"Kenapa, kenapa aku diperlakukan seperti ini?” tanya seorang wanita dalam hati. Ia merasa aneh kali ini karena diperlakukan sangat berbeda, tidak ada cambukan, tidak ada perintah menjadi pelayan, justru dirinya diurus seperti seorang putri. Bukankah dirinya ini tidak berharga? Karena dia hanya seorang budak.
Beberapa Jam kemudian, persiapan wanita itu selesai. Dia telah didandani dengan cantik, memakai gaun berwarna biru yang indah senada dengan rambutnya. Lalu, para pelayan membawanya pergi menuju istana kekaisaran, hingga sampai di depan pintu kaisar."Yang Mulia, dia sudah datang," ujar pengawal yang berdiri di depan pintu kaisar."Bawa dia masuk!" teriak kaisar. Pengawal langsung membukakan pintu kamar kaisar mempersilahkan wanita itu untuk segera masuk.Pria tinggi yang disebut kaisar itu sedang menatap luar dari jendela kamarnya, rambut berwarna hitam sedikit panjang, alisnya terlihat sangat lentik dan tebal. Lalu matanya berwarna coklat yang memikat, siapa pun yang melihat rupa kaisar pasti akan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Wanita itu sedikit penasaran hingga menunggu untuk melihat wajahnya. Namun kemudian, langkah kakinya yang terdengar berisik, membuat kaisar menoleh padanya.Jarak antara keduanya 3 meter, lalu kaisar memperhatikan wanita berambut biru di hadapannya, dari ujung kaki hingga kepalanya. Namun, sesaat ia heran ketika melihat bagian tubuh yang tak tebalut kain dari wanita itu penuh dengan bekas luka."Apa dia wanita yang dikirim si duke?" tanya Kaisar memastikan."Benar, Yang Mulia," ujar pengawal.Kaisar diisukan selalu meminta seorang wanita untuk menemaninya tidur. Namun, tidak ada satu pun yang bisa memikat hatinya. Beberapa wanita yang pernah menidurinya tidak akan bertahan satu hari menemaninya. Setelah melakukan hubungan badan, kaisar akan langsung mengusir mereka. Bahkan, beberapa wanita langsung dibunuh olehnya jika bertingkah tidak sopan. Dan seseorang yang selalu memberikan wanita adalah duke dari Nest."Apa si duke terang-terangan menghinaku dengan mengirim wanita ini?" kesal kaisar setelah melihat tubuh yang berbekas luka dari wanita di hadapannya. Dari nada bicaranya pengawal cukup panik jika ia melihat kaisar mereka tersinggung dengan kiriman dari duke kali ini."Yang Mulia, apa sebaiknya kita bunuh wanita ini dan mengirimkan mayatnya?" tanya pengawal.Wanita itu mendengar percakapannya dan langsung terkejut.Jadi, hari ini aku akan dibunuh? Untuk apa pak tua itu membeliku jika aku di hadapkan dengan kematian? Apa alasannya mengirimkan padanya? Jika begitu, seharusnya ia tidak perlu menyiapkan persiapan diriku secantik ini. Kaisar memperhatikan kembali wajah wanita itu di hadapannya cukup lama. Rambut berwarna biru, mata yang indah senada dengan rambutnya seolah ia melihat seseorang.Deg.Tiba-tiba saja mata kaisar membulat tak percaya, mengapa ia kembali teringat pada bayangan seseorang? di samping wanita itu, ia melihat bayangan seseorang yang sangat ia rindukan.Dia ... entah kenapa begitu mirip dengannya."Baiklah. Jangan dibunuh, akan kuterima dia. Tinggalkan dia di sini dan keluarlah," pinta Kaisar."Baik Yang Mulia."Para pelayan dan pengawal pun meninggalkan wanita itu seorang diri. Pintu sudah menutup, suasana ruangan kaisar menjadi hening. Dengan waspada, wanita itu sangat