Ledakan di gudang makanan adalah sebuah peringatan besar. Tanda penyusup yang telah dikenali, pun membuat Komandan Earl turun tangan langsung dan menanganinya. Namun ternyata ledakan tersebut hanyalah sebuah pengalihan untuk membuat pasukan musuh dapat menyerang lebih baik dari depan gerbang utama. Tepatnya setelah semua kota atau desa yang berada jauh dari kota kerajaan, hampir seluruhnya dihabisi. Entah bagaimana keadaan para penduduk, terutama para pria yang nekat untuk ikut. Sementara di saat yang sama. Setelah 5 jam berlalu, Halbert menyelinap masuk ke dalam istana. Di sana ia mendapati sang raja dengan kelompok Pedang Raja yang memiliki anggota baru mereka—Noah. Setelah pertemuan guna merencanakan sesuatu demi kemajuan perang, para anggota kelompok Pedang Raja berpisah. Halbert memutuskan untuk membuntuti Richardson si Ahli Pemanah. Entah apa yang sebenarnya direncanakan, namun Halbert memiliki firasat buruk jika membiarkan keseluruhan anggota Pedang Raja berkumpul dan melak
Noah berkata dirinya ingin keadilan selalu menang, namun itu tidak lebih berharga dari nyawa. Tentu saja semua orang akan berpikir begitu, tapi menurut Halbert jika melihat posisi Noah, baginya mudah saja mengatakan fakta pembunuhan Richardson pada semua orang terutama sang raja. Tapi entah kenapa Noah memilih untuk bungkam. “Hei, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan.”“Oh, apa itu?”“Kenapa kamu memilih bungkam?”“Aku ingin bungkam saja. Karena dari auramu, kamu sungguh kuat tidak biasa. Kamu seperti orang yang aku kagumi, tapi sayangnya dia sudah tidak ada.”“Jangan bilang kau tahu siapa diriku?” pikir Halbert. “Mana mungkin. Dan lagi pula aku tidak benar-benar menyamakanmu dengan orang yang aku kagumi. Jujur saja kamu dengannya itu berbanding terbalik.”“Oh, benarkah begitu?”“Ya. Sekarang aku sudah berjanji akan tetap bungkam bahwa aku melihat pembunuh Tuan Richardson. Sebagai gantinya aku tidak kehilangan nyawa. Tapi apa boleh aku mengajukan pertanyaan padamu?” tanya Noah. “Kit
Peperangan telah lama dimulai, dan telah berlangsung selama satu hari penuh. Ketika fajar kembali datang, menerbitkan matahari yang terang dari arah timur, semua pasukan musuh yang terhitung tidak sedikit telah binasa dalam genggaman Halbert.Tidak ada siapa pun yang tahu. Bahwa puluhan lingkaran sihir terus mengeluarkan ratusan senjata fisik tuk menyerang pasukan musuh. Tidak ada siapa pun yang tahu. Siapa yang yang membuat perangkap semacam itu, bahkan mungkin mereka tidak akan sadar akan lingkaran sihir tersebut. Sebab, begitu semuanya terbangun secara bersamaan, semua pasukan musuh telah dihabisi bahkan tanpa mendapatkan kesempatan untuk mendekati gerbang utama yang sudah kebobolan. “Ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Begitu bangun, semuanya sudah ditumbangkan. Ternyata komandan Earl jauh lebih hebat dari rumor rupanya!”“YA!!! SUNGGUH HEBAT, KOMANDAN EARL!” seru mereka semua. Bersorak untuk kemenangan instan. Sementara orang yang dikira menglahkan mereka semua, hanya bis
“Maaf menyela, Komandan. Saya pikir, setelah melihat kebenaran di balik peti, saya memiliki pemikiran yang sama dengan Anda.”“Pemikiran kita rupanya sama ya.”Rasanya hari ini menganggur. Tidak ada pekerjaan lain selain memperkuat kembali dinding pertahanan. Selagi mencoba untuk mencerna situasi yang telah terjadi saat ini. Di samping itu, terdapat Komandan Earl dengan prajurit muda saling berbincang satu sama lain mengenai topik yang sama. “Setelah kita tidak sengaja melihat isi peti yang kosong itu, kita tidak berniat untuk memberitahukannya, kau tahu kenapa, nak?” Earl sengaja mengajukan pertanyaan yang diharap akan dijawab oleh prajurit muda itu. “Anda berpikir ada yang salah dengan kematian Tuan Stanley. Awalnya kita memang diperlihatkan jasadnya dengan kepala terkoyak, ada bekas gigitan monster besar yang diduga Raja Undead.”Earl mengangukkan kepala selama berulang kali. Lantas prajurit muda itu kembali bicara, “Tetapi, ketika ingin dimakamkan, secara tidak sengaja kita be
