Eowyn tersentak dari lamunannya dan merasa sangat malu mendapati Pak Edward memandanginya dengan kening berkerut. Suara teguran yang lumayan keras keluar dari mulut Pak Edward.
Ia sungguh tak berani membayangkan sudah berapa lama atasannya itu berdiri di sana, sambil berkacak pinggang dan melotot galak ke arahnya!
Eowyn menghitung sampai tiga dalam hati sebelum akhirnya memberanikan diri menatap ke arah Pria tampan yang sudah menjadi atasannya selama dua tahun belakangan ini.
"Maaf, Pak. Apa yang Bapak katakan tadi? Bisa tolong diulang, Pak?" suaranya hanya berupa bisikan lirih yang mungkin saja akan langsung hilang terbawa angin sebelum mencapai telinga Pak Edward. Tapi untung saja di dalam ruangan kantor ini tak ada angin yang berhembus,hiburnya dalam hati.
Bagus, Eowyn .... Terus saja melucu dan silakan buat dirimu terlihat konyol di hadapannya!
"Apa yang kau katakan? Coba kau ulangi ucapanmu dengan suara yang lebih jelas, Eowyn. Karena suaramu terdengar hampir mirip suara anak ayam mencicit."
Edward merasa gemas dengan tingkah laku sekretarisnya yang sering kali kepergok melamun di ruangannya. Walau ia tahu Eowyn selalu menyelesaikan semua tugasnya dengan tepat waktu tapi hal itu tidak lantas membuatnya bebas dari teguran.
Dan Eowyn masih saja menatapnya tanpa berkedip. Seakan hanya dialah satu-satunya pria paling tampan di dunia ini, Edward balas menatapnya sambil dalam hati mencibir.
Eowyn merasa bingung harus menjawab dan akhirnya hanya bisa melongo menatap atasannya.
Sebetulnya jika Eowyn mau jujur, Pak Edward justru terlihat sangat lucu Saat dia berusaha memasang mimik galak seperti yang sedang dia lakukan saat ini. Sungguh! Tidak ada sedikitpun bakat galak di dalam dirinya.
Jika kau berkata seperti itu, lalu kenapa kau harus merasa ketakutan saat dia memergokimu melamunkan Nathan? Aku tidak takut, aku hanya merasa malu ... Itu jelas dua hal yang berbeda! Eowyn praktis terlihat bodoh saat ia berusaha membantah dirinya sendiri.
"Anak ayam biasanya disebut menciap, Pak. Bukan mencicit ... itu yang aku pelajari saat duduk di .... " perkataan Eowyn langsung dipotong oleh Pak Edward.
"Eowyn, aku tidak sedang meminta pendapatmu. Jadi simpan saja tenagamu untuk hal yang lebih berguna," kata Edward sewot dan terdengar tidak sabaran.
Edward berjalan ke arah mejanya dan menghempaskan bokongnya ke kursi besar berlapis kulit. Ia mulai membuka map berisi data total produksi migas siap jual bulan ini dan memeriksa ulang setiap biaya yang dikeluarkan perusahaannya termasuk eksplorasi pengeboran sumur baru untuk meningkatkan jumlah produksi migas mereka.
Edward melirik ke arah Eowyn dan dalam hati memuji kinerja wanita itu yang selalu menyerahkan data penting perusahaan dalam bentuk susunan yang sangat rapi hingga memudahkan ia mengecek ulang tanpa harus menanggung resiko terserang migrain.
🍀🍀🍀
Eowyn sedang membereskan mejanya dan bersiap-siap untuk pulang. Ia harus segera pulang agar bisa punya waktu lebih untuk mandi dan sekedar berdandan agar bisa tampil sepadan di samping Nathan yang luarbiasa tampan dan kaya. Tapi tak bisa setia, tambahnya dalam hati dengan senyum getir.
Nathan akan mengajaknya ke perjamuan makan salah satu koleganya. Tentu saja ia tak boleh mempermalukan pria itu di depan teman-temannya yang terkenal memiliki kekayaan yang mencengangkan.
Ia meninggalkan kantornya dengan mengendarai mobil perusahaan, yang merupakan salah satu fasilitas mewah yang ia dapatkan selama ia menjabat sebagai sekretaris Pak Edward,selaku direktur utama di perusahaan migas tempat ia bekerja.
