Share

"Kamu sedang merasa ragu dan bimbang. Kamu takut membuka hal yang kamu anggap privasi dan tidak ingin diketahui banyak orang."

"Raisa."

"Temanmu yang tadi?"

"Hemm." Saat kami hampir sampai Raisa keluar dari dalam mobilnya.

"Kenapa masih di sini?" tanyaku pada gadis yang langsung menarik lenganku.

"Bagaimana mungkin aku tega meninggal kamu sendirian di sini," jawabnya lalu melirik Elgar. "Kalau sampai ada apa-apa denganmu. Habis aku diomelin Natalia dan Ardi tujuh hari tujuh malam."

"Maksud kamu apa melirik saya begitu?" Sahut Elgar dengan dahi yang berkerut. "Saya ini suaminya mana mungkin saya menyakiti Shilla." Sambungnya tak terima.

"Siapa yang bisa percaya omongan laki-laki? Jangan kan menyakiti, membun*h pun bisa kalau sudah kena pesona pelak*r." Ceplos Raisa tanpa filter.

Sontak Elgar melotot. "Maksud kamu apa?" Aku reflek berdiri di depan Raisa saat pria itu sudah berkacak pinggang.

"Dia serem benget. Bagaimana kamu bisa jatuh cinta sama dia?" bisik Raisa yang aku yakin Elgar pun mendengarnya.

"Jangan diambil hati. Raisa terkadang suka kelepasan kalau bicara." Aku mengelus leng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status