Pagi itu, bianca duduk dengan wajahnya yang terlihat serius. Dia menyatukan kedua tangannya hingga memutih. Sedangkan tyaga sendiri sejak tadi hanya diam sambil berdiri disamping bianca. Kedua orang ini sedang dalam mode menanti giliran untuk mempresentasikan hasil tesis mereka. Kebetulan bianca mendapat giliran kedua dan tyaga mendapat giliran kedua juga namun di ruangan yang berbeda.“Tenanglah, sayang.” kata tyaga pada akhirnya untuk memecahkan keheningan diantara mereka berdua. Dia melakukan itu setelah melihat sebuah cincin yang kemarin akhirnya memberikannya pada bianca.Rencana awal adalah sebuah lamaran romantis yang dipersiapkan oleh tyaga, namun lucunya hal itu gagal karena ulah oma dan mamanya. Hingga akhirnya sebuah kejadian lucu saat makan malam turut menjadi saksi betapa kerasnya usaha seorang tyaga melakukan hal romantis untuk bianca seorang.Jika diingat lagi mungkin mereka berdua akan tertawa bersama, meski begitu kejadian itu juga tidak mudah untuk dilupakan. Sekecil
Sejak panggilan nancy tadi, seharian tyaga penuh kecemasan. Dia berharap yoshua dan senna segera datang, karena bianca menunjukkan tanda - tanda bahaya. Sikapnya sih memang tetap terlihat tenang seperti biasanya. Hanya saja… dari sorot matanya dan bagaimana dia menanggapi tyaga cukup mengintimidasi pria itu. Padahal ide untuk datang ke undangan yang diberikan nancy dari bianca sendiri.Siang mulai berganti malam, sayangnya senna dan yoshua belum menunjukkan tanda - tanda bahwa mereka akan segera datang. Waktu tyaga pun sudah sempit mengingat undangan yang diberikan nancy adalah pukul delapan dan sekarang sudah pukul tujuh. Namun anehnya bianca sejak tadi juga tidak keluar dari kamarnya. Tyaga semakin was - was jika harus mengetuk pintu kamar itu. Dia terjebak di permintaan bianca yang serba salah ini. Lalu, sekitar lima belas menit kemudian ponsel tyaga bergetar yang menunjukkan sebuah pesan masuk.Ga, gue sama senna mungkin datang besok pagi.Sebuah pesan yang sukses membuat tubuh t
“Aku ingin tidur bersamamu, ray.” Kata - kata keramat ini keluar dengan polosnya dari mulut bianca. Lalu, bagaimana dengan tyaga?Tentu saja, jantung pria itu tidak aman karena bekerja sangat keras akibat debaran setelah mendengar kata - kata tunangannya. Dia pria normal, pria mana yang tidak tergoda dengan kata - kata seperti itu?Setelah beberapa detik tyaga akhirnya hanya bisa diam untuk menenangkan debaran dihatinya. Dia tidak boleh tergoda apalagi terkecoh, karena saat ini tyaga tahu bahwa tunangannya itu sedang mabuk. Jika dirinya tergoda, saat tersadar nanti tetap tyaga lah yang akan disalahkan.Untungnya, saat bianca hampir membuka pintu kamar tyaga dia kembali menolehkan kepalanya dan menemukan tunangannya yang hanya berdiri tak jauh darinya.“Ray? Kau kenapa?” tanya bianca sambil berjalan ke arah tyaga.“Aku? A-aku baik - baik saja, bi.”“Kau yakin? Kau ingin bicara denganku?” tanya bianca sambil terus maju ke arah tunangannya itu. Namun sayangnya karena sedang mabuk bianca