canggung, tapi dia mengerti dan menunduk hormat pada Kaisar.Kaisar duduk di ujung tempat tidurnya."Kemari kau," pintanya.Ia melirik tatapan kaisar. Sejak kaisar bersuara, wanita itu merasa pernah mendengar dan mengenali suaranya itu sebelum ini.Suara yang asing, namun sekaligus tidak asing, apa aku pernah bertemu dia sebelumnya?Ketika Kaisar menjulurkan tangan kanannya."Kemarilah." Bayangan seorang lelaki muda terlihat di sampingnya.Di situlah wanita itu sadar. Bayangan lelaki itu adalah penolong sekaligus teman dekat di masa lalunya.Tidak Mungkin. Lelaki yang sedari kecil bersamanya menjadi sahabat sejati sebagai dua anak yatim piatu, sehidup semati selalu menemani di mana pun mereka berada, lalu mereka berlatih pedang bersama untuk bertahan hidup, hingga menjadi tentara bayaran. Kenangan itu, kenangan yang paling membahagiakan dalam hidup wanita itu."Stefen Angelo Collin." Teman masa kecil sekaligus cinta pertamanya.Setelah 5 tahun terakhir, mereka berdua tidak bertemu dan wanita itu kini melihat Stefen sudah menjadi kaisar di negara ini. Cukup lama menunggu, Stefen menarik lengan wanita itu untuk mendekatinya. Memeluk pinggangnya sembari bertatapan aneh padanya."Kamu sangat cantik, aku berani bertaruh, kamu pasti punya nama yang sama cantiknya dengan wajahmu, kan?" tanyanya dengan menggoda.Apa?Bak tersambar petir, wanita itu kaget sekali dengan ucapan Stefen.Kenapa?Stefen lalu menjatuhkannya di atas ranjang, ia bahkan mencoba menindihnya dan berkata hal-hal yang membuat wanita itu tidak percaya."Jangan takut. Aku berjanji akan memperlakukanmu dengan lembut," ucap Stefen.Kenapa?Perlahan Stefen membuka atasan bajunya dan membuat dada wanita itu sedikit mengembul, sedangkan wanita itu hanya bisa menutup mata menoleh ke arah lain dan berurai air mata.Kenapa kamu tidak mengingatku!?'PADAHAL HIDUPKU HANCUR GARA-GARA DIRIMU!'15 tahun yang lalu, jauh sebelum konsep negara dan wilayah tercipta. Dunia terbagi menjadi 2, akibat berdirinya 2 negara pertama yang pernah ada. Mereka merebut atas pemilik nama yang akan menjadi ibu kota. Ziarkia dan Nest.Peperangan keji yang berlangsung di seluruh wilayah antara kedua negara menyebabkan kematian yang tak terhitung jumlahnya."Mereka adalah penduduk Sinoi, bunuh mereka semua!"Jleb, jleb. Ratusan pedang membasmi penduduk Sinoi yang dikenal sebagai kumpulan para penyihir ramalan dan penganut agama yang membicarakan bahwa kaum bangsawan setara dengan rakyat biasa."Kyaaaah""Aggghhh"Di antara seluruh wilayah itu, kami yang penduduknya terkenal dengan kaum berambut biru, dianggap sebagai duri yang mengganggu oleh pihak pemerintahan kaisar. Lalu mereka percaya akan ramalan, suatu hari nanti akan ada di mana kerajaan akan runtuh karena kaum berambut biru, sehingga kaum kami pun ditumpas habis."Ibu!"Seorang anak perempuan membukakan pintu dari rumah gubuk di suatu pedesaan. Namun, ketika ia membuka pintunya, yang ia lihat adalah tubuh tergeletak kedua orang tuanya yang sudah bersimpah darah. Kakak kandungnya yang membawa pulang pun menyelamatkan adiknya untuk bertahan hidup."Larilah!"Karena peperangan terus berjalan, Anak itu sambil menangis pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan saudara kandungnya."Aku harus pergi dari sini! Aku harus menemukan seseorang yang bisa membantuku, tapi