Share

Part 132 - Euforia Wisuda

Bunda Ola tersenyum tipis, lalu celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu.

“Itu dia orangnya.” Ibu mertuaku itu menunjuk dua orang pria yang kegantengannya tak diragukan lagi tengah berjalan beriringan ke arah kami.

“Selamat ya, Nak.” Papa menyodorkan tangan yang langsung kusambut dan mencium punggung tangannya dengan takzim. “Mau lanjut kuliah magister di UNNUS juga, gak?” tanya Papa.

Aku terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal. “Nanti dipikir-pikir lagi, Pa. Kalau gak mager, boleh di-gas tanpa rem.”

Aku beralih menatap Mas Ezar yang sedari tadi hanya tersenyum tanpa membuka suara.

Satu tangannya berada di belakang, entah apa yang disembunyikan itu?

Aku berusaha mengintip, tapi pria tampanku itu bergeser seolah tak membiarkanku melihatnya.

“Bawa apa, sih?” tanyaku penasaran.

Seketika itu, Mas Ezar mengusap-usap kepala ini pelan dan langsung mengeluarkan benda dari balik punggungnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status