Share

Diam!

" Tunggu tuan! Tunggu!" 

Laki-laki itu mendengar suara seorang wanita berteriak entah memanggil siapa, nanti kalau dia menghampiri wanita itu tapi ternyata bukan dirinya yang di panggil bagaimana? Tentu saja nanti dia akan malu sendiri.

" Tuan!" Sandra berjalan tertatih-tatih, menahan sakit di telapak kakinya yang menginjak kerikil dan ter gores heels nya.

Sang laki-laki melihat ke spion mobilnya, merasa mengenali si wanita itu. Dia pun mengeluarkan kepalanya keluar jendela mobilnya.

" Nona Lary? Apakah bayaran kemarin kurang?" Tanya laki-laki itu ketika Sandra sampai di depannya, dengan nafas terengah-engah.

" Apakah anda berlari dari kantor anda, nona Lary?"

Sandra tak menanggapi pertanyaan un faedah laki-laki itu, dia adalah client Sandra kemarin lusa. Sandra pun masuk ke mobil mantan client nya waktu itu. Sang mantan client nya hanya membulatkan matanya melihat Sandra yang nyelonong saja masuk ke mobilnya.

" Tuan Formal, maaf banget nih! Maaf banget, boleh minta tolong anterin gue ke perusahaan gue?" 

" Tapi... Saya..."

" Please! Gue harus pulang sekarang juga, tuan Formal. Tenang aja, nanti gue bayar deh sesuai tarif taxi."

" Bukan itu masalahnya, nona Lary! Kita kan sudah tidak ada kontrak apapun, jadi tidak sepatutnya anda menyusahkan saya!" Ujar si laki-laki dengan gamblangnya.

" Gue gak minta tolong atas nama kontrak kerja kok, gue bener-bener butuh bantuan elu! Anggep aja gue temen yang lagi butuh bantuan deh!"

Melihat mata Sandra yang memohon pun akhirnya laki-laki Formal itu mau mengantar ke perusahaan SOLUTION OFFICE. 

Di sepanjang perjalanan laki-laki itu melirik ke arah Sandra yang terlihat menahan sakit di kakinya. Tapi laki-laki itu tak dapat melihat dengan jelas apa gerangan yang terjadi dengan kaki wanita itu, yang di fikirkan nya mungkin hanya karena berlari tadi jadi terasa pegal-pegal.

15 menit pun mereka tiba di dekat perusahaan SOLUTION OFFICE, di depan kantor sudah ada mobil mewah yang tadi mengejar Sandra di Halte bus. Dengan dadakan Sandra berteriak agar laki-laki itu menghentikan mobilnya dan putar balik.

" Ada apa nona? Anda kenal dengan orang di depan kantor anda itu? Sepertinya dia client anda, jadi kenapa anda harus menghindar?" Tanya laki-laki itu ketika tau ada gelagat tak nyaman Sandra melihat pemilik mobil mewah yang berdiri di depan kantornya.

" Dia bukan client gue! Jangan sampe dia menemukan gue dimana pun."

" Ada hubungan apa anda dengan tuan muda Mark?" Ternyata tuan formal tahu nama orang yang begitu di hindari Sandra.

Sandra juga sangat terkejut mendengar pertanyaan dari tuan formal, dia tidak menyangka kalau tuan formal akan kenal dengan Mark.

" Dia partner bisnis saya sekaligus sepupu saya, tapi kenapa anda mengindari dia, nona?"

" Apa? Dia sepupu elu? Seriusan kenapa kalau ngomong! Mana mungkin Mark punya sepupu formal begini," ujar Sandra tak percaya.

" Kenapa juga saya mengada-ngada pada anda!"

" Gak mungkin! Ini gak mungkin dong. Mana ada seorang Mark yang super duper Playboy cap karat punya saudara sepupu super duper Formal! What the Fu*k!" 

" Kenapa tidak mungkin! Mark dan saya kan memiliki orang tua yang berbeda, bahkan walaupun memiliki orang tua yang sama pun pasti ada kemungkinan kecil berkarakter berbeda!" Terang tuan Formal dengan serius.

" Hah, memang susah kok ngomong sama orang Formal!"

" Nona Lary, kita sudah jauh dari daerah perusahaan anda, apakah anda memiliki tujuan?" Tanya tuan Formal.

Sandra yang kesal dan menahan sakit pun hanya mencebik tambah kesal. Dia juga bingung akan pergi kemana lagi untuk bersembunyi. Tempat yang setahun sudah dia gunakan untuk bersembunyi sudah di ketahui Mark, jika tetap tinggal di rusun Koneng pun pasti akan ketahuan juga.

Sekarang uangnya tidak banyak, kalau untuk menyewa Hotel untuk beberapa malam pasti akan habis, sedangkan dia butuh makan dan minum. Kalau menyewa rusun di lain tempat pun ini sudah sore, akan membutuhkan waktu lama sampai mendapatkan rusun yang cocok.

