Pernikahan Kaisar Guan dan putri Sun Xian Xiang berlangsung meriah. Namun, ternyata menorehkan luka yang dalam di hati seseorang. Dia adalah selir Bong Cha. Diasingkan dari Kerajaan membuatnya bersekutu dengan iblis. Pada malam pertama, ia mengirim kan iblis yang jahat kepada Kaisar Guan yang menyerupai Kaisar Gong Du Ho.
Melihat istrinya meninggal di depan mata, membuat Kaisar gelap mata dan menyerang Kaisar Gong Du Ho yang tidak tau menau. Akibat pertempuran Kaisar Guan terluka parah. Dan, dengan kejam Bong Cha kembali mengutus iblis menyerupai Kaisar Du Ho untuk membunuh Kaisar Guan. Kaisar Guan Jung Hwan meninggal dengan dendam. Karena di anggap membahayakan para malaikat maut membawanya ke Athalika dan rohnya di segel. Namun, sebelum itu Kaisar Guan mengeluarkan sebuah kutukan.
"Kerajaanku dan Kerajaan Kaisar Gong tidak akan pernah bersatu. Akan selalu ada peperangan. Jika ada keturunan kami yang menjalin cinta, maka selamanya cinta mereka akan terhalang. Sampai dendam itu usai dan ada kekuatan yang dapat membuat jiwaku terbebas dari dendam.""Tidak akan pernah ada reinkarnasi sampai jiwamu mendapatkan ketenangan. Dan hanya cucu keturunanmu yang bisa membuat jiwamu tenang dan melepaskan semua dendammu yang seharusnya tidak kau tujukan kepada Kaisar Gong!" hardik Dewa Athi. Dewa Athi mengarahkan tongkatnya ke arah Kaisar Guan dan menyegel roh nya dalam penjara es.Sementara itu dewa Tsao yang merasa kesal dengan adanya aura jahat di hutan terlarang langsung mendatangi hutan itu bersama dewa Zhang sang Dewa perang.Mereka masuk ke dalam hutan dan menemukan pemandangan yang sangat mengerikan. Para pengawal yang ditugaskan Kaisar untuk menjaga selir Bong Cha semua dalam keadaan tidak bernyawa. Aura dalam hutan itu makin terasa suram. Tiba-tiba mereka di hadang oleh sesosok makhluk tinggi besar dengan dua kepala yang menghadap ke depan dan ke belakang.Dewa Zhang langsung mengeluarkan pedangnya dan membunuh makhluk itu dalam beberapa jurus saja. Dan tak lama terdengar suara jeritan wanita dari dalam rumah. Wanita itu menjerit histeris saat melihat makhluk tinggi besar itu hancur.
"Kalian telah menghancurkan sekutuku! Aku akan menuntut balas!" serunya."Kau hanya manusia dengki yang penuh kebencian. Menebar fitnah dan juga adu domba. Hari ini juga aku akan memusnahkan jiwa dan ragamu sekalian. Kupastikan kau tidak akan pernah reinkarnasi!" hardik dewa Tsao. Dalam sekali ayunan tangan tubuh selir Bong Cha hancur menjadi serpihan debu. Dan hutan itu pun di musnahkan oleh dewa Tsao berikut segala makhluk halus yang ada.****
Tubuh selir Bong Cha memang telah hancur bersama jiwaku. Namun, seserpih dendam yang membara. Dendam itu yang membuat secuil dari roh itu menjadi sebuah kekuatan yang mengikuti roh yang telah di segel di dasar samudra tanpa siapapun yang menyadarinya. Serpihan kecil itulah yang memberi kekuatan dan kebenciannya menyatu dengan roh yang juga telah memiliki dendam. Dan setelah ratusan tahun, segel es yang di pasang oleh Dewa Athi tiba-tiba retak. Dan roh itu dapat melarikan diri.Roh itu melayang dan melewati laut utara, melewati bukit tengkorak dan bukit penantian, mencintai dan mencari anak keturunan nya yang mungkin ada di sana. Kemudian, ia memasuki sebuah rumah sakit besar. Di lihatnya ada dua malaikat maut berdiri di sana. Pertanda akan ada kematian. Roh itu pun bersembunyi dan menunggu sambil mempelajari semua yang ia lewati selama hampir 250 tahun. Dan, akhirnya saat ia melihat roh itu telah ikut bersama malaikat maut yang membawanya, roh itu pun masuk.
