Bertahun-tahun menjadi asisten pribadi Radev membuat Starla sangat tersiksa. CEO-nya itu sangat arogan, suka memaksa, serta banyak maunya sehingga selalu menyusahkan hidup Starla. Starla terpaksa bertahan karena membutuhkan uang untuk pengobatan ayahnya yang stroke, membiayai kehidupannya serta ibu tirinya yang kejam dan adik tirinya yang tidak tahu diri. Hingga pada suatu hari Starla dan Radev terbangun di bawah selimut yang sama. Sejak saat itu Starla tahu, segalanya tidak lagi sama. IG Author: zizarageoveldy
View More“Ini ruangan kamu, Ra.” Bjorka membuka pintu berwarna coklat lalu melangkahkan kaki ke dalamnya. Rachel mengikuti dari belakang.Ruangan tersebut didominasi oleh perpaduan warna putih dan ungu. Terkesan begitu feminin. Rachel tidak tahu apa alasan pastinya. Tapi jika boleh menebak maka ia pikir pastilah karena Lavender identik dengan warna ungu. Sesuai dengan nama agensi model milik Bjorka, Lavender Management.Ruang tersebut jauh dari kata formal sebagaimana ruangan kerja di perkantoran. Persis seperti ruangan Bjorka, nyaris di setiap bagian dinding di tempat itu terpajang potret para model asuhan Lavender Management.Rachel melangkah mengitari setiap sudut penjuru tempat tersebut. Sepertinya dirinya akan betah berada di sana karena terasa jauh lebih nyaman dari apartemennya.“Gimana? Suka ruangannya?”Pertanyaan Bjorka membuat Rachel yang sedang melihat-lihat menggerakkan kepalanya untuk memandang pada lelaki itu.“Suka. Tapi ini pintu apa, Ka?” Rachel balas mengajukan pertanyaan b
Malam sudah semakin tua tapi tidak sepicing pun Bjorka sanggup memejamkan matanya. Kepalanya dipenuhi dengan berbagai pikiran mengenai perjumpaannya dengan wanita yang dicari-carinya selama ini.Saat pertemuan itu Bjorka memang hanya melihat wanita itu dari samping, tapi ia yakin sepenuhnya bahwa wanita itu adalah Nicole. Hanya saja yang Bjorka sesali adalah karena ia gagal menghentikan Nicole lalu bicara dengannya.Nicole benar-benar menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun sekalipun jejak digital. Andai saja diberi kesempatan satu kali lagi untuk bertemu dengan Nicole maka Bjorka tidak akan membuang-buang kesempatan. Ia akan langsung menyatakan perasaannya yang terpendam sejak lama. Ia tidak akan membiarkan Nicole lolos dari hidupnya. Menjelang dini hari barulah Bjorka mampu memejamkan matanya. Itulah sebabnya pagi ini Bjorka terlambat bangun.Bjorka menemukan ruang makan sudah kosong saat ia turun untuk sarapan.“Ibu dan Bapak sudah berangkat sejak tadi, Mas, Mbak Arimbi juga di
Malam itu, Rachel, Radev, Starla, serta si kecil Bintang sudah berada di sebuah restoran fine dining. Radev merealisasikan ucapannya sebagai perayaan kecil-kecilan kelulusan Rachel.Radev agak terkejut ketika siangnya Rachel mengatakan padanya bahwa Bjorka juga akan datang.“Kok baru bilang sekarang?” protes Radev ketika Rachel menyampaikannya.“Udah nggak bisa lagi ya? Udah reSEMAKIN BERKEMBANGservasi ya?” kejar Rachel memburu.Mendengar betapa antusiasnya suara Rachel membuat Radev merasa heran. “Lo kenapa jadi nafsu gini ngajak Kaka dinner bareng kita?” selidiknya.“Nggak ada apa-apa. Kaka udah ngebantu gue soalnya. Jadi apa salahnya kalo gue ngundang dia. Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih.” Rachel mengemukakan alasannya.Radev mencoba untuk berpikir positif. Mungkin itu hanyalah sekadar bentuk ucapan terima kasih biasa, tidak lebih. Bukannya Radev tidak mengizinkan adiknya itu dekat dengan sang sahabat. Ia hanya tidak mau ibunya memanfaatkan hubungan mereka, apalagi Rachel
