Share

15. Jungkrik 2

Jagat melangkah lebih ke dalam desa Jungkrik, pandangannya melihat sekitar. Banyak mayat dan darah berceceran di sepanjang jalan. Miris, nyeri pada ulu hati membuatnya terus melangkah maju. Savitri masih setia mengikuti langkah lelaki itu.

Begitu juga dengan Tugimin. Pria senja yang merupakan tetua desa terpaksa harus kembali masuk ke desanya setelah lari tunggang langgang meninggalkan semua warganya dibantai.

Jagat berhenti sesaat di pertigaan jalan yang sepi. Sejauh mata memandang hanya jerit tangis anak kecil yang dia dengar silih berganti. Sungguh memilukan. "Apakah desa ini tidak ada pendekar pilih tanding, Paman?" tanya Jagat.

"Tidak ada, Ger. Kami hanya warga biasa dan miskin," jawab Tugimin dengan nada melas.

Jagat kembali terlihat fokus, dia seakan konsentrasi pada lingkungan sekitar. Perlahan mulai terdengar gelak tawa beberapa pria dewasa membicarakan sebuah kenikmatan yang telah mereka reguk bersama.

Apa yang didengar oleh Jagat seketika memecut emosinya hingga naik.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status