Ombak yang menghantam kapal milik Isamu semakin lama menjadi semakin kuat, seiring dengan semakin dekatnya jarak antara dia dengan pulau berjalan yang sangat misterius itu.
“Sebenarnya pulau apa itu?! Aku tidak pernah melihat pulau seaneh itu sebelumnya. Tapi aku tidak akan pernah mundur untuk menguak rahasia tentang Samudra Hitam ini hanya karena hadangan sebuah pulau yang sangat aneh.”
Isamu mulai berpikir bahwa pulau misterius itu sebenarnya adalah seekor siluman yang menjaga Samudra Hitam ini.
Menurut catatan sejarah yang ada di Kerajaan Air Putih, seluruh wilayah lautan yang ada di Samudra Hitam dijaga oleh seekor siluman berukuran raksasa yang melebihi sebuah gunung. Dan catatan itu ditulis oleh seorang pelaut terkenal yang juga merupakan guru dari Isamu. Jadi sangat tidak mungkin jika catatan itu hanyalah sebuah isapan jempol belaka.
Dengan kedua tangannya yang kokoh bagai karang, Isamu terus memutar-mutar roda kemudi kapal untuk menghindari arah terjangan ombak itu.
Kemampuan berlayar Isamu memang tidak diragukan lagi, sudah hampir tiga puluh menit kapal miliknya diterjang ombak yang sangat kuat. Namun, kapal itu tetap dapat melaju dengan kokoh.
Sementara itu, di bagian geladak kapal. Miekato dengan dibantu enam orang kru kapal yang lain sedang menyiapkan empat buah meriam berukuran besar untuk menyerang pulau misterius itu.
Keenam kru kapal itu bernama Akito, Eiji, Kage, Kouki, Ryoto dan Touma. Tidak ada satupun dari mereka yang berasal dari tempat yang sama dengan Isamu termasuk Miekato.
Secara kebetulan Isamu bertemu dengan mereka semua dalam kondisi yang tak terduga dan berhasil merekrut mereka semua menjadi anak buahnya ketika dia mulai melakukan perjalanan untuk menaklukkan sembilan samudra yang ada di Planet ini. Di mulai dari Samudra Putih yang merupakan tempat asalnya.
Awalnya, Isamu hanya berlayar sendirian menggunakan sebuah rakit kecil untuk menjelajahi samudra yang luas ini. Namun, dengan semakin bertambahnya anggota kru kapal yang dia miliki. Dia akhirnya memutuskan untuk membeli sebuah kapal layar berukuran besar bernama Kapal Berlian Emas dengan menggunakan semua emas warisan dari Gurunya.
Dan Kapal Berlian Emas inilah yang digunakan Isamu untuk pergi ke Samudra Hitam karena kapal ini terbuat dari bahan yang sangat istimewa yaitu Batu Berlian Emas yang hanya ditemukan di wilayah perbatasan antara Samudra Emas dan Samudra Putih.
Batu Berlian Emas adalah sebuah batu yang lebih keras dari baja, namun lebih ringan dari sepotong kayu. Dan batu ini tidak akan pernah berkarat seperti sebuah besi. Karena itu, batu ini biasanya digunakan untuk membuat kapal-kapal perang.
“Cepat isi keempat meriam itu dengan bom penghancur karang. Kapten telah memerintahkan kita untuk menghancurkan pulau itu karena pulau itu sepertinya adalah siluman yang menjaga Samudra Hitam ini. Jika kita tidak segera membunuh siluman itu, maka kita yang akan mati dimangsa oleh siluman itu.”
“Baik, Wakil Kapten!”
Dengan tegas Miekato segera memerintah para kru kapal untuk mengisi meriam itu dengan sebuah bom yang memiliki daya ledak yang sangat dahsyat karena jarak antara pulau itu dengan kapal ini sudah semakin dekat.
Miekato juga telah memperhitungkan bahwa ledakan dari meriam itu juga akan sedikit mengenai kapal ini. Karena itu, dia juga telah mengaktifkan sistem pertahanan kapal ini.
Sistem pertahanan kapal ini sangat unik karena terbuat dari mantra sihir yang diletakkan di salah satu tiang kapal.