Saat melihat istri Lee Jun Sung, ia seolah melihat istrinya Sun Xian Xiang. Maka, tanpa ragu ia pun mencuri kehidupan Lee Jun Sung. Namun, karena rohnya begitu lemah, ia memerlukan jiwa yang dapat memulihkan tenaganya dan kekuatannya dengan sempurna. Ia pun menghisap jiwa- jiwa yang penuh dengan kemudaan dan menyatukan semua dalam jiwanya. Membuat tubuh yang seharusnya sudah mati itu menjadi kuat kembali.
Seminggu setelah ia kembali ke rumah, Lee Jun Sung pun memutuskan untuk bergabung dengan salah satu partai yang memintanya untuk bergabung. Dan, ia pun langsung mendapatkan kursi dalam dewan Rakyat. Putra sulung Lee Jun Sung selalu mengantarkan kemanapun sang ayah pergi. Ia tak ingin sesuatu terjadi pada ayahnya itu. Tanpa dia tau, bahwa roh yang ada dia dalam raga ayahnya bukanlah ayahnya lagi. Melainkan roh lain yang sedang berusaha mencari kedamaian.
****Kaisar Gong Du Ho menatap Kaisar Guan Jung Hwa adik iparnya dengan kemarahan"Bagaimana bisa adikku bisa meninggal karena ulah selirmu? Gong Seo Yun itu adalah permaisuri. Hanya karena dia tidak dapat memberi seorang putra mahkota, kain biarkan selirmu berbuat ulah sehingga menyebabkan adikku meninggal dunia?!""Aku sedang berangkat ke negeri seberang, saat semua itu terjadi. Aku mohon maaf."Kaisar Gong Du Ho hanya menghela napas panjang. "Lalu, bagaimana dengan putri Guan Soo Yun? Dia masih terlalu kecil."
"Jika yang mulia mengizinkan, aku akan menikah lagi dengan putri Sun Xian Xiang dari negeri seberang. Aku akan mengangkatnya sebagai permaisuri. Menggantikan permaisuri Gong Seo Yun.""Selama itu baik untuk Soo Yun, tidak masalah. Aku tidak ingin keponakanku terlantar. Lalu, bagaimana dengan selir Bong Cha?""Aku sudah memberinya hukuman yang setimpal, yang mulia. Karena putraku Guan Pi masih kecil, maka selir Bong Cha aku asingkan ke hutan terlarang."Kaisar Du terbelalak kaget.
"Hutan terlarang? Apa kau tidak berlebihan? Di sana banyak sekali iblis dan binatang buas.""Aku masih berbaik hati untuk tetap memberikan perlindungan dan juga dayang- sayang untuk melayaninya."Kaisar Du Ho kembali mengembuskan napas berat. Ia memang marah kepada selir Bong Cha. Tapi, rasa kemanusiaannya tetap ada. Rasanya tidak tega untuk mengasingkan seseorang sebagai hukuman. Apalagi itu di hutan terlarang. Tapi, ia tidak mau terlalu mengatur adik iparnya itu.****Jenderal Ming mengayunkan pedangnya dengan cepat dan dalam 10 jurus saja, musuh- musuhnya sudah berhasil ia lumpuhkan. Hanya tinggal jenderal Yu yang masih berdiri menantangnya. "Semua anak buahmu sudah tewas, lalu kau masih terus berdiri disana?"kata Ming dengan pedang yang terhunus. Jenderal Yu sebenarnya sudah terluka parah. Namun, sebagai seorang panglima tertinggi, pantang baginya untuk meninggalkan medan perang, terlebih jika anak buahnya sudah tewas lebih dahulu."Aku masih kuat untuk bertarung satu lawan satu denganmu. Jadi, lebih baik kita lanjutkan pertempuran ini." Jenderal Yu pun maju dan langsung menyerang jenderal Ming dengan sisa kekuatannya. Mereka pun saling menyerang dengan pukulan dan jurus pamungkas mereka. Sebagai Jenderal kepercayaan Kaisar Lee, Jenderal Ming tentu memiliki tenaga dalam yang luar biasa. Terlebih ilmu pedangnya pun belum ada tandingannya. Dalam waktu singkat Jenderal Yu mulai terdesak, dan akhirnya tanpa dapat dihindari lagi, peda
