Share

BAB 32

Devano melangkah pergi selesai melakukan apa yang diinginkan, meninggalkan Kania yang terdiam. Wanita itu meremas seprai dengan penuh kecemasan dan rasa sedih. Menangis menggambarkan keputusasaan perempuan tersebut. Sedangkan pria pemilik kediaman ini, senyuman kepuasan terukir di bibir, berjalan sangat mantap. Sesampai di ruang makan, lelaki ini lekas meneguk air hingga tandas. Seperti orang yang sangat kehausan.

"Tuan... Makanannya biar kami hangatkan kembali," lontar beberapa pembantu.

Beberapa dari mereka menggerakan tangan yang terburu-buru hendak mengambil hidangan, tetapi segera di tatap tajam Devano. Membuat gerakan semua terhenti, melihat reaksi sang majikan. Mereka segera menjatuhkan diri, lutut menyentuh lantai sekaligus dan menundukkan kepala.

"Cepat, sendokan makanan! Kalau kataku gak perlu ya gak perlu! Saya butuh asupan makanan ini, gak bisa ditunda lagi," omel pria tersebut dengan gerakan tangan yang tegas dan marah.

"Kenapa kalian malah diam! Apa harus aku sendiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status