siapa?!"Terlintas dalam pikiran anak itu, wajah orang asing yang paling terkenal di desa Sinoi."Ah ya. Stefen. Dia orang yang paling pintar di kota ini, telah menjadi ahli pedang di usia muda. Dia pasti punya rencana."Stefen Angelo Collin, pada awalnya dia adalah seorang anak yatim piatu dari negara asing. Tapi dia berhasil membuat semua penduduk menyukainya dalam waktu yang singkat. Dia sangat loyal pada siapa pun yang dia anggap sebagai orang terdekatnya. Dia bahkan merawat sendiri gurunya yang sedang sakit. Dibandingkan yang lainnya, Stefen pasti bisa melakukan sesuatu."Guru!" teriak seorang lelaki."Bukankah itu suaranya?" bisik anak itu. Dia berhenti berlari begitu menyaksikan Stefen dan gurunya yang terluka parah."Guru! Hiks ... kamu belum boleh mati di sini!" lirih Stefen kecil.Guru nampaknya sudah terkena serangan dan terluka cukup parah."Guru! Aku, hiks ... masih membutuhkanmu."Krasak. Suara serak rumput. Stefen langsung melihat pada arah suara. lalu ia menidurkan guru di tanah. Ia mengira suara itu adalah musuh yang mencarinya. Stefen langsung berlari kencang."Hei. Tunggu!" teriak anak itu.Aku tidak boleh kehilangan jejak dia!Awan sudah mulai menghitam, air hujan pun perlahan turun, tapi anak itu masih mengejar Stefen yang berlari.Akhirnya Stefen dan anak itu berhenti di sebuah gua kecil."Hei. Kau tau siapa aku?" teriak Stefen sembari mengibaskan rambutnya yang terkena air hujan."Kenapa kau mengikutiku?"Anak itu hanya diam dan duduk sambil menundukkan kepalanya."Hei!" teriak Stefen kembali."Karena aku memilihmu. Itu saja!" jawab anak itu.Keesokan harinya. Anak itu membawakan beberapa buah yang ia dapat di hutan."Kau mendapatkan semua ini sendirian?" tanya Stefen."Iya."Stefen sudah menyangka yang tidak-tidak pada perempuan kecil itu, anak itu bukanlah penjahat, tapi dia meminta perlindungan darinya."Kau, siapa namamu?""Namaku ... Laura Estelle."Sehari sebelum pertemuan mereka kembali. Dalam aula pertemuan rapat kerajaan, antara para penasihat dan para tetua serta para bangsawan terkemuka yang selalu diadakan setiap awal bulan.“Yang mulia, Kapan Anda akan menikah?” tanya seorang tetua. Pertanyaan ini sudah yang keempat kalinya.“Menurutku, aku masih terlalu muda, apa hari ini hanya membahas hal ini lagi?!” tanya Stefen kesal. Semuanya menundukkan kepalanya setelah mendapatkan tatapan tajam Stefen, terkecuali duke dari Nest.“Tentu saja, Anda tidak akan perlu memikirkan pernikahan, Anda bisa memiliki para wanita dengan mudah dan aku selalu mencari para wanita elit untuk menghiburmu,” ujar duke tua dengan senyum licik. Bagi Stefen, duke dari Nest selalu berusaha mengambil hatinya dengan mendatangkan wanita untuk melayaninya.“Meskipun kau telah berusaha, aku tidak pernah tertarik dengan wanita yang kau pilih, mereka hanya alat pemuas nafsu sesaat.”Meskipun beberapa kali aku pernah bermalam dengan beberapa wanita yang dikirim