Arimbi yang tadi berbaring dengan refleks bangkit dari posisinya mendengar informasi yang disampaikan Bjorka padanya."Lo ketemu dia di mana, Ka?” tanyanya penuh rasa antusias.“Di acara wisudanya Rachel.”“Rachel adeknya Radev?”“Ya.”“Terus, terus, gimana ceritanya?”“Gue ngeliat dia dari jauh, gue kejar dan panggil namanya tapi dia nggak dengar terus dia langsung masuk ke mobil.”“Yaelah, Ka, cuma segitu doang?” Arimbi yang tadinya bersemangat ikutan lesu mendengar cerita Bjorka. Mengingat selama ini bertahun-tahun kakaknya itu mencari cinta masa kecilnya.“Masih ada sambungannya woi!” Bjorka mendorong pelan kepala adiknya.“Apa coba sambungannya?”Bjorka menghela napasnya sembari mereka ulang kejadian tadi lalu menyampaikannya pada Arimbi.“Gue ambil mobil buat ngejar mobilnya dia tapi udah nggak kekejar. Dia keburu pergi, gue kehilangan jejak.” Bjorka menutup ceritanya dengan embusan napas berat.“Tuh kan cuma segitu doang ternyata. Harusnya tadi lo kejar dong sampai berhasil,” s
Bjorka sudah menanti di luar saat langkah Rachel tiba di dekatnya. Rachel baru saja selesai mengunjungi Marvel. Meskipun belum merasa puas tapi ia terpaksa menyerah pada peraturan karena waktu kunjungan sudah habis.Bjorka yang tampak berbicara dengan seseorang langsung mengakhiri obrolannya saat melihat Rachel muncul lalu melangkah mendekati gadis itu.“Udah?” tanyanya.“Udah.” Rachel menyahut singkat.“Kenapa cuma sebentar?”“Waktu kunjungannya udah habis.”Saat itu mereka memang datang di beberapa menit terakhir sehingga tidak bisa terlalu lama.Bjorka melirik arloji di pergelangannya. “Lain kali kalau ke sini kayaknya jangan di saat-saat genting deh, Ra.”Rachel mengangguk. Mereka berjalan bersama menuju mobil Bjorka. Setelah menekan tombol unlock, Bjorka tidak langsung masuk. Ia membukakan pintu untuk Rachel dan menunggu sampai gadis itu masuk dan duduk di tempatnya.Setiap gerak-gerik Bjorka tidak satu kali pun lolos dari pantauan Rachel. Cara Bjorka bersikap, caranya berbicara
Starla masih berada di rumah sakit. Hari ini satu demi satu orang-orang terdekat Starla dan Radev berdatangan membesuknya. Para tamu yang datang didominasi oleh kenalan Radev. Aneka bingkisan yang terdiri dari buah-buahan, makanan, buket bunga, sampai perlengkapan bayi berjejer mengisi ruangan Starla. Radev terlihat begitu bahagia atas kelahiran bidadari kecilnya. Sedangkan Bintang merasa cemburu pada adiknya. Bintang yang biasanya tidak banyak tingkah mulai tantrum. Setiap kali Radev ataupun Starla memegang baby Bianca maka Bintang akan bertingkah. Anak itu menggunakan berbagai cara, mulai dari minta digendong sambil menarik-narik baju Radev, sampai berguling-guling di lantai jika Radev tidak mau mengikuti keinginannya. Tidak peduli walaupun banyak orang di sekelilingnya. Contohnya saat ini. Bintang menangis sambil bergulingan di lantai saat melihat Radev menggendong Bianca sambil berbincang dengan kolega bisnisnya. “Bintang, ayo bangun, Nak, kalau tiduran di sini nanti bajunya bi
