan bareng di kantin, pake acara ketawa- ketawa lagi." Ucap Galang dengan mengalihkan pandangan nya ke arah lain , agar Ia tidak ketahuan cemburu ."Yaudah deh Lang ,aku pergi dulu yah kasian Arga nunggu lama.""Eitss ..kamu sam
Ceklek...Pintu kamar Luna terbuka , bi mirna melihat Luna yang masih dalam keadaan tertidur. Bibi merasa tidak enak membangunkan Luna , selain itu Bi Mirna juga merasa iba kepada non nya itu.Sekarang sudah pukul 07.00 . Mau tidak mau Bi Mirna membangungkan Luna , takut jika Luna telat ke sekolah.Dengan perlahan Bi Mirna memanggil Luna untuk bangun."Non Luna, bangun Non sudah pagi nanti Non telat lagi.""Euhghhh."Luna membuka matanya secara perlahan , terlihat matahari sudah memancarkan cahaya nya yang menembus sela- sela jendela Luna.Luna pun bangun dari tidurnya, tak sengaja Bibi melihat tanggan kanan Luna yang memar , sontak saja itu membuat Bi Mirna khawatir.Karna ia pasti tau ini hukuman dari Papa Bram, akibat ulah nya yang mengadu ke Lala jika Galang jalan bersama Luna. Itu membuat hati Bi Mirna merasa bersalah sama Luna."Non maafin bibi yah non, ini semua karna bibi yang bilang ko non Lala , jika den Gala
Kring...kring...Bel berbunyi menandakan sudah waktu nya istirahat . Luna terkejut ketika keluar dari kelas ia melihat Arga sudah stand by tepat di samping kelas nya. Arga mengampiri Luna lalu memengang tanggan nya ."Kamu laper kan? Ayok makan."Belum sempat Luna berkata- kata ia sudah terlebih dahulu di tarik oleh Arga. Sesampainya di kantin Arga dan Luna menjadi sorotan siswa- siswi lain.Luna sama Arga anak baru itu mereka jadian.Wahh gabisa nih Arga cakep kok mau sama Luna , iya sih cantik tapi cakepan gue.Sok kecakepan banget Luna , galang di tinggalin ehh malah Arga yang di pepet terus, ga tau malu.Begitulah cacian mereka terhadap Luna, sadari dari tadi Luna hanya bisa menuntup telinga nya dari cacian mereka. Arga yang menyadari itu membawa Luna pindah dari kantin menuju perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan , Arga mengajak Luna duduk di tempat pertama kali mereka bertemu."Ga lepasin!"Kamu ga usah pikirin
Waktu semakin larut malam , Luna memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia tidak memiliki tempat nginap lain selain rumah nya , Lagian pula mungkin acara party Lala sudah berakhir. Sesampainya di depan rumah , Luna masuk melewati pintu belakang . Dengan diam- diam dia masuk agar tidak ketahuan . Rupanya party Lala masih belum selesai , bahkan masih terdengar suara mereka yang asik tertawa. Luna mengendap- ngendap masuk ke dalam kamar ia pun menutup pintu dengan perlahan- lahan. Sedikit Rasa lega ia masuk ke rumah tanpa ada yang tau setidaknya dia tidak bikin Lala malu.Luna meletakkan tas nya ke atas meja rias nya , ketika itu tiba- tiba saja Luna terkejut karna tanpa ia sadari ada seseorang di dalam kamar nya."Masuk seperti maling segitu takut nya kalo sampai ketahuan sama yang lain.""Ga...lang ngapain Lo di sini?"Ck ..bahkan raut wajah Lo bisa ketebak ,