Share

4. Pertemuan Tak Terduga

Tak terasa sang mentari kini mulai menyembul dari tempat persembunyiannya. Semburat warna kuning yang selalu dinantikan oleh semua insan manusia untuk melanjutkan perjalanan hidupnya.

Pagi ini seperti biasa Berli yang selalu bangun lebih awal, memilih untuk menunggu Ibu atau Kakaknya bangun tidur untuk membersihkan dirinya.

"Mengapa Ibu tak kunjung bangun ya? Apakah aku harus mengetuk pintunya? Tetapi bagaimana kalau mereka akan marah?"

Kini kegelisahan menyelimuti hati gadis malang itu. Niat ingin berangkat bekerja pagi, tetapi pintunya belum kunjung terbuka dan masih terkunci.

"Ya Allah, mengapa mereka tidak bangun-bangun? Bagaimana kalau aku berangkat kesiangan? Pasti nanti sudah banyak pemulung yang sudah lebih dulu mengambil alih tempatku." keluh Berli.

CEKLEK!

Tepat saat dia mengeluh pintu pun terbuka lebar, sehingga membuat gadis itu langsung mengembangkan senyumannya.

"Alhamdulillah. Akhirnya Ibu bangun juga. Maafkan Berli, Bu! Berli mohon izin untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum berangkat bekerja." ucap Berli sambil memandangi wajah Ibunya yang masih terlihat malas.

"Ya, ya. Cepatlah dan segera berangkat bekerja! Aku tidak ingin menampung dan memberikanmu makanan gratis tanpa berusaha. Dan ingat baik-baik! Hari ini kamu harus bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan uang. Kalau tidak kamu yang akan aku jual kepada Juragan Anton sebagai pelunas hutang!" celetuk Lusi.

DEGH!

"Ba-baik, Bu. InsyaAllah aku akan mendapatkan uang lebih banyak lagi agar Ibu bisa membayar hutang itu." ucap Berli.

Inilah yang membuat gadis cantik itu giat bekerja. Karena tekanan dan ancaman yang dilontarkan oleh Ibunya, membuat dia harus bekerja keras membanting tulang demi keluarganya.

"Ya sudah. Cepatlah! Dasar lambat!" cetus Lusi.

Entah terbuat dari apa hati Ibu satu ini. Bisa-bisanya dia memperkerjakan putri bungsunya, sedangkan dia dan putri sulungnya hanya menikmati hasil kerja keras Berli.

"Ini baru permulaan, Berlian! Setelah ini kamu akan merasa sangat menyesal karena telah dilahirkan ke dunia ini. Dan aku akan membuat kehidupanmu seperti di neraka, karena rasa sakit hati ini tidak akan pernah bisa aku lupakan dengan mudah!" umpat Lusi sambil menatap tajam ke arah punggung gadis malang itu.

Ada rahasia besar apa yang disembunyikan oleh Lusi? Mengapa dia terlihat sangat membenci Berli? Bukankah dia juga putrinya? Tetapi mengapa gadis malang itu selalu dibedakan?

Pasti banyak sekali pertanyaan yang hinggap di dalam kepala reader 'kan? Pastikan kalian tidak melewati setiap episode terbaru gadis cantik itu ya?

Yuk kembali lagi ke kisah gadis malang itu!

***

Setelah selesai membersihkan diri, Berli segera bersiap-siap untuk memulung kembali dengan melumuri seluruh wajahnya dengan lumpur di samping rumahnya.

Wajah cantiknya yang kini terpaksa harus dia tutupi dengan lumpur, menjadikan dia persis seperti seorang pemulung sungguhan.

"Kamu memang pantas untuk menjadi seorang pemulung, Berli! Lebih baik kamu segera pergi dan membawakan uang yang banyak untuk kami! Cepat!" titah Berta disertai dengan bentakan keras.

Begitulah keseharian seorang Berlian Puspita di saat tempat yang seharusnya menjadi tempat ternyaman dan aman untuknya, kini justru berbanding terbalik dengan keadaan yang dia rasakan.

Pernah sekali gadis itu berpikir, apakah dia bukanlah anak kandung mereka sehingga dia diperlakukan berbeda?

Namun, gadis cantik itu segera menepis pikiran buruknya. Mengingat jika sang Ayah begitu sangat menyayangi dan memperlakukannya sama seperti Kakaknya.

Ya, meskipun Ibunya selalu saja mencari kesalahan-kesalahan kecil darinya, tetapi di saat sang Ayah masih ada gadis itu masih memiliki tameng untuknya berlindung.

"Bismillahirrahmanirrahim. Semoga hari ini aku bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari sebelumnya, agar Ibu tidak marah lagi kepadaku. Semangat Berli!"

Akhirnya gadis itu pun mengayunkan kakinya ke arah jalan raya. Dan baru saja di melangkahkan kakinya ke arah tujuannya. Tiba-tiba dia dihadang oleh seseorang yang beberapa waktu lalu tanpa sengaja bertemu dengannya.

"Lho... Anda?"

Meskipun Berli hanya sekali melihat orang itu, tetapi gadis itu masih mengingat dengan jelas siapa orang yang saat ini berada di depannya.

"Iya, Cantik. Ini aku. Apa kamu sudah ingat?" tanya orang itu.

"Em, ti-tidak, Tuan. Ma-maafkan, Saya!" sahut Berli sambil terbata.

"Terimakasih, Malaikat kecilku." timpal orang itu dengan seulas senyum.

Ya, orang yang baru saja menghadang Berli adalah Revandra atau lebih dikenal dengan Revan si pebisnis muda yang sangat dikenal ke kalangan bisnis.

"Sama-sama, Tuan." sahut Berli.

"Kalau begitu Saya pamit dulu. Saya harus bekerja." imbuh Berli.

"Bisakah sehari ini kamu menemaniku? Anggap saja ini sebagai tanda terimakasih ku karena semalam kamu sudah menolongku." ujar Revan.

"Maaf, Tuan! Bukannya Saya menolak niat baik Anda. Tetapi Saya benar-benar harus bekerja." tolak Berli secara halus.

"Sehari aku akan memberimu lima juta. Apa kamu bersedia?" tawar Revan.

"Hah?!" pekik Berli.

Bagaimana tidak terkejut? Hanya menemani saja dia dibayar sebanyak itu. Benar-benar anak Sultan memang si tampan Revandra ini.

"Iya. Apa masih kurang? Bagaimana kalau aku tambah lagi? Apa kamu mau? Ayolah! Aku hanya ingin meminta waktumu sehari saja, bukannya mengajakmu menikah." celetuk Revan yang merasa gemas dengan ekspresi Berli.

"Eh?"

"Maksud saya bukan begitu, Tuan. Tapi--"

"Aku benar-benar memaksa dan tidak menerima penolakan!" paksa Revan.

Mau tidak mau, akhirnya gadis berpenampilan lusuh itu mengikuti langkah Revan yang memaksanya dengan menarik tangannya menuju ke dalam mobil berwarna hitam.

"Tu-tuan, jangan seperti ini! Saya bisa jalan sendiri." tegur Berli.

Pertemuan tak terduga diantara mereka tentunya akan membawa dampak besar untuk kehidupan seorang Berlian dan Revandra.

Setiap pasang mata bagai CCTV untuk pebisnis muda itu. Bahkan hampir semua orang pasti mengenal pria tampan itu.

"Kita mau kemana, Tuan?" tanya Berli yang memberanikan diri bertanya kepada Revan.

"Ke rumah. Karena ada seseorang yang masih penasaran denganmu." sahut Revan.

"Hah?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status