Share

Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!
Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!
Author: Lunoxs

Bab 1 - Harapan Yang Terlalu Tinggi

"Setelah Zara melahirkan, ambil anakmu dan ceraikan Dia. Zara tidak pantas jadi bagian keluarga kita."

Kalimat itu terasa begitu menyakitkan bagi Zara, tetapi membuatnya sadar akan satu hal, setelah sekian lama mencoba lupa. Pernikahannya dengan Aland Floyd hanyalah sebuah keterpaksaan. Air mata seketika mengalir deras di kedua manik hitam milik Zara, Tubuhnya gemetar dan dia elus perutnya yang telah mengandung 9 bulan.

Di malam ulang tahun perusahaan Floyd Corporation 9 bulan lalu, Aland mabuk dan menarik Zara untuk melewati malam yang kelam. Malam yang membuatnya hamil keturunan darah keluarga Floyd, salah satu keluarga paling terpandang di Kota Servo.

Pernikahan tanpa cinta.

Tapi ... Cinta jelas hadir dari Zara untuk sang anak.

Wanita malang itu sontak berjalan mundur, dia urung menemui Aland di ruang kerjanya dan perlahan pergi dari sana.

"Tidak, aku tidak mau berpisah dengan anakku. Tidak," gumam Zara dengan suara yang sudah gemetar.

Kedua matanya berkedip cepat menandakan kecemasan yang tak terkira.

Di awal pernikahan mereka, semuanya berjalan normal. Zara selalu mengira bahwa Aland menyesali semua perbuatannya dan berniat untuk bertanggung jawab. Sikap kejam ibu mertua dan semua saudara iparnya Zara anggap wajar mengingat dia hanya anak yatim piatu, bahkan hanya karyawan biasa di perusahaan mereka.

Zara kira semuanya hanya butuh waktu untuk bisa menerima satu sama lain. Namun ternyata harapan Zara terlalu tinggi. Nyatanya, dia justru akan dibuang setelah melahirkan anak ini, bahkan semua orang berniat untuk memisahkannya dengan sang anak. Zara tak bisa menerima takdir sekejam itu.

"Kita harus pergi, Nak. Mama tidak ingin berpisah denganmu, Sayang."

Dadanya sungguh sesak mengetahui semua fakta ini. Aland mungkin bisa jadi orang asing untuknya, tapi anak ini adalah darah dagingnya.

Dia tidak bisa lagi mengundur rencananya. Sebelum dia melahirkan, Zara harus segera keluar dari rumah ini dan mencari tempat persembunyian. Untuk itu, Zara kembali masuk ke dalam kamarnya dan mengambil tas berukuran sedang.

Jam 5 sore, Zara keluar dari kamar itu seolah tak terjadi apa-apa. Di ruang tengah lantai 1, dia bertemu dengan Aland dan mama Emma--sang ibu mertua.

"Ma, Al ... aku ingin membeli makanan manis, tiba-tiba aku ingin makan itu. Aku akan pergi bersama sopir."

Kedua tangannya yang terkepal sudah basah dengan keringat dingin, takut dan gugup. Pamitnya memang hanya ingin membeli kue, tetapi hanya cara itulah yang bisa dia gunakan untuk keluar dari rumah ini.

Aland menoleh pada Zara hingga tatapan mereka bertemu. Zara bisa melihat dengan jelas suaminya yang berwajah tampan, wajah yang terpahat sempurna. Dia dan Aland memang sejauh itu, bagaikan langit dan bumi, tapi berani-beraninya dia berharap keluarga kecil mereka bisa utuh.

9 bulan bukanlah waktu yang sebentar untuk Zara, selama itu pula hanya Aland yang dia lihat. Pria yang pernah membuatnya terluka, tapi pria yang juga membuat jantungnya berdebar. Aland tidak salah, pria itu telah coba bertanggung jawab, harapan Zara lah yang salah.

"Ya sudah sana pergi!” ujar sang mertua dengan ketus. “Kamu memang paling suka menghambur-hamburkan uang anakku! Di rumah sudah banyak makanan, tapi malah ingin membeli makanan di luar. Cih!" lanjut Mama Emma, tanpa memandang ke arah Zara sedikit pun.

Mendengar kata-kata itu, Zara hanya mampu menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Dia sekuat tenaga menahan diri agar tidak menangis lagi. Dia elus perutnya yang terasa tendangan sang anak, mencoba tegar.

"Baik Ma,” sahutnya lembut. Dia menatap sang suami untuk terakhir kali dengan menggigit bibir bawahnya sendiri kuat-kuat. “Aku pergi Al."

Dia segera berbalik, memutus tatapannya dengan Aland dengan membawa semua luka dan harapan baru untuk bisa hidup bahagia bersama sang anak.

Sesuai izinnya pada Aland juga Mama Emma, sopir pribadi keluarga Aland menghentikan mobilnya di sebuah toko roti. Saat mobil telah terparkir sempurna, Zara memerintahkan sang sopir untuk membelikannya minuman di toko ujung sana. Dan saat sopir itu pergi, Zara menghentikan sebuah taksi.

"Ke Bandara Pak."

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
diawal nasip nya Zara buat nguras air mata ...... Penasaran aland apa jahat juga kayak mama nya
goodnovel comment avatar
moms Rafialhusaini
aku mampir kak author
goodnovel comment avatar
siti yulianti
mampir KK lunoxs ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status