"Klik."Violet mendengar pintu kamar dibuka, lalu cahaya redup menyinari kamar."Violet," panggil Romeo dengan suara rendah.Violet berpura-pura tidak mendengarnya.Romeo pun menaikkan volumenya. "Violet!"Violet mengernyit. Dia menjawab tanpa membuka matanya, "Ngapain kamu membangunkanku malam-malam?""Bangun!"Suara Romeo mengandung amarah yang tidak bisa ditahannya.Violet pun bangun dengan terpaksa. Dia melihat Romeo yang sedang berdiri di depan pintu, kemudian berkata, "Romeo, apa kamu salah minum obat?"Tiba-tiba, Romeo mendekat dan Violet tercengang. Beberapa detik kemudian, Violet ditekan oleh Romeo ke tempat tidur.Lampu redup di sebelah pintu menyinari tubuh Romeo dan membuat suasana agak ambigu.Violet langsung berhenti bernapas untuk sesaat, kemudian dia bertanya dengan tenang, "Ngapain kamu?""Di mana kamu malam ini?""Aku pergi makan bersama temanku.""Teman yang mana?"Violet mengernyit. "Aku nggak punya hak untuk memberitahumu, 'kan? Kamu jangan lupa kalau kita hanya sa
Setelah Violet menikah dengan Romeo di kehidupan lalu, Nyonya Besar Fernandez berkata jalan menuju hati seorang pria adalah melalui perutnya. Oleh karena itu, nona muda yang mempunyai tangan halus sepertinya mulai melakukan berbagai hal di dapur.Namun, pada akhirnya, Romeo tidak pernah mencoba masakan buatannya.Ujung-ujungnya, itu karena Romeo lebih mencintai Evelyn.Violet sudah selesai membuat sarapannya. Ketika Romeo melihat tidak ada porsinya, dia mengerutkan alisnya. "Punyaku?""Buat sendiri."Violet sama sekali tidak bersikap sopan padanya.Romeo pun marah, "Violet!"Violet tidak menghiraukannya, melainkan sibuk mengunyah rotinya.Karena dia sudah tidak menyukai Romeo, dia tidak perlu menghabiskan tenaga untuk menyenangkannya."Aku sudah kenyang."Selesai makan, Violet meletakkan piring dan sendok di dapur. Kemudian, dia mengambil tasnya dan hendak keluar.Romeo bertanya, "Ke mana kamu mau pergi?""Aku ada kelas siang ini.""Minta izin.""Romeo, kamu gila, ya?"Akhirnya kesabar
Kalimat itu membuat Violet mengalah dan hanya bisa menuruti Romeo."Baiklah. Ayo berbelanja."Lagi pula, uang yang akan dipakai bukan milik Violet. Dia bisa berbelanja sesuka hatinya.Violet tidak memperhatikan Romeo juga tanpa sadar tersenyum.Begitu mereka tiba di mal, Violet melihat sekeliling. Dia akan segera membangun jalan perbelanjaan, jadi dia perlu mengamati dan belajar.Tiba-tiba, Violet merasa tangannya digandeng. Dia tanpa sadar menoleh, kemudian dia melihat Romeo yang sudah kembali dari membeli teh susu dengan waswas. Violet bertanya, "Ngapain kamu?""Gandengan tangan untuk foto."Setelah itu, Romeo melirik ke arah seorang pria tidak jauh dari mereka yang sepertinya paparazi dengan kamera.Meskipun Violet merasa jengkel, dia tetap menurut.Romeo mengeluarkan ponselnya, kemudian membuka kamera.Violet berkata, "Apa lagi yang mau kamu lakukan?""Swafoto.""..."Senyuman Violet tampak canggung di kamera. Ketika Romeo melihat itu, dia berkata dengan tidak senang, "Apa kamu ngg
Kalau Romeo benar-benar tidak senang keluar bersama Violet, lain kali mereka tidak perlu keluar bersama-sama lagi.Violet menahan lidahnya. Romeo juga mengabaikannya dan tiba-tiba mulai menyetir. "Setelah kita sampai di rumah, transfer semua pengeluaran hari ini kepadaku."Ketika Violet mendengar itu, dia menjadi kesal."Kamu yang mengajakku keluar, tapi kamu memintaku membayar sendiri?""Ini hanya sebuah akting.""Apa salahnya pria mengeluarkan uang sedikit untuk istrinya?!""Kamu yang bilang kita hanya suami istri di atas kertas hitam putih."Violet terdiam.Awalnya dia ingin memanfaatkan Romeo, tapi sepertinya dia berhalusinasi terlalu indah.Romeo seorang pengusaha, bagaimana mungkin dia membiarkan dirinya sendiri rugi?"Dasar pelit!"Violet menarik napas dalam-dalam.Lupakan saja, dia tidak mau marah. Lagi pula, dia juga tidak ingin berutang pada Romeo. Violet akan membayarnya. Lagi pula, dia tidak kekurangan uang.Setelah mereka tiba di Kediaman Fernandez, ponsel Violet menerima
