Share

BAB 2 - Masih Cinta

"Han ... ayo makan," suara Hana terdengar dari arah dapur.

"Iya, Bu," sahut Hana. Ia sedang mengenakan kerudung segi empat berwarna cream yang senada dengan tunik selutut berbahan ceruty yang membuat dirinya terlihat cantik ditambah polesan make up yang minimalis.

Tercium wangi masakan Ibu di dapur. Membuat perut Hana berbunyi. 'Nasi goreng' gumam Hana. Ia sangat mengenali aroma masakan ibu yang khas ini. Tidak ada yang bisa menandingi soal rasa nasi goreng buatan ibunya. Ia bergegas melangkan kaki ke dapur saat telah selesai bersiap.

"Bu, hari ini jadi ke rumah, Tante Mila?" tanya Hana ketika sudah di meja makan. Kata ibu Hana kemarin ia mau ke rumah adiknya yang akan mengadakan pernikahan anaknya, lebih tepatnya sepupu Hana.

"Jadi ... undang aja, Ali."

"Liat nanti deh, Bu ...," Hana seperti memikikan sesuatu, "Ali sama Yudha ternyata temenan loh, Bu."

"Yudha, yang itu. Yang di kantor kamu itu?" Ibu Hana menyakinkan.

Hana mengangguk mengiakan perkataan ibunya.

"Terus?"

"Terus apa nya, Bu?"

"Maksud, Ibu. Ali tahu tentang kamu sama Yudha?"

"Hana, gak cerita, Bu. Gak perlu kayaknya."

Sunyi. Tidak ada yang melanjutkan pembicaraan. Hanya ada dentingan sendok yang beradu denga piring di meja makan.

🌼🌼🌼

Jalanan masih terlihat basah, belum kering sepenuhnya akibat hujan tadi malam ketika Hana menuju tempat kerjanya akibat hujan cukup lebat dan lumayan tadi malam.

Hana memarkirkan sepeda motornya di depan sebuah studio yang bertulisakan 'LIGHT STUDIO'. Di depan studio berdinding kaca terlihat tulisan tergantung 'Close'.

Light Studio merupakan sebuah studio yang memberikan jasa untuk pembuatan vidio dan foto yang terletak di daerah jakarta, berada di sebuah perumahan yang cukup elit. Mereka memberikan jasa tidak hanya untuk foto atau vidio pada umumnya. Tapi, juga sering berkerja sama dengan sebuah brand untuk media promosi. Posisi Hana saat ini dibagian Administrasi yang tidak hanya melayani klien yang datang ke studio, tapi juga untuk kontrak - kontrak dengan beberapa brand atau perusahan.

'Ting!'

Lonceng yang tergantung di atas pintu masuk berbunyi ketika Hana membuka pintu. Suasana masih sepi, hanya ada anak magang yang sedang duduk di meja customer service.

"Pagi, Mba," sapa anak magang tersebut saat melihat Hana yang hendak menuju ruangannya.

"Pagi ...," balas Hana dengan senyum yang terlukis di wajahnya. Ia berlalu masuk menuju ruangannya yang ada di belakang customer service.

Sementara itu, di dalam ruang kerja sudah ada Anisa yang sedang merias wajahnya menggunakan lipstik dengan cermin kecil di tangannya.

"Sudah cantik, Nis ... pecah lo nanti itu cermin," canda Hana.

"Makasih yang lebih cantik ...," balas Anisa dengan suara yang dibuat lebih imut yang membuat Hana bergidik mendengarnya dengan tawa kecil.

"Ada rapat apa, ya? mendadak sekali Pak bos informasinya," Anisa bertanya pada Hana yang sudah duduk di meja kerja di sampingnya.

"Enggak tau juga, sih," Hana mengecek jam yang ada di tangannya. "Bentar lagi jam 9 ... kita ke atas aja dulu aja, gimana?" usul Hana untuk menunggu di ruang meeting yang berada di lantai 2, yang disetujui oleh Anisa.

🌼🌼🌼

"Konsep sudah siap, nanti yang ambil alih untuk produksi Yudha sama Azmi. Semua sudah beres, untuk konsep lebih detail bisa tanya ke Zaki tim kreatif," Jelas atasan Light Studio, lebih tepatnya pemilik studio - Marco - kepada mereka yang ada di ruang meeting dan memberikan beberapa berkas kepada mereka satu per satu pekerjaan kali ini yang sudah dipersiapkan dari beberapa bulan lalu.

"Oh, ya, Han. Kemarin aku ketemu Ali membahas proyek ini. Sepertinya, kami juga akan ada proyek lanjutan," semua tampak penasaran, terutama Yudha. Karena yang mengurus proyek kali ini adalah Hana dan Zaki.

"Lanjutan? maksudnya ....?" Yudha bertanya kepada Marco. Kemudian, Mengalihkan pandangannya ke arah Hana, "Jadi, kerja sama ini dengan, Ali?"

"Benar ...," jawab Marco.

"Ali, yang aku kenal, Han?" Yudha menyakinkan pertanyaannya dengan mimik wajah tampak tidak senang, apakah yang dimaksud Ali di sini adalah teman sekolahnya yang baru saja tadi malam ia bertemu di tempat makan yang bersama Hana.

