Grace menghembuskan nafas panjang mendengar perkataan Sebastian dengan hanya bisa mengangguk memutuskan untuk masuk ke dalam kamar yang sudah ditunjuk, menatap kamar yang akan ditempatnya untuk merias diri nantinya. Pakaian yang dikatakan Sebastian tergantung rapi di salah satu sudut ruangan, Grace mendekati gaun tersebut yang seketika langsung menelan salivanya kasar di mana harga dari pakaian ini tidak main-main. Menatap sekitar di mana tampaknya kamar ini merupakan milik seseorang tapi entah siapa karena Grace tidak peduli, tidak tahu harus melakukan apa karena jika tetap berada di dalam kamar rasanya tidak sopan tapi jika keluar tidak tahu harus melakukan apa. Grace terdiam memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap hal ini secara perlahan Grace membuka pintu menatap sekitar di mana tampak sepi membuat Grace bingung keberadaan Sebastian, keluar secara perlahan dengan melangkah menuju sofa sambil memainkan ponselnya.
“Tidak istirahat?” suara Sebastian mengagetkan Grace di
Perkataan Sebastian tidak salah karena mereka memang saling menikmati dan sudah sama-sama dewasa hanya saja melakukan itu dengan atasan sendiri hal yang tidak pernah ada dalam benak dan pikiran Grace, banyak yang menjadi ketakutannya terutama mengenai kinerja dirinya yang nantinya akan menjadi pembicaraan rekan yang lain. Grace mencoba menghilangkan pemikiran mengenai hal tersebut dengan memilih untuk fokus pada nasabah yang Rachel cari saat berada di sini, dulu Rachel bertemu seorang diri dan karena tidak ada jadwal ke pusat dengan bertepatan Grace berada di pusat maka memanfaatkan hal ini, meminta pada Sebastian untuk menemani Grace karena dasarnya posisinya bukan sebagai marketing melainkan customer service. Grace memang berada di posisi customer service meski begitu juga memiliki tanggung jawab untuk mencapai target meski tidak sebanyak yang lain, pria-pria yang memasukkan dananya jika tidak untuk dirinya maka akan diberikan pada Yusuf atau Devina yang diketahui langsung oleh Ra
Sesuatu yang aneh membuat Grace bertanya di dalam hati karena klien tidak kunjung datang sedangkan Sebastian tampak santai menikmati minuman yang dipesannya, Grace semakin tidak nyaman dengan keadaan saat ini karena hanya berdua dengan Sebastian ditambah perkataannya yang membuat rambut halusnya berdiri. Perkataan Sebastian bukan suatu hal biasa jika yang mengatakannya adalah salah satu dari ketiga pria biasa bersamanya, menjadi masalah yang mengatakan adalah sang atasan. Menatap wajah Sebastian yang masih menikmati minumannya semakin membuat Grace merasa tidak nyaman ditambah tatapannya yang mendalam kearahnya, berkali – kali Grace menelan salivanya kasar.“Klien datang jam berapa, Pak?.”“Minumlah dan setelah itu kita makan” Grace mengernyitkan dahinya “sepertinya tidak akan datang.”Grace membelalakkan matanya menatap Sebastian “tapi dia klien penting bagaimana saya bisa makan dengan tenang.”Sebastian menghembuskan nafas panjang meletakkan tangan di meja
Hidup Julius terasa hampa tanpa adanya Grace disisinya meski bisa menghubungi dengan saling bertukar pesan tetap saja rasanya berbeda, semangat untuk bekerja tidak pernah timbul semenjak Grace berangkat. Julius sendiri beberapa kali menghubungi Olla bertanya mengenai kondisinya saat ini tanpa sang bunda, meski Julius tahu jika orang tua Grace bisa merawat Olla dengan baik tapi tetap saja perasaan rindu pada bocah kecil ini sama dengan rindu pada bundanya dan bertemu Olla sedikit mengobati rasa kangennya.“Hidup tanpa gairah gara-gara cewek” Wilson menggelengkan kepala melihat Julius “kamu tu bisa dapatin yang masih segel daripada sudah bukaan begitu.”“Kalau mau sama Nathali silakan gak ada yang melarang” Wilson menggelengkan kepala “lagian kamu tahu aku cintanya sama Grace kenapa masih saja menyuruh aku ke Nathali, padahal sikap Nathali ke aku juga biasa saja dan kalian yang membuat semua berubah.”“Kamu yakin dia wanita baik-baik?” Wilson menatap Julius dengan ta
