Kehadiran si kembar kenandra dan kenandri menjadi pelengkap untuk keluarga besar Richardo, di mana Elsa sebagai nenek buyut sangat bahagia atas kelahiran garis keturunannya.Kesehatannya berangsur-angsur membaik akan tetapi dia masih tetap mendapatkan penanganan khusus oleh dokter keluarganya. Elsa sering merasakan sakit pada tulang-tulang bagian lutut dan panggulnya hingga dia diharuskan untuk tetap memakai kursi roda."Oma mau gendong, boleh?" tanya Elsa antusias pada menantunya yang tak lain adalah Resti.Resti menoleh saat mendengar suara mama mertuanya dari arah belakang, kemudian tersenyum kepadanya."Boleh dong, Nekbuy. Tapi tunggu sebentar ini aku belum selesai memakaikan baju Andra" sambil menirukan suara anak kecil seolah-olah cucunya yang sedang berbicara.Rachel pun tersenyum melihat oma yang begitu antusias saat menyambut kedatangan kedua anaknya beberapa jam yang lalu tiba dirumah. Sudah selama beberapa waktu lalu dia dirawat dirumah sakit pasca melahirkan secara normal.
Pengalihan perusahan sudah Richard lakukan, kini tanggung jawab sepenuhnya dia berikan kepada anak angkat lelaki satu-satunya yang kini berstatus sebagai suami dari anak kandung nya Rachel. Sebelumnya dia berniat agar kedua anaknya menjadi partner. Baik saat mereka dirumah menjadi pasangan suami istri, maupun saat mereka berada di kantor sebagai president direktur dan wakil nya. Namun Rachel lebih memilih menyerahkan seluruh tanggung jawab perusahaan kepada suaminya. Kabetulan sekali dia enggan untuk belajar kembali saat dia diminta mengelola perusahan. Dia malah lebih memilih dirumah fokus mengurus kedua anak kembarnya tanpa adanya campur tangan dari baby sister. Sesekali Resti dan Elsa membantu jika dirasa Rachel kerepotan.Lengkap sudah kebahagiaan garis keturunan keluarga Richardo.TAMAT*****Cerita outhor.Haiii.... semua....Terima kasih banyak atas dukungan kalian selama ini, untuk aku hanya seoranh penulis yang masih jauh dari kata sempurna. Maaf mungkin dari penulisannya m
Spoiler part 1 : Rindu SendiriSuara alarm ponsel menggema di dalam kamar milik gadis cantik bermata sipit yang bernama Melly Kemala Deviyanty. Gadis itu merupakan anak satu-satunya dari pasangan Edi Sudrajat dan Ningrum. Edi Sudrajat, sang ayahnya tersebut sudah lama meninggal saat Melly masih bersekolah di bangku SMP. Dan ibunya saat ini hanya penjual pecel gerobakan, di depan ujung jalan utama dekat rumah peninggalan sang ayah.Tangan halus nan putih seperti batu pualam itu terulur, meraba kesana ke sini di atas nakas samping tempat tidurnya. Tangan itu terus mencari keberadaan ponselnya, yang telah mengusik tidurnya pagi ini. Hingga tangannya berhenti, mendapatkan keberadaan ponsel tersebut. Melly pun meraih benda pipih itu, seketika matanya membola. Rasa kantuknya pun sudah menguar entah kemana, saat ia melihat layar ponselnya di mana jam di sana sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi."Mampus… gue telat!!” pekik gadis itu dan langsung terlonjak. Ia segera beranjak bangkit dari temp
Maaf semuanya... Di sini kayaknya enggak bisa lanjut, yang punya aplikasi Innovel/Dreame aku lanjut di sana akan ada pov Richard dan Pov Resti. di sana aku buat juga agak sedikit berbeda. Jadi buat yang punya aplikasi nya yuuk ke sana cover nya juga aku ganti....Mau lanjut kisah Melly di aplikasi Wattpad di sana gratis sampai tamat.Spoiler Rindu Sendiri.Pekerjaan pertamanya Melly adalah melakukan perjalanan bersama kedua bos nya. Baru kali ini ia merasa berada di situasi yang membingungkan.Sebenarnya, apa jenis pekerjaan yang ia kerjakan saat ini? Menemui seseorang, yang bahkan ia sendiri pun tidak mengenalnya. Lalu apa tadi kata bosnya? Ia diminta untuk tidak banyak bertanya atau menjelaskan sesuatu hal kepada seseorang yang akan ia temui nanti. Memikirkan itu semua membuat kepalanya terasa sedikit berdenyut. Ditambah lagi, saat ini ia berada dalam satu kendaraan bersama kedua bosnya itu.Saat ini, posisi duduk Melly bersebelahan dengan Ivan. Lelaki yang telah lama ia kagumi sema