Sering kali ia harus menulikan telinganya dari segala gosip tak sedap yang berhembus diantara para karyawan di kantornya. Mereka bergunjing tentang hak istimewa yang ia dapatkan. Dan selalu berbisik-bisik di balik punggungnya.
Seharusnya mereka bisa melihat dan menyadari semua yang ia nikmati saat ini adalah bentuk dari penghargaan atas hasil kerjanya. Bukan dari hasil rajin bergosip masalah tak penting!
Fasilitas mobil dan apartemen yang ia dapatkan bukan karena ia memiliki hubungan khusus dengan Pak Edward, seperti yang dituduhkan para teman kantornya.
Apakah penglihatan mereka semua terganggu? Harusnya mereka membuka mata mereka lebih lebar. Pak Edward merupakan pria bujangan paling diincar para wanita sosialita. Sedangkan aku? Hanya seorang wanita pengecut yang tak memiliki keberanian untuk melawan sikap kekasihnya yang brengsek karena terlalu mencintai pria itu dan tak ingin pria itu meninggalkannya.
Jadi bisa dibayangkan betapa kelirunya tuduhan yang mereka lontarkan selama ini. Atas dasar apa ia bisa menjadi wanita pilihan Pak Edward? Sedangkan atasannya itu bisa memilih wanita tercantik yang dia inginkan? Eowyn hanya bisa tertawa getir sambil menggelengkan kepalanya. Hidup ini memang sangat rumit ....
🍀🍀🍀
Ponsel Eowyn berbunyi Tepat pada saat ia menyelesaikan sapuan terakhir di bibirnya dengan lipstik berwarna peach.
"Aku sudah di bawah menunggumu,Eowyn. Jangan membuatku harus menanggung malu karena kita datang terlambat."
Dasar perusak suasana! Apakah dirimu tidak bisa mengucapkan kalimat yang enak didengar? Omel Eowyn. Tapi tentu saja ia hanya bisa melakukannya dalam hati.
"Eowyn, apa kau sedang mendengarkan aku? Kenapa kau tidak menjawab? Waktu terus berjalan, jika kau tak bisa turun sekarang maka aku akan pergi sendiri."
"Aku akan segera turun, Nath. Aku... " Eowyn belum sempet menyelesaikan kalimatnya tapi Nathan sudah menutup teleponnya. Eowyn merasa seperti berbicara dengan benda mati.
Ia berusaha mengabaikan rasa sakit yang menusuk hatinya. Tidak ada waktu untuk meratap, batinnya dalam hati. Ia harus segera turun atau Nathan akan melaksanakan ancamannya.
Sekali lagi ia memeriksa kembali penampilannya di cermin panjang dan tanpa membuang waktu segera menyambar wristlet miliknya dan berjalan tergesa-gesa ke arah pintu.
🍀🍀🍀
Sepanjang perjalanan ke tempat tujuan, Nathan mendiamkannya. Tak ada sepatah kata pun keluar dari bibir pria itu. Tak ada senyuman apalagi pujian.
Mobil mereka akhirnya sampai di sebuah rumah megah bergaya mediterania. Rumah bercat putih itu di dominasi pilar-pilar besar yang menjulang tinggi sampai ke langit-langit rumah. Atap di ruang tengah berbentuk kubah dengan ornamen kaca yang sangat indah.
Eowyn yakin acara perjamuan ini pasti sudah menghabiskan uang dengan jumlah yang sangat banyak. Ini bisa dilihat dari makanan enak yang berlimpah di sepanjang meja yang berderet rapi mengelilingi keseluruhan ruangan tamu yang sangat luas. Juga ada meja berisi penuh makanan pencuci mulut dan puluhan jenis cemilan yang menggugah selera.
Eowyn yakin ia tak akan sanggup melewati pintu depan dengan selamat jika ia berani melahap semua makanan yang ada di sini.
Masih segar dalam ingatannya ucapan Nathan saat menilai bentuk tubuhnya. Seumur hidup ia tak akan melupakan ucapan Nathan yang mengandung belati itu.
Seakan mengetahui isi pikirannya, Nathan memberikan tekanan saat memeluk pinggang Eowyn.
"Jaga sikapmu,Eowyn. Jangan membuatku malu dengan caramu melahap semua makanan itu seakan tidak ada lagi hari esok bagimu untuk menikmatinya."