“Boom … Boom … Boom …”
Keempat meriam Kapal Berlian Emas akhirnya menambahkan pelurunya. Suara ledakan yang sangat dahsyat akhirnya menggema di langit Samudra Hitam yang biasanya sangat sunyi bak kuburan. Sebab, hanya Samudra Hitam ini saja satu-satunya lautan yang tidak berpenghuni.
“Hore …!!! Kita berhasil menghancurkan siluman itu.”
“Benar. Tembakan meriam ini memang tidak pernah melesat.”
“Tentu saja. Meriam ini adalah meriam terbaik yang dibuat oleh penempa senjata yang bernama Hayate. Kabarnya, meriam ini memiliki keakuratan hampir sembilan puluh persen.”
“Untung saja kapten membeli kapal ini. Jika tidak, kita semua pasti akan mati sia-sia diserang oleh siluman itu.”
“Kapten memang sangat berpengalaman. Jadi mana mungkin dia memilih kapal biasa untuk menjelajahi Samudra Hitam ini.”
“Benar sekali apa yang kau katakan. Untung saja kita mengikuti dia.”
Keenam kru kapal ini terlihat sangat gembira ketika melihat pulau misterius itu meledak setelah terkena tembakan meriam mereka.
Namun, perasaan berbeda dirasakan oleh Miekato karena raut wajahnya terlihat sangat serius dan tidak banyak bicara . Sebab, dia bisa merasakan bahwa bahaya yang sedang menghadang perjalanan mereka belum menghilang.
“Tetaplah waspada!! Dan isi kembali meriam yang ada di depan kalian dengan peluru,” seru Miekato.
Seketika para kru kapal itu menatap Miekato dengan raut wajah sedikit bingung karena mereka semua merasa ada sesuatu yang aneh dengan perintah ini.
“Bukankah kita sudah berhasil membunuh siluman itu. Lalu untuk apa kita mengisi kembali meriam ini dengan peluru? Apakah itu tidak termasuk pemborosan?” bantah Akito.
“Kita belum bisa memastikan bahwa makhluk itu telah mati. Apakah kalian tidak melihat bahwa tempat terakhir kali makhluk itu terlihat masih ditutupi dengan kabut tebal. Dan jika makhluk itu benar-benar sudah mati, seharusnya kapten sudah turun ke tempat ini dan menemui kita untuk memuji keberanian kita. Namun kenyataannya, sampai sekarang Kapten Isamu masih berjuang melawan terjangan ombak ini.”
Para kru kapal ini akhirnya sadar bahwa ombak yang menyerang kapal mereka masih sangat kuat seperti sebelumnya. Itu artinya masih ada yang barusaha menyerang kapal ini dan berusaha untuk membuatnya jatuh.
Para kru kapal itu bergerak dengan cepat untuk mengisi keempat meriam itu kembali.
**
Sementara itu, kabut yang dihasilkan oleh ledakan yang berasal tembakan meriam itu menyulitkan Isamu untuk melihat daerah yang ada di depannya. Saat ini dia hanya menggunakan instingnya untuk membawa kapal ini ke tempat yang aman.
Biar bagaimanapun juga, dia adalah seorang Kapten Kapal. Karena itu dia harus menjamin keselamatan semua awak kapalnya. Sebab, ini adalah prinsip yang diajarkan oleh Gurunya sejak dia masih kecil.
Dia akhirnya memutuskan untuk menahan egonya menaklukkan Samudra Hitam ini lalu memutar balik kapal miliknya dan pergi menjauhi wilayah Samudra Hitam karena keadaan di tempat ini sudah berada di luar kendalinya.
Akan tetapi, saat dia berhasil membawa kapalnya keluar dari wilayah Samudra Hitam ini. Langit di atas kepalanya tiba-tiba bergemuruh dengan dahsyat seakan-akan mau runtuh.
“Fenomena aneh apalagi ini?! Apakah Samudra Hitam ini adalah sebuah tempat suci yang dijaga oleh langit? Mungkinkah tindakanku kali ini telah memancing amarah dari langit?”
Isamu menatap ke arah langit sambil merenung. Tapi, kedua tangannya masih tatap memegang roda kemudi kapal.