Menginap di Hotel tapi tidak makan atau mencari rusun tapi tidak tidur untuk malam ini? 

"Argggghhh!!" Tak sadar Sandra memukul-mukul kepalanya yang pusing itu.

" Apakah anda baik-baik saja nona?" Tanya tuan Formal yang berfikir aneh pada Sandra.

" Diam!" Bentak Sandra kesal.

Sejenak dia lupa kalau sedang menumpang pada tuan Formal.

" Bagaimana kalau saya antar anda kembali ke perusahaan dan menemui Mark, sepertinya anda kenal dekat denganya!" 

" Tidak!" Bentak Sandra lagi.

" Eum, lalu bagaimana kalau anda saya antarkan ke Hotel dekat sini saja?"

" Diam!"

" Kalau kembali ke perusahaan anda bagaimana?"

" Tidak! Diam!" 

" Lalu anda akan menumpang sampai mana, nona Lary?" 

Tuan Formal memberhentikan mobilnya di pinggiran jalan.

" Silahkan kalau anda tidak tahu tujuan, turun saja dari mobil saya. Pakai taxi saja kalau memang hanya ingin mengelilingi kota!"

" Jadi elu ngusir gue?"

" Iya!"

" Oh, oke!" Sandra yang sedang kesal juga langsung membuka pintu mobil dan keluar, membanting keras-keras pintu mobil tuan Formal.

Tapi Sandra memilih untuk melepas Heels nya dan berjalan kaki telanjang. Kaki kanan yang luka terkena kerikil dia seret untuk berjalan ke trotoar jalan.

Tuan Formal yang melihat cara jalan Sandra yang aneh dan darah di kedua kaki Sandra lantas keluar dari mobil, dia berjalan mendekati Sandra yang berusaha agar kuat berjalan sampai trotoar.

" Kenapa anda tidak bilang kalau terluka?" Tanya tuan Formal terdengar kesal.

Tuan Formal tanpa aba-aba langsung membopong tubuh sexy Sandra, dia membawanya kembali masuk ke mobil.

" Jika anda terluka diam saja, maka siapa yang akan tahu kalau anda butuh pertolongan!" Oceh tuan Formal setelah meletakkan Sandra ke tempat duduknya tadi, kemudian dia masuk juga ke mobil.

" What the Fu*k! " Umpat Sandra yang kaget dengan tindakan tuan Formal.

Ya jelas lah kalau Sandra bingung dengan tindakan tuan Formal yang tiba-tiba membopongnya kembali ke dalam mobil, tanpa bersuara dan berekspresi serius pun tuan Formal langsung mengemudikan mobil dengan kencang.

" Anda ingin ke rumah sakit  mana?" Tanya tuan Formal dengan lembut.

" Jangan! Jangan bawa gue ke rumah sakit! Gue Phobia infus." Tolak Sandra dengan tegas dan ketakutan.

" Lantas?"

" Terserah elu dah, di Halte juga gak papa!"

Tuan Formal yang melihat luka di kaki Sandra tidak mengindahkan untuk memberhentikan di Halte, dia terus saja melajukan mobilnya.

Sampai di sebuah komplek perumahan elite, tuan Formal terus masuk ke komplek itu dan memasuki pekarangan sebuah rumah minimalis tapi besar! Bagaimana yah, modelnya itu model-model rumah minimalis tapi ukuranya lebih dari ukuran rumah minimalis. Entahlah, kalian lihat saja sendiri.

" Lho, kok kesini! Gue kagak ada yang kenal sama orang sini mah," ujar Sandra yang memperhatikan daerah situ.

Dengan diam tuan Formal keluar dari mobil dengan tergesa, lalu membuka pintu Sandra, tanpa aba-aba lagi tuan Formal membopong tubuh Sandra, membawanya masuk kedalam rumah itu.

System kunci rumahnya pun sudah sangat modern dengan sidik jari sensor pengenalan wajah.

" Hei! Turunin gue! Gue masih perawan! Gue gak mau sia-sia jadi perawan tua!" Sandra memberontak di dalam gendongan tuan Formal yang masih diam dan membawa Sandra ke ruang keluarga.

" Tolong!! Tolong!! Gue masih perawan!! Tolong!! Orang Formal ini CABUL!! Tolong" teriak Sandra sambil memukul dada bidang tuan Formal.

Tuan Formal menurunkan Sandra dia atas Soffa dengan lembut, kemudian berdiri di hadapan Sandra dengan berkacak pinggang.

" Kenapa anda begitu cerewet, nona?"

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🙄🙄🙄🙄🥀🥀🥀 Tolong!! Tolongin Sandra dong dia masih perawan!🙄🙄

" Tunggu tuan! Tunggu!" 