Besok, banyak orang yang mengelilingi papan buletin universitas.Violet baru memasuki halaman Universitas Ace, lalu dia merasa ada yang aneh dengan tatapan mata orang di sekitar padanya.Tak jauh darinya, dia mendengar suara marah seorang pria. "Minggir! Apa lihat-lihat?"Setelah itu, pria itu merobek sesuatu dari papan buletin.Violet mengerutkan alisnya. Dia melihat orang yang dikerumuni adalah Nicholas. Nicholas meremas keras di tangannya menjadi bola dan ekspresinya terlihat masam.Saat orang-orang di sekitar melihat Violet mendekat, satu per satu menghindar dan diam-diam mundur. Akan tetapi, mata mereka masih tertuju pada Violet dan Nicholas.Violet tertawa sebelum berkata, "Kita baru beberapa hari nggak berjumpa, tapi sepertinya temperamen Tuan Muda Nicholas memburuk.""Kamu masih tertawa? Setelah kamu melihat ini, apa kamu masih bisa tertawa?"Nicholas melemparkan gumpalan kertas di tangannya kepada Violet.Violet pun membuka kertas itu dengan bingung.Dia melihat tubuh seksi se
Para lelaki di kelas memang menyukai Evelyn yang cantik. Saat mereka melihat perempuan idaman mereka menangis, satu per satu lelaki mulai membela Evelyn.Tindakan mereka malah membuat dosen terkesan menjadi orang yang kasar dan tidak berperikemanusiaan.Seperti yang dipikirkan Evelyn, raut wajah dosen menjadi makin masam.Evelyn pun panik.Saat dia menggunakan metode biasanya, dosen tidak menjadi lembut kepadanya seperti dulu. Sebaliknya, dosen itu berkata dengan sinis, "Kamu nggak belajar baik-baik, tapi memang kamu memiliki teman yang baik. Evelyn, kamu benar-benar hebat."Evelyn buru-buru menggelengkan kepalanya. "Bu, aku ...."Saat ini, bel yang menandakan kelas sudah berakhir berbunyi. Dosen itu mengambil bukunya, lalu langsung pergi.Kali ini dosen sungguh marah pada Evelyn. Jane di sebelah menarik lengan Evelyn, kemudian berkata, "Kamu nggak usah memedulikannya. Dia hanya iri padamu. Dia pasti sudah menopause.""Tapi, apa kamu sudah mendengarnya? Pagi ini ada foto seorang wanita
Evelyn menarik lengan Jane dengan gugup. "Jangan berbicara lagi. Cepat makan."Namun, Jane mempunyai pendapat yang lain.Sedangkan Violet sama sekali tidak melihat Evelyn. Dia hanya melihat ada tempat kosong di belakang mereka, jadi dia ingin duduk di sana.Ketika Violet berjalan ke depan tiga orang itu, sudut mata Violet baru menangkap Evelyn yang sedang menundukkan kepalanya dan makan.Jane tiba-tiba berdiri, lalu menghalangi jalan Violet."Permisi, apa kita saling kenal?"Violet berbicara dengan suara lembut dan tersenyum, tapi senyumannya terlihat palsu."Tentu saja aku nggak mengenal kupu malam-malam sepertimu, tapi semua orang mengenalmu, 'kan?"Jane sengaja meninggalkan suaranya agar semua orang mendengarnya.Kejadian di papan buletin universitas pagi ini sangat heboh. Sepertinya setengah orang di universitas tahu tentang hal itu.Violet juga tidak marah. Dia ingin mendengar sebenarnya apa yang ingin dikatakan Jane.Jane berkata, "Menurutku, orang sepertimu yang masuk dari pintu
Nicholas melirik Jane dengan sinis. Dia tidak menyembunyikan rasa jijik dan kesalnya.Evelyn yang merasa ada yang tidak beres dengan situasi ini buru-buru berdiri. Dia berdiri di depan Jane, kemudian berkata, "Tuan Muda Nicholas, semua ini hanya salah paham. Jane nggak bermaksud jahat.""Kapan aku memintamu berbicara?"Nicholas sama sekali tidak bersikap sopan kepada Evelyn.Raut wajah Evelyn pun menjadi masam.Semua orang bisa melihat kalau Nicholas sedang membela Violet. Karena itu, Jane merasa iri."Sebenarnya metode apa yang telah kamu gunakan untuk menyihir Tuan Muda Nicholas? Tuan Muda Nicholas, apa kamu tahu kalau wanita ini adalah seorang pelakor?! Dia juga ingin merebut pacar orang. Dia ini seorang kupu-kupu malam!"Jane berteriak dengan sangat kuat, tapi tatapan mata Nicholas menjadi makin sinis.Tatapan mata itu membuat Jane merinding. Nicholas berkata dengan sinis, "Aku nggak pernah memukul wanita, tapi kalau kamu berbicara lagi, aku bisa mencoba."Melihat Jane ketakutan, V