Share

Kontrak Cinta Terlarang
Kontrak Cinta Terlarang
Penulis: Fia Cornelia

Malam Pertama Dengan Suami Kedua

"Tunggu apa lagi? Cepat sentuh aku!" Celine berkata dengan nada ketus menyambut lelaki yang baru saja keluar dari kamar mandi itu.

"Apa kau tuli, huh?" Tidak mendapat respon dari lawan bicaranya, hati Celine rasanya semakin memanas.

Celine tahu tak seharusnya dia melampiaskan kekecewaan hatinya pada lelaki itu, tapi mengingat dia turut andil dalam apa yang menimpah hidupnya kini, jadi Celine tak peduli.

Masih tak mendapati respon, Celine mengambil inisiatif mendekati Jonathan-- lelaki yang baru saja mengucapkan janji suci bersama dirinya itu. "Apa lagi yang kau pikirkan, huh?"

Tanpa peduli dengan tatapan tak terbaca dari Jonathan, Celine dengan berani melingkarkan tangannya ke leher lelaki itu. Namun, sial. Bukannya menyambut perlakuannya, Jonathan malah mendorong lembut tubuhnya.

"Jangan seperti ini, Nona!" pinta Jonathan mengundang kekehan sinis keluar dari mulut Celine.

Bagaimana tidak? Permintaan Jonathan ini seakan menegaskan jika lelaki itu juga tak mengharapkan dirinya.

Setidak menarik itu kah dia di mata para lelaki? Hingga suami keduanya itu secara terang-terangan menolak dirinya.

"Lalu, seperti apa yang kau inginkan, hah?" pekik Celine menatap nanar Jonathan.

Jonathan hanya diam tidak menjawab, dia bingung harus bagaimana menjelaskan kepada Celine.

Celine semakin kesal dengan kediaman Jonathan, dia pun menarik Jonathan hingga terjatuh di atas ranjang dan menindih tubuh suami keduanya itu.

"Apa yang kamu lakukan, nona? Jangan seperti ini," tolak Jonathan sambil berusaha untuk menurunkan tubuh mungil gadis beriris coklat itu.

Celine tidak menjawab, dia melancarkan aksinya memberikan cumbuan kepada Jonathan meskipun terasa kaku. Karena, selama ini Celine belum pernah melakukan itu semua kepada Alister lelaki yang menikahinya dua tahun lalu.

Celine seakan sudah tidak peduli lagi dengan harga dirinya, saat ini yang ada dipikirannya segera melakukan dengan Jonathan dan dia bisa segera hamil agar secepatnya terlepas dari ide gila ini.

Dengan serangan yang Celline luncurkan akhirnya pertahanan Jonathan pun runtuh. “Shit! Aku normal jika seperti ini terus siapa yang tahan. Oke nona, jangan salahkan aku jika ini akan membuatmu menyesal.”

Lelaki manapun akan terbuai jika diperlakukan seperti itu. Jonathan dengan terpaksa akhirnya melakukan kewajibannya, suara rintihan, dan jeritan begitu menggema di penginapan tersebut. Beruntung penginapan itu memiliki peredam suara apalagi diluar sana sekarang sedang turun hujan.

Jonathan menatap lekat wajah Celine, sebenarnya dia tidak tega. Akan tetapi, sudah kepalang tanggung dia semakin mempercepat aksinya itu sehingga membuat Celine semakin meraung-raung menahan sakit dan perih.

Celine juga meneteskan air matanya merasakan antara rasa sakit kehilangan keperawanan dan sakit di hati dengan apa yang terjadi kepada dirinya.Harusnya malam pertama yang indah ini dia lakukan bersama Alister– suami yang begitu dia cintai, tapi sayang ya semua tak berjalan sesuai keinginan Celine

Bagaimana tidak? Jika Alister malah menyuruhnya melakukan pernikahan kontrak dengan Jonathan demi mendapatkan seorang anak. Sebenarnya celine saat ini hancur tapi dia berusaha tegar demi rasa cintanya kepada Alister takut jika suaminya itu benar-benar menceraikan dirinya jika tidak bisa mengandung.

Satu jam berlalu pergumulan tak diinginkan itu pun selesai. Jonathan berbaring disebelah Celine lalu meraih selimut dan menutupi seluruh tubuhnya dan menghadap ke langit-langit penginapan VVIP tersebut.Celine membelakangi Jonathan dengan air mata yang terus berlinang. Bukan hanya hatinya yang sakit tapi Celine merasa dia sudah tidak ada harga dirinya.

Jonathan merasa bersalah kepada Celine."Maaf," ujar Jonathan singkat.

"Berapa yang kamu terima dari suamiku? Apa alasan kamu menikah denganku?" tanya Celine di sela tangisannya.

Jonathan masih diam tidak bergeming, dan masih enggan untuk menjawab apa lagi tenaganya sudah habis setelah pertempuran yang panas itu.

“Aku punya penawaran untukmu,” sambung Celine yang masih terus membelakangi tubuh Jonathan.

“Apa itu?” tanya Jonathan singkat.

“Jika dalam tiga bulan kamu bisa membuatku hamil, aku akan mempromosikan mu di kantor papaku. Akan tetapi, jika kamu tidak sanggup melakukan itu semua, maka kita harus bercerai dan kamu tidak akan mendapatkan sepeserpun termasuk dari Alister,” Celine berkata penuh dengan penekanan agar Jonathan bisa memahami apa yang dia mau.

"Kenapa diam? Apa kau takut dengan tantanganku?” tanya Celine sambil membalik tubuhnya. Karena, sedari tadi Jonathan hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan Celine.

Jonathan bukannya menjawab, dia justru bangun dan memakai celananya lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi. Semuanya itu justru membuat Celine kesal.

"Jawab,Jo. Apakah kamu setuju?" tanya Celine lagi sambil duduk dan menutupi tubuhnya dan meraih baju tidur yang seksi.

"Nggak minat," jawab Jo ketus sambil berlalu meninggalkan Celine yang masih penasaran.

Mendengar jawaban Jonathan membuat Celine semakin kesal, dia pun ikut turun mengejar Jonathan. Karena, dia penasaran apa alasan Jonathan menolaknya.

Jonathan tersenyum bisa membuat Celine marah. Tiba-tiba saja terdengar suara dering handphone. Jonathan menutup pintu dan berdiri sambil mendekatkan daun telinganya.

Celine menghentikan langkah kakinya dan memutar tubuh menuju tempat dimana ponselnya berada.

“Alister, tumben dia video call,” batin Celine sambil menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

Tampaklah seorang lelaki tampan dengan hidung mancung di layar ponsel Celine sambil tersenyum lebar.

“Hai, sayang. Bagaimana malam pertamamu, apakah itu berhasil?” Alister tanpa basa basi bertanya kepada Celine, dia seakan tidak punya perasaan sama sekali.

Celine menghela nafas dengan perasaan kecewa, padahal dia sudah sangat senang dan berpikir bahwa Alister mengkhawatirkan dirinya. Namun, kenyataannya sang suami justru bertanya tentang malam pertamanya dengan Jonathan.

Celine membuang muka. Hatinya berdenyut nyeri mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Alister.

"Aku rasa ... kalian sudah melakukannya," tebak Alister tepat sasaran. Lelaki itu mengembangkan senyum bahagia yang sukses membuat Celine merasa terpuruk.

“Jahat kamu, Alister. Kenapa begitu tega bertanya seperti itu kepadaku,” Celine meneteskan air matanya, hatinya benar-benar hancur.

“Hai, Celine,” seorang lelaki muncul di belakang Alister sambil memeluk pundaknya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status