Laki-laki itu mendengar suara seorang wanita berteriak entah memanggil siapa, nanti kalau dia menghampiri wanita itu tapi ternyata bukan dirinya yang di panggil bagaimana? Tentu saja nanti dia akan malu sendiri.

" Tuan!" Sandra berjalan tertatih-tatih, menahan sakit di telapak kakinya yang menginjak kerikil dan ter gores heels nya.

Sang laki-laki melihat ke spion mobilnya, merasa mengenali si wanita itu. Dia pun mengeluarkan kepalanya keluar jendela mobilnya.

" Nona Lary? Apakah bayaran kemarin kurang?" Tanya laki-laki itu ketika Sandra sampai di depannya, dengan nafas terengah-engah.

" Apakah anda berlari dari kantor anda, nona Lary?"

Sandra tak menanggapi pertanyaan un faedah laki-laki itu, dia adalah client Sandra kemarin lusa. Sandra pun masuk ke mobil mantan client nya waktu itu. Sang mantan client nya hanya membulatkan matanya melihat Sandra yang nyelonong saja masuk ke mobilnya.

" Tuan Formal, maaf banget nih! Maaf banget, boleh minta tolong anterin gue ke perusahaan gue?" 

" Tapi... Saya..."

" Please! Gue harus pulang sekarang juga, tuan Formal. Tenang aja, nanti gue bayar deh sesuai tarif taxi."

" Bukan itu masalahnya, nona Lary! Kita kan sudah tidak ada kontrak apapun, jadi tidak sepatutnya anda menyusahkan saya!" Ujar si laki-laki dengan gamblangnya.

" Gue gak minta tolong atas nama kontrak kerja kok, gue bener-bener butuh bantuan elu! Anggep aja gue temen yang lagi butuh bantuan deh!"

Melihat mata Sandra yang memohon pun akhirnya laki-laki Formal itu mau mengantar ke perusahaan SOLUTION OFFICE. 

Di sepanjang perjalanan laki-laki itu melirik ke arah Sandra yang terlihat menahan sakit di kakinya. Tapi laki-laki itu tak dapat melihat dengan jelas apa gerangan yang terjadi dengan kaki wanita itu, yang di fikirkan nya mungkin hanya karena berlari tadi jadi terasa pegal-pegal.

15 menit pun mereka tiba di dekat perusahaan SOLUTION OFFICE, di depan kantor sudah ada mobil mewah yang tadi mengejar Sandra di Halte bus. Dengan dadakan Sandra berteriak agar laki-laki itu menghentikan mobilnya dan putar balik.

" Ada apa nona? Anda kenal dengan orang di depan kantor anda itu? Sepertinya dia client anda, jadi kenapa anda harus menghindar?" Tanya laki-laki itu ketika tau ada gelagat tak nyaman Sandra melihat pemilik mobil mewah yang berdiri di depan kantornya.

" Dia bukan client gue! Jangan sampe dia menemukan gue dimana pun."

" Ada hubungan apa anda dengan tuan muda Mark?" Ternyata tuan formal tahu nama orang yang begitu di hindari Sandra.

Sandra juga sangat terkejut mendengar pertanyaan dari tuan formal, dia tidak menyangka kalau tuan formal akan kenal dengan Mark.

" Dia partner bisnis saya sekaligus sepupu saya, tapi kenapa anda mengindari dia, nona?"

" Apa? Dia sepupu elu? Seriusan kenapa kalau ngomong! Mana mungkin Mark punya sepupu formal begini," ujar Sandra tak percaya.

" Kenapa juga saya mengada-ngada pada anda!"

" Gak mungkin! Ini gak mungkin dong. Mana ada seorang Mark yang super duper Playboy cap karat punya saudara sepupu super duper Formal! What the Fu*k!" 

" Kenapa tidak mungkin! Mark dan saya kan memiliki orang tua yang berbeda, bahkan walaupun memiliki orang tua yang sama pun pasti ada kemungkinan kecil berkarakter berbeda!" Terang tuan Formal dengan serius.

" Hah, memang susah kok ngomong sama orang Formal!"

" Nona Lary, kita sudah jauh dari daerah perusahaan anda, apakah anda memiliki tujuan?" Tanya tuan Formal.

Sandra yang kesal dan menahan sakit pun hanya mencebik tambah kesal. Dia juga bingung akan pergi kemana lagi untuk bersembunyi. Tempat yang setahun sudah dia gunakan untuk bersembunyi sudah di ketahui Mark, jika tetap tinggal di rusun Koneng pun pasti akan ketahuan juga.

Sekarang uangnya tidak banyak, kalau untuk menyewa Hotel untuk beberapa malam pasti akan habis, sedangkan dia butuh makan dan minum. Kalau menyewa rusun di lain tempat pun ini sudah sore, akan membutuhkan waktu lama sampai mendapatkan rusun yang cocok.