Bagaimana rasanya ketika seorang pria yang merupakan idola di kampusmu datang dan mendekat ?Pasti tentu saja sebagai seorang gadis akan berteriak kegirangan, bukan ?Tapi, itu tidak berlaku pada bianca.Bianca grizelle, seorang gadis yang sangat cantik diantara rata - rata gadis di sana dengan dandanan sederhana, kepintaran yang luar biasa karena merupakan mahasiswi yang berhak menerima beasiswa, dan juga seorang gadis pekerja keras. Tanpa perlu bersusah payah, sebenarnya bianca bisa memikat para pria di kampusnya dari kakak senior, teman seangkatannya, atau bahkan adik angkatan sekalipun.Siapa yang tidak mau memiliki kekasih secantik bianca ?Tapi sayangnya, gadis itu tidak peduli dengan semua pria yang mendekatinya. Dia h
Seperti biasa bianca melakukan kegiatannya dengan duduk menyendiri di meja pojok kantin bersama laptopnya. Tanpa peduli pada teriakan - teriakan histeris para gadis saat melihat ketampanan tiga seniornya yang sedang berjalan layaknya muse dalam acara fashion.“Bi, ini untukmu.” seorang teman seangkatan bianca bernama andi meletakkan sepotong kue tiramisu di meja bianca.Bianca hanya menolehkan kepalanya memandangi andi dengan tatapan cuek dan seakan tidak tertarik.“Dimakan ya, bi.” pesan andi sebelum pergi, seakan tahu bahwa bianca tidak ingin diganggu dan tidak akan mengucapkan kata terima kasih padanya. Seperti biasanya, ini adalah hari rabu dimana bianca akan selalu sibuk di kantin bersama laptopnya, karena setiap hari itu dia harus
Bianca pulang sore ini setelah izin untuk datang terlambat di tempat kerjanya. Selain menjadi asisten dosen, dia juga bekerja paruh waktu di sebuah toko kue. Untung saja pemilik toko kue itu sangat pengertian pada kondisi bianca. Seorang wanita tua yang kelewat ramah dan sangat memperlakukan bianca sangat baik. Dia seperti merasa memiliki seorang nenek lagi. Gadis dengan gaya pakaian sederhana itu memang terlihat biasa bagi gadis - gadis lain. Tapi tidak dengan para pria yang sangat tertarik dengan bianca. Walaupun pakaian yang dia pakai sangat sederhana, tapi kadar kecantikan gadis itu tidak berkurang sedikit pun. Terlebih bianca juga merupakan mahasiswa pintar di kampus mereka. Kurang apa lagi ? Jika menilai dia adalah gadis dari kalangan menengah ke bawah, bukankah itu terlihat sangat tidak adil ?
Tyaga sengaja memarkirkan mobilnya agak jauh dari toko kue milik omanya. Dia tidak ingin oma nya tahu bahwa dia masih disana. Karena tadi dia sudah berpamitan untuk segera pulang karena sedang ada janji.Sedangkan dia masih harus menjalani misi konyolnya untuk mengikuti gadis ‘taruhannya’ seharian ini. Agar dia bisa mendapatkan celah untuk bisa mendekatinya.Hari sudah berganti malam, tyaga tahu jam shift terakhir di toko kue. Setelah melihat omanya pergi bersama sopir keluarga, tyaga kembali memarkirkan mobilnya di depan toko kue. Bisa habis dia jika oma nya tahu kalau dia berbohong. Apalagi tadi dia jelas - jelas menolak saat diminta untuk dekat dengan bianca.Gengsinya itu benar - benar tak tertandingi.
‘Kenapa kau melakukan ini ? Aku bahkan bisa memberimu pertolongan.’ batin seorang pria yang dari kejauhan memandang wajah bianca yang murung.Dia merasa bisa membantu gadis yang sangat dia sayangi itu, tapi pasti akan selalu ditolak. Sebesar itu memang rasa luka yang pernah bianca dapatkan hingga berubah menjadi seperti ini.Memang, saat terlalu menyayangi sesuatu dan berharap terlalu banyak maka rasa sakit dan kecewa yang didapatkan juga semakin besar apalagi jika tidak sesuai dengan harapan.‘Aku akan mencari cara untuk menolongmu, bi.’Setelah itu terlihat bianca yang pergi menaiki angkutan umum yang ada malam itu.Sesampainya di sebuah rumah kecil dan sederhana tempat dimana bianca tinggal, dia mas