Share

Istri Sah Presdir Arogan
Istri Sah Presdir Arogan
Penulis: Luisana Zaffya

Prolog

Tangan wanita itu bergelayut manja di tangan sang pria. Sambil mengucapkan kata-kata candaan yang tampaknya sama sekali tak menarik si pria. Keduanya berjalan menuruni undakan, menuju mobil yang sudah terparkir di teras gedung. Namun, sesosok mungil yang melangkah mendekat segera menghentikan langkah si pria. Mulutnya menegang mengenali sang wanita.

“Ada apa, Lucius?” wanita cantik yang bergelayut di lengannya mengangkap kepalanya, mengikuti arah pandangan Lucius. Senyum di wajahnya seketika membeku, menatap si wanita dengan pakaian lusuh tersebut. Dress yang sudah memudar warnanya dan rambut panjang bergelombang yang dikuncir asal-asalan. Membuat beberapa helai rambut tersebut menutupi wajah mungilnya yang tirus. Dan bahkan sandal yang dikenakan sama sekali tak layak untuk di pakai, apalagi di tempat sepremium ini. Penampilannya tak ada beda dengan gembel dan sudah jelas tak punya rasa malu karena berani menginjakkan kaki di tempat ini. “A-apa …”

Tangan Lucius terangkat sebelum si wanita cantik menyelesaikan makian yang sudah ada di ujung lidah. “Kau datang?” dengusnya menatap penampilan wanita itu mencemooh.

Si wanita kumuh mengangguk pelan, sejenak melirik ke arah wanita cantik dan seksi yang berdiri di samping Lucius. Menatapnya tak suka. “Ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ucapnya lirih. Hampir tak terdengar.

“Lucius.” Wanita cantik itu sengaja mendekatkan wajahnya ke wajah Lucius saat berkata, “Kita harus bergegas. Semua orang sudah menunggu kita.”

Lucius sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari si wanita kumuh. Menarik lengannya dari dekapan wanita cantik. “Kau pergilah dengan Albert, Divya.”

Raut Divya berubah muram, ingin membantah tapi tangan Lucius lagi-lagi terangkat. Ia tak butuh diperingatkan dua kali. Wanita itu pun berjalan ke mobil yang seharusnya menunggu mereka dan hanya akan membawanya.

“Well, selarut ini kau repot-repot datang kemari, pasti ada sesuatu yang penting, kan?” Ujung bibir Lucius menyeringai. “Calia.”

Calia menggigit bibirnya, bisa merasakan tatapan jijik Lucius. “A-aku membutuhkan bantuanmu.”

“Ya, memangnya apalagi yang akan membawamu kepadaku jika bukan uang?”

Ada luka yang menggores di kedua mata Calia yang berair, tetapi wanita itu segera mengerjapkan matanya. “Bisakah kau memberikan apa yang kuinginkan?”

“Tergantung apa yang bisa kau berikan padaku.”

“Apapun.”

Seringai licik Lucius naik lebih tinggi, sekali lagi mengamati penampilan Calia dari ujung kepala hingga ujung kaki. Satu jawaban itu sudah cukup untuk merenggut hidup Calia yang tak bisa dimilikinya. Sekaligus menuntaskan dendam yang mengendap di dadanya. “Apapun?”

Calia mengangguk dengan cepat, sebelum kewarasannya kembali. “Apa yang bisa kau berikan untukku?”

Pertanyaan tersebut tentu saja menyinggung seorang Lucius Cayson. Memangnya apa sih yang diinginkan oleh wanita itu sehingga masih mempertanyakan hal semacam itu. Meski begitu, Lucius tetap menjawab dengan penuh keangkuhannya. Mumpung suasana hatinya sedang baik. “Apapun.”

Calia mengangguk lagi. Ya, hanya itu yang ia butuhkan dari seorang Lucius Cayson.

“Dan aku ingin pembayaranku sekarang juga.”

Mata Calia membelalak. “S-sekarang?”

Salah satu alis Lucius terangkat. “Kau keberatan?”

Calia jelas tak punya pilihan. Ia pun menggeleng.

“Baguslah.” Lucius menangkap pergelangan tangan Calia dan membawa wanita itu menuju trotoar, dengan cepat mendapatkan taksi untuk mereka.

“Hotel Bell King.” Lucius memberitahu tujuannya. Sementara Calia menggigit bibir bagian dalamnya dengan gugup. Tentu saja ia mengenali nama hotel bintang lima tersebut. Kedua tangannya yang berada di atas pangkuan saling meremas dan mulai berkeringat. Tubuhnya menegang, mempertanyakan keputusannya. Apakah ini keputusan terbaiknya? Apakah ini sepadan?

Calia meyakinkan dirinya sendiri. Ya, semua ini sepadan. Ini satu-satunya harapannya. Jangankan tubuhnya, bahkan jika Lucius menginginkan nyawanya sebagai pembayaran, ia akan memberikannya. Apapun itu, layak untuk apa yang diinginkannya dari seorang Lucius Cayson.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
amymende
yahh baru aja baca prolog cerita orang2 bodoh, pindah cerita ehh gitu lagi awalnya
goodnovel comment avatar
Isna Fauziyah
btw kak, kenapa Jenna Jerome gag dilanjutin? T.T
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status