Bertemu dengan Yang Mulia Raja di kamar beliau sendiri, sungguh membuat hati Halbert terasa tidak nyaman. Sedikit gugup dan gelisah, tatkala ia tak tahu harus berkata apa setelah menundukkan kepala sebagai tanda hormat. “Apa yang terjadi? Dan kau siapa? Ada apa di luar sana?” Raja Eadric nampak mulai panik. Terlihat sangat jelas ia tidak tahu mengenai apa-apa. “Jelaskan padaku!” Ia berteriak, menyuruh Halbert menjelaskan semuanya. “Baik, Yang Mulia Raja. Saya Prajurit bawahan Komandan Earl. Datang kemari untuk menerima perintah kelanjutan peperangan yang telah terjadi.”“Apa katamu? Perang?” Kembali sang raja bertanya dengan tidak mempercayai. “Baik. 3 hari yang lalu, Anda mendeklarasikan perang dengan Kerajaan tetangga. Setelahnya kami mendapat serangan dadakan sebagai pengalih agar Komandan Earl tidak berada di garis depan. Siasat mereka berjalan lancar dan kemudian menghancurkan kami semua.”“Keadaan yang sekarang. Berapa kornannua?”“0 penduduk, 50 prajurit amatiran.”“Terlalu
Di hadapan Yang Mulia Raja Eadric, Halbert jadi tak kuasa menahan keraguan yang ada di dalam dirinya. Ia menyamar sebagai Prajurit bawahan Komandan Earl pun agar tidak dicurigai, ditambah saat menjelaskan semua yang telah terjadi. Namun masalahnya, Raja Eadric terlalu peka. Ia langsung tahu siapa orang yang menghadapinya sekarang. Tak lain dan tak bukan adalah Halbert Stanley. Halbert akui dalam hati, bahwa Raja Eadric sungguh luar biasa. Namun apa pun yang terjadi, Halbert merasa tidak perlu memberitahukan keadaannya yang sekarang ini. Ia selalu menyangkal, meski pada akhirnya semakin membuat diri sendiri gugup tak karuan. “Kau terlihat sangat lega, Halbert.”“Saya sudah bilang, bahwa saya bukanlah beliau. Lagi pula beliau sudah lama meninggal, Anda lebih baik merelakannya saja. Yang Mulia,” ucap Halbert berpura-pura tenang. Tapi tidak dengan kaki yang sedikit gemetar tanda takut jika ketahuan. 'Sepertinya tidak mudah membuatmu mengakuinya. Ya?' batin Sang Raja. “Baiklah, seseor
“Hei, bocah! Apa kau mendengarku?”Hening. Saat Halbert mencoba untuk memanggilnya, Noah sama sekali tidak menjawab. “Ada seseorang?” Tapi setelah berlangsung cukup lama, akhirnya Noah mulai sadar akan keberadaan Halbert secara samar-samar. Kelihatannya tidak ada gunanya berbicara pada orang yang tidak bisa mendengar apalagi melihat untuk saat ini. Halbert mendesah lelah, lantas beralih pada raja yang sudah kehilangan akal di sini. “Raja sudah tamat. Aku harus bagaimana ini? Apakah peperangan ini sengaja dilakukan untuknya bersenang-senang?” pikir Halbert. Tapi setelah dipikir lagi, itu kurang masuk akal. Halbert merasa bahwa tujuan Gaston di baik tindakan besarnya ini pun sama besarnya. Tapi apa? Apa itu? Halbert tidak bisa menduga sembarangan. “Tumbal. Hanya kata ini yang bisa aku pikirkan. Aku merasa aneh dengan kata yang digunakan oleh mereka. Untuk apa?”Di samping kedua belah pihak sama merugi, keberadaan Gaston seolah sejak awal memang tidak ada di sini. Pria itu menghilan
Untuk apa Gaston tertawa? Sepertinya ia terlalu percaya diri. Karena orang yang ingin dibunuhnya justru masih selamat sentosa. Meski sempat terbakar punggungnya, Noah masih terbilang sehat. Ia bahkan memiliki kemampuan pemulihan yang cukup agar tidak terjadi pendarahan berlebih. Sayang sekali bagi lelaki itu. Tergetnya ternyata tidak benar-benar sudah mati. Bersama bangsawan, Noah diselamatkan oleh Halbert dengan nekat melompat dari jendela dan begitu sigapnya ia berlari menjauh dari sana. “Sepertinya aku hampir hangus. Ternyata ini alasanmu menggendong diriku ya? Aku tentu sangat berterima kasih padamu Tuan Pembunuh.” Noah berucap. Bangsawan di sebelahnya mengangguk dengan cepat. “Bukan urusanku.” Halbert begitu mudah lepas tangan, ia segera meninggalkan mereka yang ada di kandang kuda. Meski bangsawan itu terpaksa, karena memang tidak ada pilihan lain. Terdengar suara ringikan kuda, Noah yang perlahan mendengar suara itu secara samar lantas bertanya pada Halbert, “Tuan, apa ka