Share

Mengalah untuk Bahagia

Seharusnya aku senang karena tidak ada lagi alasan untuk mengingat Rasya, tapi kesedihan ini tidak bisa dipungkiri. Janin dalam kandunganku gugur karena pendarahan di saat hati ini sudah menerima sepenuhnya. Bahkan, di usia yang sudah masuk bulan keempat ini, mungkin ruhnya sudah ditiupkan. Dan itu menambah rasa sesal yang mendalam.

Aku mengunci mulut rapat-rapat sejak kejadian itu. Rasa kehilangan ini begitu nyata dan sangat menyayat hati. Bahkan, Narendra yang tidak salah apa pun itu mendapat imbas dari sikap diam dan kemarahanku.

Saat aku tersadar setelah menjalani kuret, wajah Narendra yang menjadi pemandangan pertama. Dia terlihat begitu sedih, tapi aku buru-buru membuang muka. Aku marah karena dia menolak membawaku pulang tadi pagi.

Kalau saja tadi aku langsung pulang, mungkin tidak akan bertemu Rasya dan aku tidak akan mengalami keguguran.

"Maafkan aku, Ran. Aku hanya ingin yang terbaik buatmu, tapi aku nggak memikirkan jika orang itu akan datang saat aku pergi. Aku minta maaf,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status