Menatap Raymond tidak percaya dengan keputusan tinggal satu atap karena tidak mungkin mereka akan berada di dalam satu atap dengan kondisi yang seperti ini, Julius menolak perkataan Raymond secara langsung sedangkan Nathali hanya terdiam karena malas menanggapi dan cukup Julius yang mengatakannya.“Kamu juga keberatan?” Raymond menatap Nathali yang akhirnya mengangguk pelan “nanti aku bicarakan sama Ramond mengenai hal ini.”Julius sedikit bernafas lega karena setidaknya Raymond bisa membicarakan hal ini pada saudara kembarnya yang tidak pernah datang ke kantor ini, Julius tahu jika perusahaan ini dipegang oleh saudara kembar dengan peran yang berbeda. Gosip yang beredar adalah Ramond lebih dewasa dan setia pada pasangan dibandingkan dengan Raymond yang tergoda anak buahnya, Julius sendiri jarang bertemu dengan Ramond karena memang hanya mengawasi dari jauh. Ramond keluar terlebih dahulu meninggalkan Julius bersama Nathali di ruangan, Nathali memutuskan merapikan berkasn
Grace bukan melupakan Julius atau kedua pria lainnya hanya saja pekerjaannya tidak bisa ditinggal begitu saja, malam bersama Sebastian membuat Grace lelah di mana Sebastian menyukai hubungan dengan sedikit kekerasan dan Grace menjalaninya dengan baik membuat Sebastian sangat puas. Kantor pusat bukan pertama kali berada di sana sebelumnya sudah pernah bersama Rachel atau Yusuf, jika bersama Yusuf sikap Grace tidak seperti saat ini karena Yusuf pria yang sangat lurus jadi membuat Grace terlindungi dari pria yang ingin mendekatinya.“Sudah paham?” Linda menatap Grace setelah menjelaskan materi untuk bagiannya yaitu customer service.Pekerjaan Grace merangkap selain berhubungan dengan nasabah juga harus menginput hasil kerja marketing sebelum dikirim ke pusat dan tanda tangan Rachel, tugas lainnya adalah inventaris kantor harus terpenuhi dan tidak tertinggal adalah target yang harus dicapai. Para pria yang dekat dengan Grace dan rela melakukan apa pun tidak selalu harus bera
Rasa tidak suka Julius pada Nathali semakin menjadi karena seakan orang kantor menginginkan dia untuk bersama Nathali dan sampai sekarang belum menceritakan pada Grace bahwa akan keluar kota bersama Nathali, jarak mereka yang jauh membuat Julius harus bisa menahan rindu pada sang kekasih. Nathali sendiri memutuskan untuk tidak peduli dengan suasana hati orang yang dicintainya dan tahu bahwa tidak menyukai keberadaan dirinya saat ini dengan melakukan pekerjaan yang sama.Selama perjalanan tidak ada pembicaraan penting bahkan saat sampai di tempat tujuan, Nathali sendiri tidak ada niat untuk membuka pembicaraan sama sekali membiarkan kondisi mereka seperti saat ini. Orang yang menjemput mereka tampak persis dihadapan mereka saat keluar dari bandara, sekali lagi tidak ada pembicaraan di mana Julius lebih banyak berbicara dengan yang menjemput mereka dibandingkan berbicara dengan Nathali. Nathali melihat bagaimana cara Julius bercerita dan sedikit tersenyum saat melihatnya tertawa
Julius mengakui jika tubuh Nathali lebih sempurna dibandingkan Grace hanya saja saat milik mereka akan bersatu bayangan Grace muncul dalam pikirannya dengan cepat Julius berbaring disamping Nathali yang hanya terdiam karena sikap Julius, Julius sangat tahu jika Nathali saat ini menahan malu karena tidak menggunakan apa pun pada tubuhnya.“Gunakan pakaianmu kita akan pergi belanja” Julius beranjak dari ranjang.“Kenapa tidak diteruskan padahal sedikit lagi kita akan menyatu” Nathali memandang Julius yang akan menggunakan pakaian dan seketika berhenti.“Kamu ingin aku membayangkan kekasihku saat melakukan denganmu?” Nathali membeku “aku tahu jawabannya karena aku tidak bisa membayangkan wajah Grace dan itu sama artinya aku mengkhianati dirinya.”“Tidak masalah jika aku bisa memberikan harta berharga pada orang yang aku cintai.”Julius terkejut dengan perkataan Nathali “aku lapar sekarang terserah kamu akan di sini atau ikut.”“Ikut sekalian kita ke
Ruangan yang ditempati oleh Nathali dipenuhi beberapa orang diantaranya adalah Laura dan Raymond yang rela datang hanya untuk melihat kondisinya, tidak ketinggalan Wilson di mana saat ini menatap Julius tajam sedangkan yang ditatap menunjukkan wajah datarnya seakan tidak bersalah sama sekali.“Seharusnya kamu gak melakukan ini sama Nathali, aku tidak menyangka perbuatanmu sampai melukai wanita polos ini” Laura membelai rambut Nathali pelan.Julius tersenyum mendengar perkataan Laura “polos” Julius mengangguk “kamu mengajarinya sangat baik..”“Julius hentikan dan jangan menghina wanita,” potong Raymond menatap tajam pada Julius.Julius masih memandang datar pada pria yang merupakan atasannya “baiklah percuma juga membela diri karena semua adalah permainan kalian, karena anda sudah berada di sini maka saya rasa tidak memiliki fungsi lagi berada di kota ini.”“Melangkah keluar dari kamar ini maka kamu akan dipecat.”Julius menatap datar pada Raymond