Hana mengangguk mengiyakan tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

"Kamu kenal, Yud? bagus dong kalo kenal. jadi, nyaman kerjanya. Kemungkinan kita akan mulai prosesnya minggu depan."

"Iya, Mas. Teman saya waktu SMP. Tadi, malam saya ketemu Ali sama Hana," kali ini semua yang ada di ruangan menatap ke arah Hana dengan tatapan penasaran terkecuali, Marco.

"Sudah sampai tahap mana nih, Han?" goda Marco yang merupakan teman Ali saat kuliah. Sepertinya Marco tahu cerita antara Hana dan Ali.

"Tanya Ali aja deh, Mas," jawab Hana malu-malu, menggaruk pelan pelipis nya.

"Cieee ..."

"Cieee ..."

Sorak yang lain diikuti tawa kecil di antara mereka, terkecuali satu orang, Yudha.

🌼🌼🌼

"Jadi, sejak kapan kenal, Ali?" tanya Yudha yang mengambil duduk di depan Hana dengan makanan di piringnya. Hanya ada mereka di ruangan saat ini yang biasa di jadikan tempat makan saat ja istirahat jika tidak makan di luar.

"Waktu menangani kontrak," jawab Hana singkat

.

"Terus?"

Hana menatap Yudha yang juga menatapnya.

"Apanya?" Hana bingung dengan pertanyaan Yudha.

"Jangan dekat-dekat deh sama, Ali," larang Yudha.

Hana mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Yudha. Rasanya Hana ingin menyelasaikan makan secepat mungkin, tapi tidak bisa. Piringnya masih penuh dengan makanan. Ia hanya berharap ada seseorang masuk, agar tidak hanya ada ia dan Yudha saja.

Tak ada jawaban dari mulut Hana. Membuat Yudha kembali bersuara "Aku gak suka." Kali ini suaranya tampak serius, menatap tajam ke arah Hana. Membuat Hana semakin tak nyaman.

Suara nada dering terdengar dari ponsel Yudha yang ada di atas meja mengalihkan perhatian mereka. 'RISA 🌼'. Hana bisa melihat tulisan tersebut di layar Ponsel milik. Sedangkan Yudha, hanya menatap layar ponselnya yang berbunyi, ada rasa enggan untuk mengangkat telepon tersebut.

Dritt!

Bunyi kursi bergeser. Hana berdiri dari tempat duduk, makanan masih tersisa di piringnya. Ia melangkahkan kakinya hendak keluar.

"Aku serius. Aku gak suka kamu dekat dengan, Ali" Hana menghentikan langkahnya, tepat di samping Yudha ketika mendengar ucapan Yudha. Mereka berdua saling bertatapan. Hana menatap Yudha dingin, ia menyimpan berbagai perasaan yang tidak bisa diungkapkan.

"Angkat tuh telepon. Jangan lupa, kamu sudah nikah sama Risa," ucapa Hana kemudian ia berlalu pergi keluar.

Sementara itu, di luar ternyata ada Anisa di balik dinding, awalnya ia hendak masuk namun tidak jadi saat mendengar pembicaraan kedua temannya.

Hana kaget ketika melihat Anisa yang sudah berdiri bersender di dinding dengan sebuah piring di tangannya.

"Apa ada sesuatu yang aku gak tahu, antara kamu dengan Yudha?" tanya Anisa saat itu juga.

Hana berpikir apa ia harus menceritakannya atau tidak. Bahwa Yudha adalah orang yang membuatnya terluka bahkan menutup diri selama beberapa waktu. Membuat dirinya bahkan tidak ingin bertemu orang lain. Disaat Yudha memberikan harapan soal pernikahan tapi nyatanya ia menikah dengan orang lain, teman sekantor mereka juga.

Saat dekat dan pertunangan terjadi, Yudha dan Hana sepakat untuk tidak menceritakan pada siapa pun di kantor karena ingin memberikan kejutan saat membagikan undangan pernikahan. Namun takdir berkata lain.

Hana meneteskan air mata. Ia tidak bisa membendungnya lagi di depan Anisa. "Aku masih cinta sama Yudha, Nis. Tapi, Yudha sudah jadi miliknya Risa," Ucap Hana saat mereka sudah berada di atap kantor yang biasa dijadikan tempat santai.

Anisa yang masih bingung dengan yang dikatakan Hana langsung memeluknya. Tidak ingin menanyakan apapun untuk saat ini. Ini pertama kalinya ia melihat Hana menangis sejak mereka berteman saat kuliah. Ia tahu jika Hana sering berhubungan dengan Yudha, namun ia pikir hanya sebagai teman kantor, karena jika mereka berdua pergi Anisa biasanya ikut. Tidak terpikir jika mereka berdua memiliki hubungan lebih. Karena sepengetahuan Anisa, Hana tahu tentang kedekatan Yudha dan Risa.

"Gak apa-apa nangis, aja. Kelurkan semuanya. Jika sudah nyaman. Kalau mau, ceritakan aja sama aku," Anisa mencoba menenangkan Hana yang masih ada dalam pelukanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status