Hari demi hari telah dilalui oleh Lisa. Hati dan pikirannya masih belum tenang bahkan hatinya merasa sesak mengingat apa yang dilakukan suaminya.
Rumah tangga yang biasa saja mendadak menjadi terasa hampa bahkan hampir hancur jika saja tidak menahan emosi yang bergejolak seketika.Bagaimana tidak suami yang perhatian dan pengertian meski tidak romantis dan ekonomi yang terbilang cukup miris ternyata tidak memungkinkan suami berbuat buruk seperti itu.Nyatanya Ari gelap mata dan melakukan perselingkuhan itu, hati perempuan mana yang tidak sakit karena itu.Lisa menyibukkan dirinya dengan berjualan kerupuk keliling bersama Laras, sebenarnya Lisa tidak tega karena Laras masih kecil namun dia juga tidak mungkin meninggalkan Laras sendiri dikontrakan dia juga tidak bisa membayar pengasuh yang terbilang cukup mahal."Kerupuk..kerupuk...!!" begitulah cara Lisa memanggil pembeli sambil matanya menatap ke sekeliling, tangan kanan dia membawa keranjang penuh kerupuk dan tangan kiri memegang Laras, sesekali jika Laras cape dia akan menggendongnya.Sejak perdebatannya dengan suaminya Ari waktu itu, dia memutuskan untuk mencari uang untuk jaga-jaga dirinya tapi beruntung tetangga kontrakannya menawarkan untuk berjualan kerupuk tak berfikir lama dia langsung menerimanya dengan sistem bagi hasil keuntungan kerupuk yang terjual.Sejak itu juga Ari selalu pulang terlambat dengan alasan lembur dan ketika pulang kerumah wajahnya selalu murung dan terdapat raut kesedihan serta penyesalan.Lisa tidak peduli dia berfikir terlambatnya pulang suaminya sudah dipastikan karena berduaan dengan perempuan tidak tau malu itu."Mbak Lisaa...!!"Saat Lisa sedang berjualan dari arah samping ada seseorang yang memanggilnya ternyata dia adalah Ilham tetangga samping kontrakannya yang sedang beristirahat diwarung makan."Mbak Lisa kemari!" panggilnya lagi dengan melambaikan tangan.Lisa segera berjalan menghampirinya yang ternyata dia tidak sendiri karena ada empat pria yang seumuran dengannya mungkin teman-teman nya yang sedang beristirahat juga."Eh bang Ilham, mau beli kerupuk!" tawar Lisa sudah yakin."Iya, kamu jualan kerupuk sa" ada nada sedih diraut wajah Ilham ketika melihat wanita yang sambil membawa anak yang masih kecil diajak berkeliling.Hatinya merasa tidak terima dan itu mengingatkannya dengan anaknya yang masih kecil juga yang sekarang bersama mantan istrinya."Iya bang Ilham mau beli!" jawab Lisa dengan sedikit menunduk karena pandangan Ilham yang berbeda juga pandangan pria yang lain yang menatapnya terus."Iya saya beli semuanya." kata Ilham yang langsung membuat Lisa mendongak terkejut."Yang bener bang!" Lisa tampak tidak percaya."Iya bener."teman-teman nya hanya menatap dan menggeleng tidak percaya sepertinya mereka menangkap sesuatu yang tidak biasa pada Ilham."Ham, emangnya kamu bisa menghabiskan kerupuk sebanyak itu?" tanya salah satu temannya yang tidak sabar."Kan ada kalian..!" jawabnya sambil tersenyum menatap temannya."Berapa semuanya Lis?" tanyanya pada Lisa yang bengong."Eh... iya Lisa hitung dulu.""Sini anakmu biar aku yang gendong." tanpa menunggu persetujuan Lisa, Ilham langsung mengambil Laras yang berada disamping Lisa dan mendudukkannya dipangkuannya, anehnya