Namaku Richard David Richardo anak tunggal dari keturunan Richardo, terlahir dari keluarga konglomerat tak menjadikan aku anak yang manja. Hasil didikan ayahku tegas dan disiplin menjadikan aku sosok laki-laki pekerja keras hingga kesuksesan dapat aku raih kala aku membangun kerajaan bisnis sendiri, tanpa bantuan ataupun nama belakang Richardo.Pendidikan aku pun terbilang cukup cerdas, di mana setiap aku bersekolah selalu mendapatkan beasiswa hingga ke jenjang yang lebih tinggi aku diterima Universitas di Jerman. Kebetulan di sana adalah kota kelahiran ayahku jadi memudahkan aku saat berkuliah di sana. Percintaanku cukup rumit di mana aku mencintai satu orang perempuan bernama Sisilia Maharani sama-sama bersekolah di Indonesia sewaktu SMA hingga ke jenjang yang lebih tinggi kami memutuskan untuk kuliah bersama dan tinggal bersama di luar Negeri. Namun sayangnya kisah asmara kami tak mendapatkan restu dari papa ku hingga aku kembali ke Indonesia setelah studi aku selesai dan memutusk
"Pokoknya, kamu harus menikah sore ini juga dengan anak sahabat papa," jelas Daniel. Sepulang dari rumah sakit, Daniel berbicara dengan anaknya, kalau sore ini juga akan menikahkan sang anak dengan anak sahabat baiknya yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya. "Nggak bisa gitu dong, Pah," protes anaknya. "Aku gak cinta dan gak kenal dengan perempuan itu. Lagi pula, aku itu cintanya sama Sisilia," sambung anaknya lagi. "Sisilia itu bukan perempuan baik-baik." "Lalu, menurut papa, perempuan itu baik untukku? Aku rasa papa hanya belum mengenal Sisilia aja." "Diam!" titah Daniel tidak mau mendengarkan alasan sang anak. "Sudah papa putuskan, kamu menikah sore ini juga. Tidak ada penolakan dan kalau kamu gak setuju, tinggalkan rumah ini!" "Ma?" Richard, anak laki-laki Daniel tersebut memanggil mamanya. "Arghhhh, brengsek!!" Richard mengumpat kesal sambil mengacak-acak rambutnya. Kemudian dia duduk menekuk kepalanya dengan kedua tangannya, memijit pelipisnya merasa frustasi sendiri.
"Apa kamu bilang tadi? aku berengsek?!" Richard balik menatap Resti dengan mata yang menyalang tajam. Laki-laki itu menghampiri Resti dengan napas yang memburu, kemudian dia menarik pergelangan tangan perempuan itu menuju arah lantai atas di mana kamar dia berada. "Kamu mau apa, Mas?" Resti berusaha melepaskan cekalan Richard pada tangannya, namun tidak bisa karena tenaganya kalah kuat dibanding laki-laki itu. "Kamu harus tahu bagaimana laki-laki yang kamu bilang berengsek ini!" Richard masih terus menarik pergelangan tangannya. Laki-laki itu membuka pintu kamarnya dengan kasar, kemudian mendorong Resti untuk masuk ke dalamnya. Richard membuka paksa kaos yang dia kenakan, kemudian melempar kaosnya dengan asal. Matanya memancarkan kemarahan yang sudah di ubun-ubun atas umpatan istrinya. "Mas... jangan, Mas!" cicit Resti dengan nada memohon. Dia melangkah mundur dengan lelehan air mata yang terus mengalir di kedua pipinya. Selangkah demi selangkah Resti berjalan mundur, hingga t
Walaupun dia membenci suaminya, akan tetapi Resti tetap menjalankan perannya sebagai seorang istri layaknya pasangan pada umumnya. Dia yang menyiapkan sarapan untuk suaminya. "Kamu jangan merasa di atas awan, yah! Hanya karena, kita bisa duduk berdampingan di meja makan layaknya suami istri. Ingat aku gak pernah cinta sama kamu, ini murni karena papa dan mama," jelas Richard.Dia berbisik di telinga Resti penuh dengan penekanan. Perempuan itu memutar kedua bola matanya dengan jengah, saat menanggapi ucapan pengakuan laki-laki itu. "Aku, enggak perduli. Mas!" jawab Resti balas berbisik di telinga laki-laki itu. Mata Richard menatap nyalang ke arah Resti, dia mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja makan. "Berani sekali dia melawanku, sampai kapanpun kamu enggak akan pernah aku lepaskan," batin Richard berkata sembari terus menatap perempuan itu. Laki-laki itu mengabaikan titah sang Papa, untuk segera berbulan madu dengan sang istri. Dia lebih mementingkan bersama dengan sa