Meskipun wanita dihadapannya ini bisu. Stefen tidak merasa jijik, justru ia memasang wajah senang berharap si wanita itu adalah seseorang yang sangat dia rindukan.'Jangan melihatku seperti itu!' tiba-tiba Laura teringat kembali perkataan dan wajah Stefen di masa lalu. Laura menolehkan kepalanya ke arah lain."Kenapa kau menolehkan kepalamu?" tanya Stefen sembari menarik kembali dagu Laura untuk menatapnya kembali.Bukannya kamu membenci tatapanku seperti ini? Kenapa kamu sekarang seperti ini? gerutu Laura dalam hati."Pasti sulit sekali mendapatkan orang seperti ini," gumam Stefen."Hah?" Laura bingung dengan perkataan Stefen. Sikap Stefen yang seperti ini tidak pernah terlihat di masa lalu. Stefen yang selalu tegas dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Mengapa dia bisa selembut ini sekarang?"Usaha si duke benar-benar patut dipuji," terang Stefen.Stefen merasa bahagia jika wanita yang ada di depannya memang benar-benar Laura. Bahkan ia mencoba mengelus kedua tangan dan kakinya y
15 tahun yang lalu saat penduduk Sinoi dibantai habis, hanya Stefen dan Laura yang masih hidup. Keduanya mulai hidup bersama setelah itu."Kau tidak dibunuh dan berhasil kabur?" tanya Stefen."Aku sedang dalam perjalanan jauh dari kota bersama kakakku, tapi mereka ...." jawaban Laura dimengerti oleh Stefen."Ah. Kalau begitu penduduk Sinoi sekarang hanya tinggal kau dan aku. Kau adalah penduduk asli, pasti bisa menggunakan sihir," ujar Stefen. Tapi Laura menjawab dengan gelengan kepala."Hah? Yang benar saja? Kau tidak pernah menggunakan sihir?" bingung Stefen. Namun dibalas anggukan Laura."Meskipun aku penduduk asli, keluargaku belum pernah mengajarkan sihir padaku, namun mereka melakukan sesuatu pada tubuhku," terang Laura.Stefen mengerti, itu sebabnya Laura berhasil kabur. Bau tubuh khas penduduk Sinoi tidak tercium dalam tubuh Laura, sehingga para tentara itu tidak menemukannya.***Peperangan telah usai, Stefen dan Laura yang masih berusia 10 tahun itu mengunjungi desa kembali
"Anda ingin menyewa kami untuk melakukan pekerjaan macam apa?" tanya Stefen. Kali ini Stefen mendapatkan klien dari putri bangsawan istana kekaisaran. di sampingnya ada Laura yang menemaninya sebagai asisten.Mata putri itu menatap Laura."Dia seorang pria, kan? tapi wajahnya sangat cantik," ucap putri sembari menunjuk pada Laura, membuat Laura mematung karena baru kali ini dia disebut cantik.Benarkah? Aku cantik?"Bagaimana kalau kau jual dia padaku? Di kalangan bangsawan, ada sebuah tren dengan memiliki seorang babu untuk dipukuli," terang putri semakin membuat Stefen dan Laura tak mengerti."Jual dia padaku! Akan kubeli dia dengan harga yang bagus," senyum putri. Stefen yang mendengarnya langsung geram."Pemimpin macam apa yang menjual anggotanya sendiri?""Berhentilah sok suci. Di zaman sekarang, memangnya masih ada yang namanya loyalitas? yah, aku toh tidak berharap bisa membawanya pulang denganku hari ini juga," terang sang putri sembari berdiri sebelum meninggalkan tempat."Ka
"Seharusnya aku melakukannya sejak awal. Aku sendiri tidak paham kenapa aku membiarkan orang menyusahkan macam dirimu berkeliaran di sekitarku," ujar Stefen membuat Laura terpukul."Kamu bercanda, kan, Stefen? Tidak mungkin kamu mengatakan hal seperti itu," ucap Laura lirih. Apa yang membuat Stefen berubah? Dia masih marah karena sebuah ciuman? Apa itu layak dibandingkan dengan menjual dirinya?Stefen membalikkan badannya. "Marquis Hauren akan mengirimkan kereta untuk menjemputmu siang ini. Jangan banyak protes dan cepatlah pergi!"Laura terbelalak masih tidak percaya. Dia berlari dan menahan lengan Stefen sebelum hendak pergi."Stefen, kamu bilang aku saudaramu! Bisa-bisanya kamu melakukan semua ini tanpa memberitahukanku alasannya?!" geram Laura."Tidak ada saudara yang bisa berciuman!"Deg. Kenapa kamu tega berkata begitu? batin Laura.Bruk.Perkataan itu membuat Laura terhenti dan terjatuh ke lantai. Stefen langsung meninggalkannya."Stefen! Kau ... dasar keparat! Penipu! Bajing