Seorang pemuda berusia kira- kira 20 tahun sedang berjalan menuju ke halte bis terdekat. Ia baru saja pulang bekerja. Tiba- tiba seorang gadis kecil yang sedang berjalan bersama ibunya menarik tangannya saat ia akan menaiki bis yang baru saja datang. "Kakak, maukah kau mengikuti saran dariku?"tanya bocah kecil itu. "Ada apa adik kecil?" "Jangan naik bis yang ini. Naik saja bis yang berikutnya." "Kenapa? Aku sudah sangat lelah." "Ak-aku, sudahlah kak, percayalah pada ucapanku. Tunggulah saja disini dulu. Aku mohon..." Dae Ho, nama pemuda itu akhirnya menuruti gadis kecil itu. Ia pun duduk kembali. Namun, baru saja ia duduk,tiba- tiba terdengar ledakan. Bis yang hampir saja ia tumpangi tadi terbakar. Suasana seketika menjadi ramai. Beberapa orang langsung menelepon polisi dan pemadam kebakaran. Dae Ho menatap gadis kecil itu penuh tanda tanya. Bagaimana bisa, apakah gadis kecil itu bisa melihat masa depan?
Kim Young Ju atau 888 menimang amplop dengan warna hitam di tangannya. Tutup amplop itu memiliki segel berwarna merah. Cap langsung dari raja Langit. Perlahan ia membukanya. Amplop itu berisi data seseorang. Nama dan tempat tanggal lahir, profesinya dan bagaimana kehidupannya. Juga, bagaimana ia akan menemui kematian. Ia melihat tanggal kematiannya, masih dua hari lagi dari sekarang. Namun, sesuai prosedur dua hari sebelumnya, para malaikat maut sudah harus membayangi jiwa manusia itu disisa- sisa harinya menjelang kematian. 888 melangkah ke kamar sebelah. Saat akan mengetuk pintu Chin Hae atau 444 tiba- tiba membuka pintu kamarnya. "Kau ini seperti manusia saja," omel 888. 444 hanya melongo, "Hah? Aku keluar dari kamarku apa harus menembus pintu? Aku tidak memakai pin ku," jawab 444. 888 mendengus sebal dan ia menyerahkan amplop di tanga
Kim merasa tidak tega melihat Eun Tak yang kelihatan sangat terpukul. Ia memeluk sahabatnya berusaha untuk memberikan kekuatan dan semangat. "Hyun Jae, bisakah kau duduk di ruang makan saja? Ada yang mau ibu bicarakan dengan bibimu, tidak apa kan Eun kalau dia menunggu di sana?" "Tentu, ayo bibi antar. Kebetulan bibi baru saja membuat kue beras. Kau pasti menyukainya." Hyun Jae mengangguk dengan mata berbinar-binar. Dan ia mengikuti langkah Eun Tak menuju meja makan. Eun Tak memberikan beberapa potong kue dan segelas susu coklat untuk Hyun Jae. Kemudian, dia kembali ke sofa untuk berbincang dengan Kim. 888 menatap Hyun Jae dengan tatapan tajam dan dingin. Hyun Jae ternyata bukanlah gadis penakut. Dia balas menatap 888 dengan tajam juga. "Kenapa kau mau mengambil jiwa bibi Eun?"tanya Hyun Jae perlahan. Dia tidak ingin suaranya sampai terdeng