Laras diam saja dia tidak memberontak biasanya dia tidak akan mau jika dipegang oleh orang lain."Siapa nama anakmu Lis?" tanya Ilham karena memang belum tau."Laras bang!" sambil membungkus Lisa menjawab."Anakmu cantik dan menggemaskan sepertinya ibunya." celotehnya asal yang mana membuat Laras tertawa sedangkan Lisa tertegun karena suaminya pun tidak pernah mengatakan hal itu."Ini bang semuanya 150." kata Lisa menyodorkan bungkusannya.Ilham merogoh dompetnya tanpa melepaskan Laras dan mengambil uang pas lalu merima bungkusan itu dan menyerahkan uangnya."Terimakasih bang!" ucap Lisa dengan tersenyum manis.Ilham melihatnya tanpa berkedip terpesona dengan senyuman Lisa yang berhasil membuat darahnya berdesir segera dia tersadar mengingat status Lisa adalah seorang istri."Sama-sama""Laras sini nak, ayo kita pulang!" ucap Lisa merentangkan kedua tangannya kedepan dan Laras langsung menyambutnya dengan tersenyum senang."Terimakasih yah bang! kalau begitu saya pamit dulu. Assalamualaikum.""Waalaikum salam." jawab Ilham dan teman-temannya serempak.Setelah kepergian Lisa barulah teman-temannya memberondong pertanyaan kepada Ilham."Ham dia siapa? pacar kamu?""Iya kok kamu mau borong semua dagannya padahal kamu kan ga butuh-butuh amat.""Iya jangan-jangan kamu suka yah sama perempuan itu".Pertanyaan demi pertanyaan membuat Ilham menghela nafasnya, kenapa teman-teman nya itu kepo sekali."Hei, kalian ingin tau sekali tentang perempuan itu." kata Ilham"Iya lah Ham karena setelah kamu bercerai dengan istri pertamamu kamu kan jadi tidak pernah mengenal wanita makanya aku heran pas sikap kamu berbeda dari biasanya terhadap wanita." ungkap salah satunya yang bernama Andri yang dekat dengan Ilham."Dia namanya Laras, tetanggaku dan bersuami dan aku hanya kasihan melihat anaknya mangkanya aku borong semua dagangannya supaya mereka tidak berkeliling lagi. Mengerti!" jawab Ilham dengan tenang tapi tidak dengan hatinya, semuanya hanya mengangguk mendengar jawaban Ilham.Sedangkan disisi lain ada sepasang mata yang tengah memperhatikan mereka dari sejak ada Lisa dan orang itu mengepalkan tangannya erat dengan segala perasaan yang berkecamuk."Hay sayang ayo cepat, kamu lagi ngapain disitu?" ucap Zoya pada lelaki yang tengah menatap lurus kedepan."Eh.. iya ayo." Zoya mengapitkan lengannya pada lelaki itu yang tak lain adalah Ari.Dan mereka pun melenggang pergi sehabis dari toko bangunan untuk membeli bahan-bahan yang sudah habis.Awalnya Ari menolak untuk ikut bersama Zoya tetapi Zoya memaksa dengan ancaman yang sudah dia layangkan kemarin jadilah Ari hanya bisa menuruti tanpa bisa berbuat apa-apa.Tapi setelah sampai ditempat hal yang tak terduga dia lihat membuat hatinya tersayat dan merasa bersalah karena melihat istri serta anaknya berkeliling menjajakan dagangannya ditengah terik panasnya matahari dan itu dilakukan tanpa sepengetahuannya.Nanti saja setelah dia pulang akan dia tanyakan untung saja Zoya tidak melihat istri dan anaknya disitu. Namun setelah itu hatinya jadi tersirat rasa cemburu ketika Ilham tetangga kontrakannya yang membeli semua dagangannya dan menggen