“Duarrr …!!” Petir yang sangat dahsyat tiba-tiba turun dari langit dan menyambar kapal milik Isamu hingga hancur berkeping-keping. Namun, untung saja tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini karena semua awak kapal sudah melompat keluar kapal sebelum petir itu menghancurkan kapal milik mereka. “Untung saja kapten memberikan peringatan pada kita untuk segera melompat keluar. Jika tidak, sudah pasti kita semua pasti akan hancur berkeping-keping seperti kapal itu,” seru Miekato sambil berenang. “Benar sekali. Untung saja kapten memiliki kemampuan untuk melihat pergerakan bintang dan langit sehingga dia bisa memberikan kita peringatan. Tapi, di mana kapten berada,” jawab Akito sambil melihat daerah sekitar untuk mencari keberadaan Isamu karena hanya dia saja yang tidak ada di tempat ini. Semua awak kapal akhirnya berpencar untuk mencari keberadaan Isamu. Mereka semua berenang menyisir daerah sekitar puing-puing kapal berada. Karena
Malam akhirnya telah berganti. Hawa udara yang sedingin es serasa menusuk sampai ke dalam tulang, secara perlahan mulai menghangat saat sinar mentari pagi menyentuh kulit mereka.Isamu dan para anak buahnya akhirnya bangun dari tidurnya lalu menatap sang mentari fajar. Mereka semua sedikit terkejut karena matahari yang mereka lihat bukanlah satu melainkan ada lima matahari sekaligus.“Kapten apakah anda mengetahui fenomena aneh ini?” tanya Miekato pada Isamu yang lebih memahami tentang ilmu perbintangan.Isamu menatap langit dengan lebih teliti untuk memastikan bahwa dugaannya ini adalah benar karena dia juga belum pernah melihat fenomena ini secara langsung. Namun, dia pernah membaca tentang fenomena aneh ini di dalam buku yang ditinggalkan oleh gurunya.“Fenomena aneh ini bernama Sun Dog,” jawab Isamu Yakin.“Sun Dog?!”Sebuah anak buah Isamu terlihat kebingungan dengan istilah aneh ini karena nama fenomena aneh itu menggunakan bahasa yang berbe
Kedua belas siluman ular itu kemudian berubah menjadi seekor Naga Hitam yang sangat besar dan memiliki dua belas kepala. “I-itu …?! Bukankah itu adalah siluman yang ada di dalam legenda.” “Dia adalah Naga Api Neraka. Konon siluman itu tercipta dari api neraka. Semburan api dari mulutnya bisa langsung membuat sebuah besi menjadi abu,” ucap Miekato. “Ternyata dia adalah siluman yang pernah menghancurkan sebagian besar daratan yang tersisa di Planet ini ratusan tahun yang lalu,” balas Isamu. Semua awak kapal menjadi bergetar ketakutan karena siluman yang ada di hadapan mereka adalah siluman buas dalam sejarah yang pernah menghancurkan sebagian besar kerajaan yang ada di Planet ini. Hanya Isamu dan Miekato yang tetap berdiri dengan gagah berani karena mereka berdua sangat yakin bahwa kemampuan yang mereka miliki akan mampu menghadapi Naga ini. “Sepertinya aku membutuhkan bantuan kekuatan sihirmu untuk melawan Naga ini,” ucap Isamu melirik
Ayunan pedang Isamu ini menciptakan bayangan puluhan pedang yang mengarah lurus ke arah leher naga raksasa itu bagaikan sebuah badai yang siap meluluhlantakkan sebuah pulau. Setiap bayangan pedang dari jurus milik Isamu ini mengandung kekuatan sihir angin yang sangat kuat. “Crash …” Kepala terakhir dari Naga Api Neraka akhirnya berhasil dipotong oleh Isamu dan akhirnya terjatuh ke dasar lautan. Miekato lalu menggunakan kekuatan dari badai yang telah dia ciptakan untuk melemparkan tubuh Naga Api Neraka ke dataran es yang ada di dekat mereka. Dia sepertinya menginginkan sesuatu pada tubuh naga ini karena itu dia tidak membiarkan tubuh Naga Api Neraka ini tenggelam. Setelah berhasil memindahkan tubuh Naga Api Neraka, Miekato langsung menatap Isamu dengan senyum kemenangan. “Anda akhirnya berhasil mengalahkan Siluman Naga yang menjaga Samudra Hitam ini, Kapten.”