Menginap di Hotel tapi tidak makan atau mencari rusun tapi tidak tidur untuk malam ini? 

"Argggghhh!!" Tak sadar Sandra memukul-mukul kepalanya yang pusing itu.

" Apakah anda baik-baik saja nona?" Tanya tuan Formal yang berfikir aneh pada Sandra.

" Diam!" Bentak Sandra kesal.

Sejenak dia lupa kalau sedang menumpang pada tuan Formal.

" Bagaimana kalau saya antar anda kembali ke perusahaan dan menemui Mark, sepertinya anda kenal dekat denganya!" 

" Tidak!" Bentak Sandra lagi.

" Eum, lalu bagaimana kalau anda saya antarkan ke Hotel dekat sini saja?"

" Diam!"

" Kalau kembali ke perusahaan anda bagaimana?"

" Tidak! Diam!" 

" Lalu anda akan menumpang sampai mana, nona Lary?" 

Tuan Formal memberhentikan mobilnya di pinggiran jalan.

" Silahkan kalau anda tidak tahu tujuan, turun saja dari mobil saya. Pakai taxi saja kalau memang hanya ingin mengelilingi kota!"

" Jadi elu ngusir gue?"

" Iya!"

" Oh, oke!" Sandra yang sedang kesal juga langsung membuka pintu mobil dan keluar, membanting keras-keras pintu mobil tuan Formal.

Tapi Sandra memilih untuk melepas Heels nya dan berjalan kaki telanjang. Kaki kanan yang luka terkena kerikil dia seret untuk berjalan ke trotoar jalan.

Tuan Formal yang melihat cara jalan Sandra yang aneh dan darah di kedua kaki Sandra lantas keluar dari mobil, dia berjalan mendekati Sandra yang berusaha agar kuat berjalan sampai trotoar.

" Kenapa anda tidak bilang kalau terluka?" Tanya tuan Formal terdengar kesal.

Tuan Formal tanpa aba-aba langsung membopong tubuh sexy Sandra, dia membawanya kembali masuk ke mobil.

" Jika anda terluka diam saja, maka siapa yang akan tahu kalau anda butuh pertolongan!" Oceh tuan Formal setelah meletakkan Sandra ke tempat duduknya tadi, kemudian dia masuk juga ke mobil.

" What the Fu*k! " Umpat Sandra yang kaget dengan tindakan tuan Formal.

Ya jelas lah kalau Sandra bingung dengan tindakan tuan Formal yang tiba-tiba membopongnya kembali ke dalam mobil, tanpa bersuara dan berekspresi serius pun tuan Formal langsung mengemudikan mobil dengan kencang.

" Anda ingin ke rumah sakit  mana?" Tanya tuan Formal dengan lembut.

" Jangan! Jangan bawa gue ke rumah sakit! Gue Phobia infus." Tolak Sandra dengan tegas dan ketakutan.

" Lantas?"

" Terserah elu dah, di Halte juga gak papa!"

Tuan Formal yang melihat luka di kaki Sandra tidak mengindahkan untuk memberhentikan di Halte, dia terus saja melajukan mobilnya.

Sampai di sebuah komplek perumahan elite, tuan Formal terus masuk ke komplek itu dan memasuki pekarangan sebuah rumah minimalis tapi besar! Bagaimana yah, modelnya itu model-model rumah minimalis tapi ukuranya lebih dari ukuran rumah minimalis. Entahlah, kalian lihat saja sendiri.

" Lho, kok kesini! Gue kagak ada yang kenal sama orang sini mah," ujar Sandra yang memperhatikan daerah situ.

Dengan diam tuan Formal keluar dari mobil dengan tergesa, lalu membuka pintu Sandra, tanpa aba-aba lagi tuan Formal membopong tubuh Sandra, membawanya masuk kedalam rumah itu.

System kunci rumahnya pun sudah sangat modern dengan sidik jari sensor pengenalan wajah.

" Hei! Turunin gue! Gue masih perawan! Gue gak mau sia-sia jadi perawan tua!" Sandra memberontak di dalam gendongan tuan Formal yang masih diam dan membawa Sandra ke ruang keluarga.

" Tolong!! Tolong!! Gue masih perawan!! Tolong!! Orang Formal ini CABUL!! Tolong" teriak Sandra sambil memukul dada bidang tuan Formal.

Tuan Formal menurunkan Sandra dia atas Soffa dengan lembut, kemudian berdiri di hadapan Sandra dengan berkacak pinggang.

" Kenapa anda begitu cerewet, nona?"

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🙄🙄🙄🙄🥀🥀🥀 Tolong!! Tolongin Sandra dong dia masih perawan!🙄🙄

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status