Share

Bab 45. Huang Tak Terima Kalah

Elang masih tegak berdiri dalam tatapan tajamnya.

Tiba-tiba,

"Aku menolak tawaranmu! Aku lebih baik mati berkalang tanah diatas tanah negeriku dari pada aku menjadi pengecut dan pecundang negara."

Elang berkata dengan tegas. Elang semakin menyatu dalam dimensi tersebut, tubuhnya semakin terisi oleh bayangan Shang Fu.

Wusttt! Sabetan pedang milik lawan menerpa wajah pemuda tersebut.

"Sudah aku duga!! Kau mata-mata itu." sungut Huang.

"Aku tak pernah menjadi mata-mata siapapun! Kau licik, Huang! "

Blasttt! Kali ini Huang memberikan pukulan telak pada Elang. Tubuh pemuda itu langsung mundur selangkah. Pukulan itu hanya mengenai tempat kosong

'Bagus, Elang. Kau mulai bisa mengatur gerak spontan tubuhmu.' bisik paman Ho.

Elang kembali menahan kakinya agar tak terjatuh, satu pukulan pada pundak Huang pun tak terelakan.

Lengan baju kiri Huang robek.

"Sialan! Kau memang kampungan Shang Fu. Pantas saja tak ada wanita yang mau hidup bersamamu. Huh ... Ingat kau berhutang budi padaku. Posisi s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status