Di depan mata semua orang, Naga Api Neraka itu akhirnya menelan hidup-hidup tubuh Miekato yang sudah dipenuhi dengan luka akibat serangan yang dilancarkan secara memb*bi buta oleh Naga ini.Tak satupun dari mereka yang bisa bergerak untuk menolong Miekato. Sebab, kejadian itu berlangsung sangat cepat.Terlebih lagi, saat ini tubuh mereka semua berada di dalam pengaruh tekanan aura kegelapan yang dipancarkan oleh Naga Api Neraka.Tekanan dari aura ini sangat menindas bagaikan sebuah gunung yang berada di atas tubuh mereka dan membuat seluruh otot yang ada di tubuh mereka menjadi membeku.Mereka semua juga sangat terkejut, namun di antara mereka semua tidak tahu harus bertanya pada siapa. Jelas-jelas bahwa Naga Api Neraka itu seharusnya sudah mati karena kehilangan semua kepalanya.Akan tetapi, siapa yang bisa memprediksi jika Naga ini akan bisa bangkit dari kematian dan menjadi le
Isamu langsung menatap ke depan setelah kesadarannya kembali dengan sempurna.Di hadapannya, dia bisa melihat sosok Miekato yang berdiri dengan menyimpulkan kedua tangannya di depan dadanya sambil menatap tajam ke arahnya. Namun, dia menjadi terkejut saat memperhatikan wujud Miekato dengan lebih teliti lagi.“Apakah mau benar-benar Miekato yang aku kenal?” Isamu berusaha menyentuh tubuh Miekato, tapi tangannya gagal melakukan hal itu dan langsung menembus tubuh Miekato yang seperti sebuah bayangan.Miekato segera membuka kedua tangannya sambil tersenyum tersenyum lalu balik bertanya. “Ini memang aku, Kapten. Apakah kau sudah tidak mengenali anak buahmu lagi?”Isamu memperhatikan tubuh Miekato lebih teliti lagi sebelum menjawab. Dia baru menjawab pertanyaan yang dilontarkan Miekato setelah dia sangat yakin dengan apa yang dia lihat bahwa yang ada di depannya saat ini bukanlah s
“Jenis kekuatan seperti apa yang kau inginkan agar kau bisa melawan Naga Api Neraka itu? Perlu kau ketahui bahwa kau hanya memiliki satu kali kesempatan untuk menentukan pilihan. Dan setelah menentukan pilihan itu, maka hal itu tidak akan bisa dirubah untuk selamanya.”Tatapan yang setajam pedang dan aura yang sangat menindas memancar dari tubuh tubuh Naga Emas saat dia meminta Isamu untuk segera menentukan pilihan. Tentu saja penindasan yang aura yang sangat kuat ini membuat tubuh Isamu sedikit bergetar dan konsentrasinya hampir runtuh. Namun, dia harus berusaha keras untuk melawannya karena kesempatan seperti ini tidak akan terjadi dua kali.“Kenapa aku harus memilih jika kau memang benar-benar ingin membantuku? Atau jangan-jangan sebenarnya kau sama sekali tidak berniat untuk membantuku.” Isamu akhirnya bisa menjernihkan pikirannya, tapi dia tidak segera memberikan jawaban karena dia merasakan ada kesulitan keaneha
Seketika tekanan kekuatan dari Naga Emas yang berada di sekitar tempat Naga Api Neraka dan Isamu berada, langsung menghilang saat roh dari Naga Emas secara perlahan mulai menjauh dari tempat itu.Setelah tersadar, Naga Api Neraka segera melirik ke kiri dan ke kanan memperhatikan area sekeliling tempat dia berada dengan sangat teliti. Dia ingin mencari tahu makhluk seperti apa yang bisa mengeluarkan tekanan sekuat itu, tekanan yang bahkan mampu untuk membuat makhluk yang berasal dari ras naga menjadi membeku dan tak dapat melakukan perlawanan apapun. Bahkan, untuk mengedipkan mata saja rasanya sangat sulit seperti ada sebongkah batu besar di masing-masing kelopak matanya.Namun, Naga Api Neraka harus kecewa karena dia sama sekali tidak menemukan ada makhluk lain selain Isamu di sekitar tempat ini. Padahal Naga Api Neraka sudah menggunakan kemampuan sihir pembuka tabir gaib di setiap matanya ketika tubuhnya masih dalam keadaan membeku.