" Dan apa perlu kuingatkan juga bahwa saat ini kau sudah kelebihan beberapa kilogram lemak yang sangat menjengkelkan. Coba kau lihat wanita yang ada di sana. Kau seharusnya malu dengan kondisi tubuhmu saat ini. Jadi aku ingin sekarang juga kau jauhi meja itu, angkat dagumu dan bersikaplah lebih terhormat di depan orang-orang ini. Ingat, di sini bukan area sirkus. Jangan membuat dirimu menjadi tontonan gratis."
Nathan tersenyum mesra ke arah Eowyn sambil memeluk ringan pinggangnya, seakan dia sedang merayu Eowyn. Pria itu melontarkan kalimat menusuk itu dengan cara berbisik di telinganya. Memberi anggapan ke semua orang jika dirinya sangat mencintai Eowyn. Padahal sebetulnya yang sedang dilakukan pria itu adalah mengintimidasi diri Eowyn.
Eowyn tidak punya pilihan selain menuruti perkataan Nathan. Mereka disambut dengan antusias oleh Diego, sang tuan rumah dan istrinya yang terlihat sangat anggun, Claire. Saat ini mereka dikelilingi sekelompok sosialita yang penuh kepura-puraan. Saling memamerkan kekayaan masing-masing walau tidak kentara. Dan menyombongkan diri mereka dengan cara berpura-pura menyanjung tinggi lawan bicaranya. Eowyn merasa muak dan bosan harus terus-menerus tersenyum dan tertawa padahal tidak ada hal lucu yang mereka bicarakan. Ia dikelilingi orang-orang yang penuh tipu muslihat, penuh kepalsuan. Bahkan Eowyn menyadari ia juga bagian dari semua kepalsuan ini. Ia berharap bisa melewati malam ini dengan tidak jatuh tersungkur di depan kaki mereka karena mungk
"Aku berharap kau bisa memaafkan aku,Eowyn. Aku tidak berniat mengambil kesempatan dengan memelukmu tadi. Apa kau tahu, Wanita itu sungguh menjengkelkan. Dia tidak mempan oleh tolakan halusku. Jadi aku harus bagaimana?" Edward mengamati perubahan mimik wajah Eowyn. Ia berharap wanita itu tidak marah padanya. Oke, ia mengakui jika tadi ia sedikit khilaf dan ia tahu kelakuannya itu sangat tidak terpuji. Sedikit khilaf katamu? Kau memeluk wanita itu dengan sangat erat lebih daripada yang dibutuhkan. Tunggu dulu, bukankah aku melakukan itu untuk meyakinkan Bella?! Jangan mencari pembenaran, Sobat. Kau tahu jika yang kau katakan itu merupakan suatu kebohongan besar.
Edward juga mulai memenuhi piringnya sendiri. Terlihat beberapa tamu yang juga mulai mendekati meja dan melirik sajian mewah yang ada di atasnya. Edward mengamati Eowyn yang tanpa kentara terus-menerus mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Wanita itu sepertinya sedang mencari-cari seseorang. Mungkin mencari keberadaan kekasihnya. Pikir Edward dalam hati. Edward ingin mengenal lebih jauh pria macam apa yang menjadi kekasih Eowyn. Yang bisa meninggalkan wanitanya di tengah-tengah pesta glamor yang dipenuhi orang-orang kaya yang hanya mementingkan sesuatu dibalik balutan mewah yang mereka pakai. Dengan sinis Edward mengamati para tamu yang berjalan ke sana kemari. "Aku takut terpaksa harus memanggil regu penyelamat untu
Pesan berikutnya pun menyusul muncul di layar ponsel Eowyn. "Jangan menangis, jangan pernah menangis untuknya. Kau lebih berharga daripada yang kau sadari, Eowyn. Dia tak layak menerima ketulusanmu." Eowyn menengadah dan tatapannya langsung berserobot dengan Edward yang berdiri di seberang ruangan. Pria itu sedang mengamatinya dengan segelas champagne di tangan kanannya, entah kenapa malam ini pria itu terlihat sangat maskulin. Edward terlihat begitu tampan dalam balutan jas tiga potong berwarna hitam. Seakan baru pertama kali kau melihatnya memakai jas. Eowyn berusaha mengabaikan ejekan suara hatinya yang terdengar sinis. Eowyn mengakui jika selama ini ia tak terlalu memperhatikan atasan