Malam hari tiba Laras sudah tertidur begitu juga dengan Lisa namun hanya matanya saja yang terpejam karena diapun sedang menunggu suaminya pulang.Tak lama kemudian terdengar salam dan suara pintu diketuk dengan segera Lisa bangun untuk membuka pintunya karena sudah tau siapa yang datang dari suara deru mesin motornya.Meski suaminya begitu tapi Lisa tetap menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik tapi matanya tidak mau menatap suaminya itu.Setelah suaminya masuk dan Lisa menyiapkan semuanya tanpa sepatah katapun diapun segera pergi namun Ari sudah mencekal lengannya agar tidak pergi."Tunggu Lisa, aku ingin bicara denganmu." ucap Ari dengan menatap sendu."Bicara saja, tidak perlu menyentuhku." Lisa segera melepaskan cekalan tangan kekar itu tanpa berbalik."Lihat aku Lisa jangan membelakangi ku." kata Ari sedikit kecewa.Lisa menuruti dia membalikkan badannya namun pandangannya menunduk."Lisa lihat ak
Pagi hari menyingsing Lisa sudah menyiapkan semuanya meski semalam suaminya sudah mengatakan sejujur-jujurnya tentang awal mula perkenalannya dengan perempuan itu dan tidak mencintai sama sekali dan menyesal sudah melakukan itu tapi tetap saja hati ini terasa perih apalagi mendengar dari mulut Ari sendiri.Lisa tidak habis pikir dengan Ari dalam keadaan kekurangan ekonomi pun dirinya bisa melakukan penghianatan itu apalagi jika dia menjadi orang berada entah apa yang akan terjadi atau lebih parah.Ahh... naudzubillahimindzalik semoga saja itu tidak akan pernah terjadi.Lisa saat ini tengah menyiram tanaman dipot depan kontrakannya lalu tiba-tiba Ilham datang menyapa."Sedang menyiram tanaman Mbak!" seru Ilham dengan tersenyum.Lisa tersentak kaget karena kedatangan Ilham yang tiba-tiba."Eh maaf mbak, kaget yah!" Ilham merasa tidak enak hati karena membuat Lisa kaget."Tidak apa-apa maaf bang saya lagi fokus siram jadi t
Lisa keluar bersama Laras setelah adu perdebatan yang tidak masuk akal, pasalnya Ari seperti menuduhnya yang tidak-tidak dengan Ilham tapi Lisa tidak peduli karena dia bukan wanita seperti itu.Tanpa melihat keberadaan Ilham yang sedang push ap Lisa terus mengekori Laras kemanapun anak itu pergi karena sedang aktif-aktifnya anak berusia 2 tahun setengah itu.Lalu tiba-tiba ada tiga orang perempuan yang sudah dewasa tapi belum menikah mendekati Ilham dan menggodanya."Wah bang Ilham rajin banget yah olahraganya." ucap salah satu perempuan dengan genitnya menatap tubuh polos Ilham yang seksi diikuti dengan kedua temannya yang juga menatapnya."Iya bang, seneng banget saya lihatnya!""Setiap hari aja bang Ilham olahraganya biar mata yang sepet ini langsung jreng.!".Ilham yang mendengar ketiga perempuan berceloteh itu segera bangun dari push ap nya dan dia tersenyum kepada mereka. Lalu pandangannya tertuju pada Lisa yang sedang meny
Saat Ari ingin mendekati Ilham dan bertanya apa maksud dari perkataannya tiba-tiba saja Laras terjatuh dan menangis dan itu membuat perhatian mereka semua teralihkan."Laras..!" Lisa mengejar.Mendengar tangisan Laras antara Ari dan Ilham, Ilham dulu lah yang mengejar pertama diikuti Ari dibelakangnya."Laras, kamu tidak apa-apa kan sayang!" Lisa segera membantu Laras bangun dan menggendongnya kemudian mendudukkannya dikursi tetangga yang dekat."Laras, kamu tidak apa-apa?" Ilham datang sambil mengecek kaki Laras yang terluka."Laras nak! mana yang sakit!" Ari merasa tidak nyaman saat Ilham mendahuluinya dan berlagak perhatian padahal yang ayahnya adalah dia.Melihat Ari mendekatinya segera Lisa bangkit."Tidak apa-apa mas, Laras hanya terjatuh kecil saja luka ini biar aku obati didalam." tanpa menunggu jawaban Lisa langsung pergi dari hadapan mereka berdua.Ari menatap punggung Lisa yang melangkah menjauhinya d
