Duarrrr!Suara menggelegar terdengar saat sebuah halilintar menghantam air laut. Hampir saja mengenai sesosok berpakaian putih yang berjalan melayang ke arah sebuah pulau yang diliputi kabut hitam tebal.Tidak sekali dua. Ternyata hantaman halilintar itu seperti sengaja mengincar lelaki berpakaian serba putih yang sedang menggendong sesosok tubuh.Jedarrrr!Kali ini halilintar itu tepat mengenai lelaki berpakaian serba putih. Anehnya halilintar itu seperti mengenai pembatas tak nampak. Sosok serba putih itu terus berjalan di atas air tanpa sedikitpun terganggu.“Sungguh hebat perisai alam yang sudah dibuat oleh orang ini, sayang ia berada dalam kesesatan sehingga kelebihan yang dipunyainya sama sekali tidak bermanfaat,” sosok serba putih itu menggumam.Tak lama kemudian sosok berpakaian serba putih itu tiba di sebuah pulau. Pulau yang bertuliskan ‘Pulau Kematian’. Pulau yang menjadi tempat menyelamatkan diri dari orang yang mengincar nyawanya di waktu kecil.Sesaat sosok baru pakaia
“Apa maksudmu pendeta busuk?” tanya Dewa Obat dengan suara membentak.Biksu Tian Kong tersenyum. Ia tidak sedikitpun tersinggung oleh celaan Dewa Obat. Ia bahkan menaruh hormat kepada orang yang dipercaya mampu menyembuhkan segala macam penyakit itu.“Mungkin pemuda itu akan hidup lagi!” jawab Biksu Tian Kong."Apa maksudmu? mana mungkin ada kejadian seperti itu. Di dunia ini hanya aku yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati selama masih kurang dari 100 hari itupun bila jantungnya masih terjaga tidak membusuk.”Sekali lagi Dewa obat menunjukkan rasa tidak percayanya. ia bahkan menunjukkan rasa gusar menganggap biksu Tian Kong mempermainkannya. ia sendiri tidak percaya ada orang lain yang bisa menghidupkan orang sudah mati kecuali dirinya. “Aku tidak mengada-ada tetua.”Kemudian, Biksu Tian Kong menceritakan bagaimana pertemuannya dengan pemuda misterius yang membawa jasad Liong Yun ketika ia hendak merebutnya di markas sekte Naga Hitam. “Hmmm… Aneh sekali, siapa pemuda itu. Se
“Salam tetua, Raja Harimau Putih Selatan! maafkan kami bila tanpa sengaja memasuki wilayah tuan. Kami hanya pelancong yang sekedar ingin menikmati alam, tanpa gangguan orang lain.”Yun Gak mencoba berdamai dan memberanikan diri menjawab pertanyaan Raja Harimau Putih Dari Selatan yang nampak kurang senang dengan kemunculan mereka. Namun tentu saja Raja Harimau Putih tidak percaya begitu saja.“Hmmm.. sudah banyak aku mendengar jawaban seperti itu. Bukankah kalian hendak menyelidiki daerah selatan ini? Kalian pasti utusan tua bangka yang menamakan diri sebagai Kaisar Naga Hitam itu!”Yun Gak dan Lian Xue saling pandang. Mereka terlihat sedikit lega. Walau dicurigai sebagai pihak Kaisar Naga Hitam, tapi dengan begitu mereka menyimpulkan bahwa orang yang berada di hadapan mereka bukan musuh.“Tetua, sebelumnya kami mohon maaf karena menyembunyikan identitas kami, semua memang karena kami menghindari orang-orangnya Kaisar Naga Iblis. Kami penghuni Pulau Naga yang ingin menyambangi Kaisar
Yun Gak pun menceritakan bahwa tak lama ketika Raja Harimau Putih menghentikan serangan, rombongan para pendekar bawahan Kaisar Selatan muncul. Raja Harimau Putih sendiri langsung menghilang meninggalkan tempat tanpa meninggalkan sepatah katapun.“Lalu orang di balik kabut itu apakah paman melihatnya?” tanya Lian Xue dengan penuh harap.Yun Gak terdiam sejenak. Ia seperti sedang berpikir keras.“Nona Lin, aku tidak melihat siapapun di tempat itu kecuali Raja Harimau Putih Dari Selatan. Memang ada sebuah bias cahaya putih yang muncul di tempat itu, namun tidak ada seorang pun yang muncul sesudahnya kecuali mereka dari Kekaisaran Selatan.”Lian Xue nampak kecewa dengan jawaban itu. Ia terjebak perdebatan dalam pikirannya. Apakah benar hanya perasaannya saja ada orang yang datang kala itu atau memang benar itu kenyataannya.Pembicaraan pun terhenti. Tabib kekaisaran muncul membawakan obat dan memeriksa keadaan Lian Xue. “Sungguh ajaib sekali. Baru pertama kali aku melihat langsung keada