“Aaaa … sakit, Dev …” Rintihan menyedihkan itu meluncur dari mulut Starla. Bulir-bulir keringat sebesar jagung menyembul di pelipisnya.Di sebelah Starla Radev duduk mendampingi. Tangannya menggenggam hangat jemari istrinya itu. Radev mencoba tenang, tapi ia tidak bisa membohongi diri, bahwa jauh di dalam hatinya ia juga merasa sangat panik. Masalahnya, ini adalah pengalaman pertamanya mendampingi wanita melahirkan.Waktu begitu cepat berlalu dan begitu banyak yang terjadi. Tanpa terasa saat ini Starla sudah berada pada masa-masa pra persalinan. Selama kehamilannya yang kedua Radev tidak sekalipun meninggalkan Starla. Pria itu setia mendampingi istrinya dan memperlakukannya dengan begitu istimewa. Radev menebus segala yang telah hilang saat dulu Starla mengandung Bintang.Sejak kemarin malam Starla mengeluh kesakitan sehingga Radev memutuskan untuk membawa ke rumah sakit. Setibanya di sana dokter yang memeriksa Starla mengatakan bahwa mulut rahim baru membuka satu senti sehingga Sta
Rachel menatap ke sekelilingnya seperti orang bingung. Para wisudawan lain tampak begitu berbahagia. Ada yang berfoto bersama dengan keluarganya, wefie bareng kekasih, reuni dadakan karena bertemu teman lama yang ternyata saudara dari teman mereka, dan ada juga yang berbincang dengan sesamanya merancang masa depan.Rachel tidak tahu harus melakukan apa. Orang-orang sibuk dengan diri masing-masing. Semua pergi meninggalkannya. Mulai dari kakaknya, orang tuanya, dan sekarang lelaki yang disukainya.‘Pulang aja deh. Mau ngapain aku di sin? Mau jadi badut?’Rachel memutuskan untuk pergi dan menghibur dirinya sendiri. Orang-orang pastilah memiliki kesibukan masing-masing. Yang penting mereka sudah menunaikan janji untuk datang ke acaranya. Lalu apa lagi yang Rachel harap?“Ra!”Langkah kaki Rachel terhenti saat suara seseorang menahannya. Ketika Rachel menoleh ia mendapati Radev berdiri di dekatnya.“Lo ke mana aja sih, Dev? Gue pikir lo udah pulang.”“Sorry, tadi gue nemenin Starla ke toi
Hari ini Starla dan Radev bersiap-siap untuk menghadiri acara wisuda Rachel. Sementara Rachel-nya sudah pergi sejak tadi.“Kaka beneran jadi PW-nya Rachel nggak ya?” Starla menggumam sambil mengaplikasikan maskara di matanya.“PW apa?” Radev yang menggendong Bintang menoleh pada sang istri.“Pendamping wisuda, Dev. Jadi Rachel kan ada challenge sama temen-temennya. Masing-masing dari mereka harus bawa pasangan. Siapa yang nggak bawa akan kena hukuman. Jadi aku saranin minta tolong sama Kaka. Perasaan dulu aku udah cerita deh. Masa kamu lupa?” Starla melirik suaminya melalui kaca meja rias.“Masa?” Radev berkerut.Starla mengangguk.“Oh, mungkin aku lupa,” jawab Radev.“Memangnya Pak Radev mikirin apa sih, kenapa sampai lupa begitu?” goda Starla.“Mikirin kamulah, mikirin apa lagi memangnya? Iya kan, Nak? Yang ada di pikiran Papa kan hanya Mama.” Radev meminta dukungan pada Bintang yang berada di dalam gendongannya tapi tentu saja anak itu tidak akan tahu apa-apa.Starla mendelik melal
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.