Setelah telfon itu ditutup sepihak Ari menggeram kesal pasalnya lama kelamaan sifat Zoya sangat membuatnya pusing.Karena selalu seenaknya sendiri dan suka memerintah belum lagi suka marah yang tidak jelas, walau dia hanya pekerja bawahan tetapi harga dirinya merasa terinjak-injak.Dia pun berjalan kearah Lisa dan menatap punggung wanita yang dicintainya itu dengan sendu.'Bersabarlah Lisa aku berjanji akan memperbaiki semuanya.' ucapnya dalam hati."Lisa, aku berangkat dulu yah!" ucap Ari pelan.Namun Lisa hanya mengangguk tanpa melihat wajah Ari membuat Ari merasa kecewa."Assalamualaikum.""Waalaikum salam." barulah Lisa mau menjawabnya tapi wajahnya tetap tidak diarahkan kepada suaminya yang sudah menanti.Tanpa salaman dan cium pipi atau kening yang seperti biasanya, Ari memutar badan dan kemudian pergi.Disaat itulah Lisa menengok lalu tubuhnya luruh ke lantai, sebenarnya dia juga tersiksa seperti
"Terimakasih Hen kamu datang tepat waktu." ucap Ari saat mereka sampai ditempat kerjaan mereka."Santai saja itulah gunanya teman." jawab Hendra menepuk bahu Ari.Sebenarnya Hendra melihat dan memperhatikan Ari dan Zoya sedari masuk dia juga melihat ekspresi Ari yang tidak suka pada Zoya jadi dia berinisiatif mengganggu mereka."Jadi... kamu sudah menyesalinya sekarang" ucap Hendra setelah mereka terdiam tadi.Ari menghela nafasnya, "Sangat menyesal Hen, sekarang Lisa mengabaikan ku." jawabnya sambil membayangkan wajah Lisa."Apa Lisa meminta bercerai?" tanya Hendra."Iya, tapi sampai kapanpun aku tidak akan menceraikannya!" jawab Ari tegas."Kenapa? bukannya kamu sudah ada Zoya." kata Hendra meledek."Kamu meledekku Hendra." ujar Ari menatap tajam Hendra.Hendra malah terkekeh, "Jadi sekarang apa rencana mu?.""Aku ingin bisa lepas dari wanita itu dan kembali meyakinkan Lisa." ungkap Ari meman
Lisa sudah pergi ke apotik untuk membeli tespek, jika negatif dia akan mempertimbangkan rumah tangga ini tapi jika hasilnya positif berarti dia harus bertahan ditengah masalah ini.Dan kini dia akan membuktikannya sendiri, diapun melakukan sesuai prosedur pemakaian yang tertera.Setelah menunggu beberapa menit, waktunya untuk melihat hasilnya. Lisa memejamkan matanya saat mengangkat alat tespek itu dengan perlahan dan matanya membuka sempurna saat melihat hasilnya yang ternyata... dirinya positif hamil."Ya Allah aku hamil." sambil bersandar didaun pintu."Aku tidak tau apa aku harus bahagia atau sedih. Ya Allah apa yang sedang Kau rencanakan, kenapa Engkau memberikan anugerah disaat hati sedang tersakiti." ucapnya sambil menangis pilu.Mungkin ada sesuatu dibalik pemberian ini karena sejatinya jika Allah telah menurunkan rezeky berupa anak berarti masa depanmu yang terbaik sedang menunggumu namun kau harus bersusah payah dulu untuk mendapatkannya.Lisa menghapus air mata merasa berdo