Share

Dia Datang Lagi

Aku dan Narendra menikmati suasana malam di pinggir jalan sambil menyantap seblak ekstra pedas. Laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi sandaran hidupku itu juga menyukai pedas rupanya. Namun, melihat wajahnya yang memerah itu membuatku mengulum senyum. Bahkan, tiga gelas es susu cokelat sudah habis sebagai pendamping makan.

"Kalau nggak kuat, nggak usah maksa! Mana, buat aku aja?" Kurebut mangkuk di hadapannya yang tinggal berisi setengah porsi seblak.

"Memangnya, kamu nggak kepedesan, Ran? Gila, ini seblak apa jus cabe?" Narendra mengibas-ngibaskan telapak tangan di depan mulut.

"Ini makanan kesukaanku, Ren. Nggak berasa pedesnya kalau kayak punyamu." Aku mulai menyantap seblak milik Narendra karena milikku sudah habis sejak tadi.

"Jangan, deh, Ran. Nanti, anakku juga kepedesan. Kasihan."

Perkataan Narendra justru membuatku tersedak. Bahkan, pedasnya sampai terasa di hidung. Sakit.

Narendra pun kebingungan karena aku terus terbatuk-batuk dengan air mata yang mengalir dengan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status