Share

Bab 31

Rumana memeluk tubuh Kinanti yang begitu lemah. Di pandangi wajah kakak perempuannya yang terlihat kuyu dan kehilangan rona bahagia. Dia tak habis pikir, kenapa kakaknya bisa sampai seperti itu.

"Mbak, dari mana saja, kenapa bisa sampai seperti ini." Rumana tak kuasa membendung bulir bening yang terus merembes dari kelopak matanya.

"Mbak juga nggak tau, Rum. Seingat Mbak, waktu lagi jalan ke rumah mertuamu, tiba-tiba ada yang memukul tengkuk Mbak dari belakang. Mbak ga sempat melihat siapa pelakunya, dan langsung ga ingat apa-apa lagi setelahnya." Kinanti mencoba mengingat kembali kejadian yang membuatnya sampai seperti ini.

"Kenapa Mbak ga ngabarin kami dulu kalau mau datang. Mas Gunadi kan bisa jemput Mbak di terminal atau stasiun."

"Tadinya Mbak mau kasih kejutan, dan sengaja ga ngabari kalian. Mbak kangen sama kamu dan ponakan-ponakan Mbak."

"Iya, Mbak sukses mengejutkan kami, dengan menghilang tanpa kabar," pungkas Rumana menatap sedih sang kakak.

"Maaf. Mbak nggak bermaksud memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status