Dua hari setelah siuman dari pingsannya, Lian Xue dan Yun Gak meninggalkan markas besar pergerakan Kaisar Selatan. Mereka akan menyampaikan semua hasil pertemuan dengan satu-satunya kaisar yang masih hidup itu.“Paman Yun, aku rasa perjalanan kita kali ini tidak mudah.”“Apa maksudmu, nona Lin?” Yun Gak mengerutkan keningnya.Lin Lian Xue menyampaikan bahwa pesan dari Kaisar Selatan terus terngiang di benaknya: "Pergerakan kita sudah dicium oleh pihak Sekte Naga Hitam. Siapapun yang berhubungan denganku akan diawasi." ia berkesimpulan kemungkinan besar mereka pun sudah jadi incaran.Hanya harapan putri majikan Pulau Naga itu identitas mereka sebagai para penghuni pulau naga tidak diketahui. Yun Gak, yang sudah banyak makan asam garam dunia persilatan, mengiyakan kekhawatiran Lian Xue. "Benar, Nona Lin. Kita harus sangat berhati-hati. Sekte Naga Hitam memiliki mata-mata di mana-mana. Di depan sana adalah desa Yezi, ada satu keluarga merupakan penghuni pulau naga ditempatkan. Mungkin k
Debur ombak menghantam karang bergantian dengan sangat cepat karena derasnya angin di pesisir pantai pinggiran kota Hongye. Batu karang yang hanya tersisa satu yang menonjol di pinggiran pantai bak dikeroyok ombak. Pemandangan yang tak jauh berbeda dengan yang dialami seorang anak kecil yang terpojok oleh puluhan orang dewasa di bibir pantai.“Hahaha… mau kemana lagi kau bocah? Tidak ada tempat untuk kau melarikan diri dari sini. Di belakangmu adalah lautan. Di seberang itu adalah Pulau Iblis Kematian. Dan disini kami siap mencincangmu! Keturunan keluarga Liong akan berakhir di sini!”Seorang anak kecil berusia delapan tahunan dikelilingi puluhan lelaki dewasa yang menghunuskan pedang, nampak terpojok di bibir pantai. Ia akan dihabisi oleh orang-orang yang ada disekelilingnya. Hanya jalan ke laut lah yang menjadi jalan satu-satunya. Namun arus dan angin saat itu pasti membawanya ke sebuah pulau yang sangat ditakuti, Pulau Iblis Kematian.Liong Yun nama anak itu. Ia menengok ke belaka
“Aku tidak akan menjadi mayat. Lebih baik aku menjadi Iblis agar bisa membalaskan semua dendam keluargaku!”Liong Yun berteriak. Anak lelaki yang masih berusia delapan tahun itu sudah menanggung beban dendam yang besar. Ia tanpa rasa takut memasuki jalan setapak yang terbentang di depannya.Saat Liong Yun mulai memasuki bagian dalam pulau itu, ia melihat sebuah cahaya terang yang mencolok diantara kegelapan pulau diselimuti hutan. Ia pun menjadikan titik cahaya itu sebagai tujuan. Beberapa kali ia meringis kesakitan merasakan terinjak batu berduri ataupun digigit binatang. Karena gelapnya tempat itu ia tidak mengetahui hewan apa saja yang sudah menggigitnya.Anak itu terus berjalan dengan sisa-sisa tenaga dan semangatnya. Sesekali ia terjatuh dan merasakan hewan-hewan dibawah langsung menyerangnya. Hanya dengan menyapu dengan tangan ia coba menepis hewan-hewan yang merayapi tubuhnya. Hewan yang menggigit dimana saja tempat ia singgahi.Keadaan Liong Yun semakin payah. Ia merasa pandan
“Murid-murid Kuil Dewa memberi hormat!” ucap seluruh biksu Kuil Dewa seraya berlutut melihat kedatangan Biksu Kaiming dan Biksu Tian Kong.“Apa yang terjadi?” tanya Biksu Kaiming, ketua generasi ke sepuluh Kuil Dewa.“Seseorang telah mengacau di Aula Agung,” jawab salah seorang murid.Biksu Kaiming dan Biksu Tian Kong langsung melesat ke dalam. Mereka langsung menuju Aula Agung tempat yang dianggap paling suci di tempat itu. Tempat dimana terdapat Tiga Patung Dewa Teritinggi berukuran besar. Tempat yang dijaga Delapan Belas Biksu Tubuh Emas yang rata-rata memiliki tingkat kesaktian diatas rata-rata orang-orang dunia persilatan.Betapa terkejutnya dua biksu utama itu ketika melihat Aula Agung sudah terbuka dengan paksanya. Pintu hancur berkeping-keping. Sementara keadaan di dalam membuat semua orang pasti bergidik melihatnya. Tiga Patung Dewa tertinggi putus kepalanya dan tergeletak di tanah. Sementara delapan Belas Biksu Tubuh Emas tergeletak di tanah tak sadarkan diri.“Telapak Dewa