Laura kini sudah memakai gaunnya kembali, ia bahkan tidak tau apa ia akan tinggal bersama Stefen atau kembali kepada si Duke yang sudah membelinya? Di dalam hati ia tidak memilih di antara keduanya. Ia hanya ingin bebas, sampai akhirnya kepala pelayan kaisar datang memasuki ruangan menghampirinya sembari membawa buku dan alat tulis."Saya yakin Anda telah diajari dan diberitahu di tempatnya Duke, Tapi sekedar mengingatkan, Anda tidak boleh tidur dengan pria lain selama setahun ke depan, karena Anda mungkin saja mengandung keturunan kaisar yang berharga, jika Anda tidak mematuhi aturan ini, Anda akan dianggap berkhianat dan mendapatkan hukuman yang berat," ucap kepala pelayan. Mendengar pernyataan itu seolah Laura terikat untuk menjadi wanitanya Stefen, apalagi dengan kejadian yang memungkinkan untuk mengandung anak Stefen. Laura bahkan tak sudi melahirkan anak dari Stefen. Ia harus menemani Stefen sampai setahun? Bahkan mendengar kalimat tidur bersama pria lain membuatnya ngeri. Stefe
Duke Samuel cukup terkejut melihat Stefen yang tersenyum padanya."Anda benar-benar menyukainya? Wanita dari pelelangan dengan tubuh penuh dengan bekas luka, apa dia seleramu?" tanya Duke Samuel dengan tatapan menghinanya."Meskipun tubuhnya penuh dengan bekas luka, dia benar-benar seleraku," lirih Stefen."Kalau begitu aku senang mendengarnya.""Senang kau bilang? Di sini hanya ada kita berdua Duke Samuel, bisakah kau lebih jujur sedikit?" ejek Stefen. Ia sangat mengenal sifat Duke tua Nest ini, setiap dia mengirimkan wanita, selalu ada bayaran yang dia minta."Memang benar kata orang, kita bisa menyingkirkan seseorang dari tempat kumuh, tapi tidak akan bisa menyingkirkan kekumuhan dari orang itu," jelas Duke.Stefen menahan emosi dan menunjukkan tatapan tidak suka atas penghinaan Duke Samuel.Dia sama sekali tidak ragu menyuarakan apa yang dia pikirkan. Dia pikir aku ini masih bocah atau apa? Batin Stefen."Apa kau lupa kau sedang bicara dengan siapa?" tegas Stefen."Apa Anda juga s
Pandangan Laura dan pangeran Maxwell saling bertemu, sampai akhirnya Laura tersenyum pada pangeran, membuat pangeran tersipu malu dan salah tingkah."Ehem, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak mengenali Anda, izinkan saya memperkenalkan diri sekali lagi, saya Maxwell, ahli waris tetap dari Duke Samuel Val Kilmer," ungkap pangeran Maxwell.Setelah berkenalan, pangeran Max bersama pengawal mengantarkan Laura masuk ke istana Nest."Staf kekaisaran akan mengikuti protokol dan mengambil sertifikat budak Anda. Status Anda sekarang adalah orang biasa. Namun, Anda akan dapat menikmati gaya hidup yang sama dengan para bangsawan di kota Nest begitu pula kekaisaran Ziarkia. Kalau ada sesuatu yang ingin Anda pelajari atau hobi yang ingin Anda lakukan, mohon jangan ragu untuk memberi tahu kami."Laura berfikir keras dengan segala pemberian yang besar pada dirinya.Kenapa mereka memperlakukan aku seperti seorang putri? Apa karena aku sudah dianggap wanitanya kaisar? Oh ayolah. Berhenti