Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya.
Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari.Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?Seorang gadis menjatuhkan bokongnya di sofa empuk di ruang keluarga rumahnya. Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar. Rasa pegal dan lelah mulai terasa setelah pulang dari acara GraduationSMP. Jari kelingking kakinya agak memerah karena sepatu heels yang ia pakai, sebab ia tidak biasa menggunakan sepatu berhak seperti itu. Ia memejamkan matanya sebentar sebelum pergi ke kamarnya untuk bersih-bersih.Badannya lengket penuh dengan keringat. Ia beranjak pergi ke kamar, menenteng heelsnya.Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamarnya dengan keadaan segar setelah mandi dan berganti pakaian. Perutnya lapar, ia langsung pergi ke dapur untuk mencari makanan. Sepertinya mie instan cocok untuk sore ini.Ia berjalan menuju dapur melewati ruang keluarga, ia melihat ada kedua orangtuanya sedang bersanta
Pagi ini dengan sedikit terpaksa Qiya bangun lebih awal. Hari ini, hari pertama MPLS -Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah- Qiya melihat Yasir yang masih bergelung dibawah selimut tebalnya. Bukan hal aneh jika Yasir berangkat sekolah pukul 09.30 dan pulang pukul 10.30, ia hanya datang di jam istirahat.Selesai mandi, siap-siap dan sarapan, Qiya akhirnya berangkat diantar Ayahnya sampai depan gerbang sekolah. Banyak murid yang berpakaian putih-biru seperti Qiya, mereka juga membawa alat-alat MPLS seperti papan nama yang terbuat dari kardus yang diberi tali dan di kalungkan di leher serta tas keresek berisi buku dan alat tulis lainnya, terlihat seperti gembel.Setelah berpamitan dan mencium punggung tangan Henri, Qiya mulai masuk ke dalam area sekolah. Banyak murid yang berlalu-lalang menggunakan almamater berwarna biru muda, sepertinya mer
Satu minggu telah berlalu, masa-masa pengenalan lingkungan sekolah dengan segala macam hukuman-hukuman yang malah percis seperti siksaan juga telah berlalu. Hari ini, Qiya diizinkan untuk bermanja ria di atas kasur empuknya sebelum datang hari esok, dimana ia harus kembali melakukan interaksi dan mencoba membuka hati untuk menerima teman baru.Qiya tidur menghadap jendela kamarnya, melihat langit luar yang tampak cerah siang itu. Ia merindukan teman-temannya, sudah hampir 2 bulan sejakgraduationia tidak lagi bertemu dengan mereka, hanya saling bertukar pesan viaWhatsapp.Qiya mengambil ponselnya, membuka aplikasiInstagram,setelah bosan ia berpindah melihat galeri, satu per satu videoMVdari boygrup kpop idolanya ia tonton, padahal sudah beribu-ribu kali video i
Satu minggu berlalu, Qiya berhasil melewati hari-harinya dengan tenang. Ia mulai dekat dengan Rissa, bahkan Qiya sudah berani menunjukan sifat aslinya di depan Rissa. Tapi tidak dengan teman satu kelasnya, ia merasa masih sangat canggung dengan mereka.Beberapa teman cowok kelasnya sering menganggunya ketika ia tidur pada jam istirahat atau jam sholat Dzuhur. Masa bodo, Qiya tidak merasa malu atau apapun, ia tidak pernah memikirkan bagaimana cowok-cowok itu melihatnya jelek ketika tidur. Qiya tidak peduli akan dianggap bagaimana, ia memilih cuek, bagi Qiya bahagia tetap harus menjadi nomor satu.Cara bahagia yang paling utama adalah cuek, yang terpenting sikap kita tidak melewati batas dan tidak menganggu orang lain.Jam istirahat kali ini, Qiya mendapat tontonan gratis yaitu drama ala
"Hai Qiyaa..." sapa Bara saat melihat Qiya melewatinya di kantin.Qiya menoleh melihat siapa yang manyapanya, memangnya nama Qiya dikenal banyak orang? Ia rasa tidak. Bagaimana bisa cowok itu tau namanya padahal ia murid baru Ah sudahlah, Qiya tidak peduli. Ia melenggang melewati seseorang yang menyapanya itu, tanpa membalas sapaannya. Bodo amat, bahkan jika Qiya dikenal sombong."Gue bilang apa, adek gue tuh gak gampang" ujar Yasir dengan songong. Ia menyunggingkan senyum menyebalkannya. Dan hal itu berhasil membuat Bara mendengus kesal.Aji menepuk-nepuk bahu Bara berniat menenangkannya tapi tetap saja, setelah itu Aji tertawa puas karena melihat temannya yang selalu menjadi idaman para cewek itu di abaikan oleh satu murid baru. "Sabar, masih permulaan" kata Aji, "tapi kalo permulaan
Malam minggu ini seperti biasa, Qiya hanya diam di dalam kamarnya tanpa berniat pergi main seperti remaja lainnya. Nasib jomblo memang begitu. Jika bukan karena oppa oppa korea idolanya, entah akan segabut apa Qiya setiap hari.Ketika sedang asik menonton acaravariety showkorea yang menampilkanboygrupidolanya, Qiya di ganggu dengan suara dentingan dari ponselnya, pertanda satu pesan masuk di aplikasiWhatsapp.0812******** :HaiiMe:Ya?0812*****
Jam istirahat sholat dzuhur telah berbunyi sekitar 3 menit yang lalu. Sebagian teman kelasnya beranjak pergi ke kantin entah untuk makan atau hanya sekedar nongkrong, sebagian lagi memilih diam di kelas menunggu adzan sambil merebahkan kepala di atas meja. Seperti Qiya, gadis itu sedang berusaha memejamkan matanya, berniat tidur walaupun hanya memiliki waktu sekitar 15 menit sebelum pergi ke mushola untuk sholat dzuhur.Begitu pun dengan Rissa ia juga sama tertidur, suara hembusan nafas teraturnya sedikit terdengar di telinga Qiya.. Sarah yang duduk sedikit jauh dari tempat duduknya menoleh, "gak tidur lo?" Tanya nya ketika melihat Qiya yang nampak linglung menatap sekelilingnya.Qiya menatap Sarah dengan lesu, "hm.. gak bisa tidur padahal pengen. Kantin yuk!" Ajaknya."Kuy!"
"Wooyy!!!Nyaho teu? Aing ges aya kamajuan yeh ngadeketan si Qiya." (Tau gak? Gue udah ada kemajuan nih deketin si Qiya) Bara bercerita kepada teman-temannya dengan bersemangat. Ia bukannya tidak tahu kalau dikelas itu ada Yasir yang sedang bermain game bersama Fatur, tapi ia hanya pura-pura tidak tahu dan tidak peduli jika nanti Yasir akan marah karena ia tetap mendekati Qiya."Gaya pokonya lah.." sahut Aji."Ciillll !!!Yeuhh si Bara, Cillngegasngadekeransi Qiya!" Teriak Heri memancing baku hantam diantara Bara dan Yasir.Sejak mendengar suara Bara tadi, Yasir memang sudah mendongak melihat ke arah Bara dengan kening berkerut. Merasa heran, bagaimana bisa Bara menyebut ada kemajuan dengan aksi PDKT nya kepada Qiya? Yasir