Share

48. Purnama Kedua

Jagat terdiam, dia terlihat berpikir serius. Lalu pemuda itu menggelengkan kepala, itu membuktikan bahwa Jagat masih belum paham dengan semua itu.

"Makanya jangan banyak minum air garam, lebih baik seringlah minum air danau itu!"

"Apa hubungannya, Guru?"

Singolangit tertawa lagi hingga memegang perutnya yang mulai bergoyang, "Biar otakmu sedikit encer, Pangeran!" kata Singolangit di tengah tawanya.

Jagat menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu dia berjalan mendekat pada harimau yang duduk dengan menangkupkan kepalanya di sela kaki depannya. Tangan Jagat mengusap puncak kepala sang harimau hingga punggung membuat hewan itu menggeliat.

"Tiga hari lagi bulan purnama, siapkan sumber daya yang kamu miliki sebelum rohku menghilang!"

"Baik, Guru!"

Singolangit seketika melesat meninggalkan Jagat yang masih berdiri termangu. Otaknya masih belum bisa mencerna dengan kenyataan yang ada dan memikirkan apa hubungan air garam dengan cara berpikirnya.

Setelah beberapa saat, terasa angin berti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status