"Ya ... Ya, Edward. Semua baik-baik saja, terima kasih. Aku ... Ee, kami hanya sedang membahas masalah .... " ucapan Eowyn yang tersendat akibat gugup langsung dipotong dengan kasar oleh Nathan. "Sebaiknya kau segera menyingkir, sobat. Ini menyangkut masalah antara aku dengan kekasihku dan tidak ada hubungannya sama sekali denganmu. Jadi silakan kau tinggalkan kami berdua sekarang juga," kata Nathan memasang mimik kesal karena Edward sudah berani menyela ucapannya. Bertepatan saat itu lantunan musik pun berhenti, para tamu langsung menepi dan mencari tempat untuk beristirahat sejenak sebelum musik kedua dimainkan. "Ini akan menjadi masalahku jika kau membuat Eowyn merasa tidak nyaman. Aku juga bisa melaporkanmu dengan kasus kekerasan verbal. Sebaiknya jaga sikapmu dan nikmati saja pesta ini. Diego tidak akan tinggal diam jika ada orang yang merusak pestanya. dan aku jamin kau akan segera dicoret dari daftar pesta sosialita manapun jika kau berani
Edward sedang mengamati pasangan yang sedang berdansa. Lagu Endless love mengiringi tiap langkah kaki mereka yang harmoni. Kali ini Edward lebih memilih duduk di kursi tinggi.Tangannya memutar-mutar gelas champagne di atas meja bundar dengan gaya malas-malasan. Padahal Bella begitu berharap Edward akan menggandengnya ke lantai dansa. Mata Edward menangkap sosok Eowyn yang terlihat sedang berdansa dengan kekasihnya. Wanita itu setegang senar gitar didalam pelukan Nathan. Edward mengerutkan keningnya. Memaksa dirinya untuk mengingat sesuatu yang terkunci di dalam ingatannya. Ia berusaha menggali kembali ingatannya yang mengabur. Ini tentu tak lepas dari peranan penting champagne yang lumayan banyak mengisi lambungku, pikir Edward dalam hati. Nathan ... Nama itu terdengar familiar tapi ia sama sekali tak bisa mengingatnya. Yang jelas pria itu bukan kenalannya apalagi rekan bisnisnya. Apa mungkin k
"Nath, A-aku ... " Eowyn kehilangan kata-katanya dan otomatis memandangi Edward untuk meminta pertolongan. " Ada apa dengan dirimu malam ini, Eowyn? Sejak kapan kau menjadi wanita pembangkang. Hei, tolong jauhkan tanganmu dari dia." Nathan melemparkan tatapan peringatan ke arah Edward. "Dengan berat hati aku harus memberitahumu, sobat. Aku yang akan mengantar Eowyn pulang." Dengan entengnya Edward langsung mengabaikan Nathan yang terlihat ingin menyuarakan keberatannya. "Diego, terima kasih karena sudah mengundangku kemari. Aku harus memujimu untuk pesta mewah yang kau selenggarakan malam ini. Aku berharap dalam waktu dekat ini kau akan mengundangku kembali. Kau tentu tahu teman-teman kita selalu penuh antusias menyambut pestamu. Tapi dengan berat hati aku berpamitan padamu karena harus pulang lebih awal." Suara Edward terdengar hangat di telinga Eowyn. Pria itu bisa sangat manis jika diperlukan. Seketika Eowyn menyadari kekasihnya itu sud
Kliik .... Eowyn membuka matanya .... Ia tertegun sejenak, tak menyangka apa yang selanjutnya dilakukan Edward pada dirinya. Eowyn menyangka pria itu menghapus jarak diantara mereka karena ingin menciumnya. Tapi ternyata pria itu hanya ingin membantunya melepas safety belt yang masih terpasang di badannya. Eowyn terdiam, berusaha mengatasi rasa malunya. Ia bersumpah, jika saat ini bumi tempat ia berpijak terbelah .... ia akan dengan senang hati melompat ke dalamnya. Eowyn mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya yang tidak kusut. Gerakan yang didasari rasa malu karena menyadari ia tadi sempat ikut memajukan tubuhnya ke arah pria itu. Ucapan terima kasih yang keluar dari mulut Eowyn hanya berupa bisikan. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah tanpa berani menatap langsung atasannya. "Ada masalah, Eowyn? Aku melihat dari tadi kau sangat gelisah. Apa kau takut kekasihmu itu mendatangimu? Jika kau ingin a