Kim merasa tidak tega melihat Eun Tak yang kelihatan sangat terpukul. Ia memeluk sahabatnya berusaha untuk memberikan kekuatan dan semangat. "Hyun Jae, bisakah kau duduk di ruang makan saja? Ada yang mau ibu bicarakan dengan bibimu, tidak apa kan Eun kalau dia menunggu di sana?" "Tentu, ayo bibi antar. Kebetulan bibi baru saja membuat kue beras. Kau pasti menyukainya." Hyun Jae mengangguk dengan mata berbinar-binar. Dan ia mengikuti langkah Eun Tak menuju meja makan. Eun Tak memberikan beberapa potong kue dan segelas susu coklat untuk Hyun Jae. Kemudian, dia kembali ke sofa untuk berbincang dengan Kim. 888 menatap Hyun Jae dengan tatapan tajam dan dingin. Hyun Jae ternyata bukanlah gadis penakut. Dia balas menatap 888 dengan tajam juga. "Kenapa kau mau mengambil jiwa bibi Eun?"tanya Hyun Jae perlahan. Dia tidak ingin suaranya sampai terdeng
Kim menyentuh bahu Eun Tak perlahan. "Aku akan membantumu untuk membayar hutang-hutangmu. Aku masih memiliki sedikit tabungan. Jika digabungkan dengan penjualan rumah ini mungkin cukup membayar tiga perempat dari hutang itu. Dan kau bisa tinggal bersama kami. Itu akan jauh lebih baik," ujar Kim."Aku tau, itu adalah tabungan pendidikan untuk Hyun Jae,kan? Mana mungkin aku bisa memakainya. Tidak, aku tidak bisa. Itu milik Hyun. Aku tidak bisa,Kim.""Aku tidak apa- apa. Kau tidak bisa terpuruk seperti ini. Ayolah, izinkan aku untuk membantumu." Eun Tak menunduk sedih. Belum lagi kering air mata akibat kehilangan suaminya, kini masalah lain datang melanda. Eun Tak menghela napas panjang berulang-ulang. "Ak-aku tidak tau apa yang harus aku lakukan saat ini. Tapi, mengenai tawaranmu biar aku pikirkan lagi.""Pikirkanlah lagi, Eun. Aku tidak masalah jika kau tinggal bersama kami. Hyun Jae pasti juga akan merasa senang jika kau tinggal ber
888 mengejar Hyun Jae yang berjalan pergi meninggalkannya. Dia berusaha menghentikan langkah gadis berusia 13 tahun itu."Hei, gadis kecil! Tunggu dulu, kau ini pemarah sekali!" ujar 888 sambil menarik tali tas yang dibawa Hyun Jae hingga mau tak mau dia menghentikan langkahnya."Paman ini mau membuatku jatuh ya? Apa salahnya jika menghentikanku dengan menarik tanganku," omel Hyun Jae. 888 langsung menatap penuh rasa bersalah, membuat Hyun Jae mencebikkan bibirnya kesal."Aku tidak mau menyentuhmu karena aku bisa melihat semuanya. Termasuk bisa melihat bagaimana dirimu di kehidupanmu sebelumnya.""Memangnya kenapa jika kau bisa melihat semua itu? Apa itu salah?" 888 menggaruk pucuk hidungnya yang tidak gatal. "Sebenarnya tidak masalah, tapi aku tidak mau. Nanti kau bertanya bagaimana kehidupanmu sebelumnya,hal itu tid
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat,888 sedang membantu Hyun Jae saat Kim Min Jae dan Eun Tak pulang. Kim tampak terkejut melihat 888 sedang menyirami tanaman bunga miliknya sementara Hyun Jae menyapu halaman mereka."Wah, ada tamu rupanya? Bukankah, anda yang pernah bertemu di bus tempo hari?" sapa Kim. 888 tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Betul nyonya, saya Kim Young Joo.""Ah ,ya aku ingat namamu. Apakah kau tinggal di sekitar sini? Bagaimana kalian bertemu?""Paman Young Joo tadi membantuku,bu. Ia menolongku dari beberapa anak nakal yang menggangguku," jawab Hyun Jae dengan cepat. Kim tersenyum, ia langsung menghampiri 888 dan menyentuh bahunya. "Terimakasih sudah membantu Hyun," ucapnya tulus. 888 tersentak, ia terdiam sejenak. Selama beberapa saat ia melihat kehidupan Kim di masa lalu,seketika hatinya merasakan kerinduan yang teramat sangat."