Mendengar cerita dari Hirawan, Alice semakin emosional dan kesal. Dia tidak menyangka, kalau ungkapan Aurora dan Philip ternyata benar, mereka sudah menikah. Akan tetapi, yang membuatnya kesal karena mengetahui latar belakang Philip.
Bagaimana bisa Philip mengantongi restu Hirawan, karena perusahaan Adelina punya hutang sebesar 900 miliar diperusahaan Mayer. Tanpa Aurora ketahui, sebelum dia benar-benar terjun kedunia bisnis memegang perusahaan, Perusahaan Adelina Pernah ditipu orang dan mengalami kerugian besar.Saat itu Philip bersedia memberikan pinjaman, karena perusahaan mereka sebelumnya pernah menjalin kerja sama. Dan sampai sekarang hutang itu belum dilunasi, Philip datang menawarkan penawaran yang awalnya membuat Hirawan syok. Tetapi akhirnya dia bersedia memberikan Aurora, dan hutang 900 miliar itu lunas."Papa kenapa tidak membicarakan ini kepada aku dan mama dari awal?" Ujar Alice dengan kesal. Dia semakin membenci kehidupan Aurora yang selaluLaki-laki itu mengenakan Jaket kulit hitam dan topi hitam. Parasnya tampan dan mata hazelnya menatap dengan tajam, tangannya diatas meja terkepal kuat, seolah ingin menghancurkan benda apa saja disekitarnya.Dia terus mengamati dengan kebencian dan kemarahan.Tapi melihat pemandangan itu, mereka seperti bukan pasangan yang saling mencintai. Dia bergumam, "Sayang, sebenarnya kamu kenapa melakukan semua ini?" Erick semakin mengepalkan tangannya dengan kuat dan emosi. Ya, Pria itu adalah Erick Axelio. Pria yang sudah mencampakkan Aurora karena kemarahan sesaat, gelap mata sampai membuatnya nekad menikahi Alice, yang notabennya merupakan saudari tiri Aurora.Sekarang dia datang seolah merasa menjadi Pria yang dikhianati kekasihnya. Lalu berniat melabrak didepan umum, atau merencanakan penculikan dan memberi perhitungan kepada orang yang sudah bermain-main dengannya.Setelah menikmati sedikit makanannya, Aurora sudah kenyang. Tapi dia membutuhkan kamar mandi karena perut bawahnya terasa k
Satu kecupan hendak Erick daratkan dibibir tipis itu, Aurora membelalakkan matanya. Secara cepat, Aurora memalingkan wajahnya sehingga bibir Erick mendarat dipipinya. Jantungnya memompa cepat karena benci dengan perbuatan Erick yang menjijikan.Aurora memberontak sekuat tenaga dan mendorong Erick sampai laki-laki itu mundur dua langkah. Aurora menetralkan degupan jantungnya dan menatap marah Erick. "Erick, Kamu sudah gila ya, Hah?" Teriaknya marah, matanya menyiratkan kebencian terhadap perbuatan tak senonoh Erick yang hendak melecehkannya.Erick terkekeh dan menatapnya seperti predator kelaparan. "Kenapa? Kenapa masih menghindari ku? Kamu... tidak suci lagi. Tidak perlu malu dan marah." Jawab Erick dengan tertawa mengejek."Erick!!!" Aurora mengepalkan tangannya dan tidak menyangka, Erick akan mengatakan kata-kata rendahan seperti itu padanya. Dia memang tidak suci lagi, tapi dia punya harga diri. Aurora merasa dicap sebagai wanita murahan yang rela menyerahkan tubuhnya dengan suka
Disaat itu, pintu kamar mandi didobrak dari luar. Sosok tinggi tegap dan tampan berdiri menatap keujung dengan mata yang terbelalak, tangannya terkepal kuat raut wajahnya menakutkan melihat apa yang dilakukan dua manusia itu. terutama perbuatan kotor pria be*ad yang berusaha menggagahi istrinya dikamar mandi umum. Erick kaget sontak langsung menghentikan aktivitasnya menciumi leher Aurora. Philip berjalan dengan langkahnya yang cepat dan lebar, menarik baju belakang Erick, lalu memberikan bogeman tiga kali diwajah itu. Aurora sangat ketakutan dan tubuhnya merasa lemas sampai bergetar. Erick tidak siap, dia menerima pukulan itu dan babak belur. Wajah tampannya memar dan merah, sudut bibirnya merasakan rasa anyir karena berdarah. "Nona, kamu tidak apa-apa?" Beberapa pelayan wanita diRestoran menghampiri dan menenangkan Aurora yang masih menangis dengan tubuh gemetaran. "Berani sekali kamu melecehkan istriku!" Bentak Philip, dia melayangkan satu tinjuan lagi dan Erick jatuh kela
Malam itu, Erick langsung bebas karena Alice menjaminnya. Alice sangat syok saat polisi menerangkan bahwa, suaminya terlibat kasus percobaan pelecehan, dan setelah dia tahu siapa gadis yang berusaha dilecehkan Erick, Alice langsung murka. Tapi dia tetap membebaskan Erick dan membawa pengacara keluarga Adelina serta membuat jaminan bahwa Erick tidak akan mengulangi perbuatannya kembali, akhirnya malam itu Erick langsung bisa keluar dan tidak ditahan. Meski Alice harus menahan kemarahan akibat ulah Erick yang kelewatan. Setelah melihat rupa wajah laki-laki yang dinikahinya belum genap 2 minggu itu, Alice langsung memukul dadanya berulang kali. "Keterlaluan kamu, Erick! Bisa-bisanya kamu mau melecehkan Aurora. Sebenarnya kamu anggap aku ini apa?" Sarkas Alice menatapnya dengan marah. Erick menahan tangan Alice dan berkata, "Aurora yang sudah menjebakku, percayalah... Aku tidak mungkin melakukan perbuatan menjijikkan seperti itu, apalagi menjatuhkan reputasi keluarga Axelio!" Dusta
Air dibathtub terus naik begitu pula kelopak mawarnya. Lama kelamaan mulai menutupi sebagian kepalanya dan terus keatas sampai airnya tumpah ruah meluber kelantai.Kesadarannya mulai hilang bersama air yang masuk kedalam mulut dan hidung. Secara bersamaan, pintu kamar mandi didorong dari luar.Philip berdiri diambang pintu kamar mandi dan mengendarkan pandangnya, matanya membelalak tajam saat menangkap pemandangan dibathtub. Philip bergegas melangkah cepat dan mematikan air bathtub yang mengalir sampai membanjiri lantai. "Kamu sudah gila ya?" Maki Philip terhadap Aurora. Dia melihat kondisi Aurora yang hampir saja tragis. Satu tangannya masuk kedalam bathtub meraba mencari penutup pembuangan air dan membukanya. Air mulai menurun, Philip menepuk pipinya dan Aurora membuka matanya yang sudah merah, mata hazel coklatnya pertama kali melihat samar sosok Philip yang berdiri menatapnya dengan tajam serta mengerikan. Setelah itu, Aurora terbatuk dan memutahkan air dari dalam mulut dan hid
Akhh..." Suara pekikannya terdengar lirih, saat pria diatas tubuhnya menghentak dengan mengerahkan tenaganya, menerobos masuk mengoyak sesuatu yang sangat berharga yang dia miliki. Tidak mampu melawan, kukunya yang panjang menancap dipunggung pria yang menghentak tubuhnya dengan kuat serta bringas.Pria itu sekilas menarik bibirnya dengan tipis, menyadari gadis yang ada dibawah kendali kuasanya masih suci, tidak tersentuh, dan memberikannya sensasi luar biasa sebagai laki-laki pertama yang menjamah dan meresainya.Sinyal fajar mulai terlihat, Aurora Adelina bangun dengan sekujur tubuh yang terasa patah tulang. Rasa sakit dan nyeri disekujur tubuhnya, belum lagi pusing yang melanda kepalanya, seakan terkumpul menjadi satu membuat kepalanya terasa ingin pecah. Tetapi dia berusah mengumpulkan kesadarannya dan bangun, sesegera mungkin meninggalkan tempat dimana kesuciannya hilang. Akibat salah minum, entah apa yang diberikan Alice- saudari tirinya tadi semalam sampai membuat tubuhnya te
Sampai diruang tamu, Aurora melihat dua keluarga berkumpul. Ada kedua orang tua Erick juga, dan ditengah mereka ada Erick, sedangkan ditempat duduk lain ada Papa dan ibu tirinya. Saat bersamaan, Alice datang membawa nampan berisi cemilan dan meletakkannya diatas meja yang dilapisi dengan kaca.Sikapnya sangat baik dan sopan, tidak seperti biasanya yang angkuh, iri dan suka mengganggunya. Kali ini yang dia lihat, Saudari tirinya terlihat seperti seorang anak yang sangat baik dan penurut.Terus memperhatikan, Aurora tidak menyadari kalau Alice telah melihatnya dari sana. Alice berseru memanggil namanya, "Kak Aurora sudah datang." Hanya saat ada Erick, Alice akan memanggilnya dengan sebutan 'Kak'.Semua orang diruang tamu langsung menatapnya, dan berdiri, Aurora merasa gugup, apalagi dengan penampilannya. Tetapi dia tetap berjalan mendekat dan menyapa Erick dan calon mertuanya.Kedua orang tua Erick justru menatapnya dengan dingin, tidak seperti biasanya yang hangat. Dia merasa gugup da
Aurora menyadari dia bersalah. Dia memang tidak pantas mendapatkan calon suami sebaik Erick, Erick memutuskan hubungan dengannya dia akan berusaha menerima, tetapi tidak dengan menikahi Alice, saudari tirinya sendiri!Dia tidak punya apa-apa untuk berdiri dengan hati yang patah. Semuanya hilang seiring dengan waktu yang berjalan. Ibunya, kasih sayang ayahnya, dan sekarang cintanya. Direnggut oleh dua wanita berhati licik, menggunakan segala cara untuk mendepaknya dari daftar keluarga Adelina.Setelah tiga hari berlalu, hari ini seharusnya menjadi hari bahagianya. Beberapa jam lagi dia akan resmi menjadi istri Erick dan keluar dari keluarga Adelina. Tetapi sekarang Aurora menjadi gadis yang paling menyedihkan, Calon suaminya membatalkan pernikahannya dan menikahi adik tirinya. Undangan pernikahan sudah tersebar, tetapi bukan dia yang menjadi mempelainya. Setelah ini, dia akan sangat malu, reputasinya sangat buruk dan orang-orang akan memandang buruk dan iba.Gaun putih yang sangat ind