"Rajaku Ra Kala." Jagat melihat ke sekeliling.
Tepat di cermin kecil yang tergantung di pintu dalam, Jagat melihat bayangan hitam.
Dengan langkah ringan, Jagat datangi cermin.
"Siapa tadi yang baru datang?"
"Eman, Paman dari Ayuni."
"Mau apa dia ke sini?"
"Ampun rajaku, dia ingin ingatkan aku agar tak menyakiti Ayuni."
"Hahaha, peringatan kosong!"
"Tapi...."
"Apa kamu ragu padaku? Aku akan buat dia menyusul Ayuni. Itu tergantung pada apa dirimu punya nyali atau tidak!"
"Apa artinya rajaku?"
"Sama seperti Ayuni, kamu harus bunuh dia! Habisi Eman, ambil jiwanya, makan hatinya. Jika kamu bisa lakukan itu, kamu akan dapatkan kekuatan lebih dan aku akan lebih kuat pula. Cukup itu yang kamu ketahui. Nah, sekarang aku pinjam tubuhmu untuk aku bertemu bidadari Ayuni, bersamanya aku ingin mendaki ke atas puncak berkali-kali. Hahaha."
"Rajaku, apa tak bisa nanti saja?" tanya Jagat menawar.
Eman berhenti berlari. Tempat yang dipilih Eman itu jauh dari keramaian, di sebuah lahan yang banyak ditumbuhi pohon bambu. Eman yakin di sini lokasi yang tepat untuk mengubur Jagat yang dikenalnya sebagai Jarot, pria yang diyakini pula penyebab kematian tak wajar Ayuni. Bagi Eman, persetan dengan perkiraan banyak orang yang percaya Ayuni hembuskan nafas terakhir karena sakit. Karena tak ada tanda-tanda bekas luka di tubuh Ayuni secara kasat mata. Namun Eman melihat dengan mata lain, mata batinnya yang terasah sekian lama. Eman bukan pria baik di masa mudanya, bahkan di hari tua pun tidak, sampai hidayah datang padanya dan menjadikan dirinya melangkah di jalan tobat. Salah satunya berkat Ayuni yang semasa hidup mau dekat dan peduli padanya. Kini Ayuni telah pergi lebih dulu dengan cara yang tragis. Kematian Ayuni karena tangan jahat suaminya Jarot alias Jagat. "Katakan apa maumu?" tanya Jagat yang sudah ikut berhenti. "Ak
"Eh, tunggu. Tadi lo bilang Della keserempet mobil?" tanya Winda. "Perasaan gue gak bilang Della, deh. Tapi ada cewek yang keserempet mobil." "Tapi kok gue curiga Della yang keserempet itu mobil," ucap Winda yakin. "Serius lo?" Riga tampak berubah roman wajahnya. "Kalau serius apa gak, bisa kita coba cari tahu!" "Caranya?" "Ya, bertanya Riga. Kan di dekat kejadian itu ada banyak orang. Salah satunya bisa aja kenal sama sosok Della," jelas Winda. "Oh, iya. Cukup banyak yang kenal sama gue dan Della. Terutama petugas keamanan taman. Kan gue ke sana gak cuma hari minggu pas olahraga aja." "Kita balik ke taman, cari tahu!" ajak Winda. Riga tumbuh semangatnya. Walau belum tentu akan tahu keberadaan Della, tapi dengan petunjuk kecil yang didapat, dimana Della berada bisa saja diketahui. "Ayo, berangkat!" ajak Riga. Baru saja keduanya beranjak berdiri, Wirahadi keluar dari dalam rumah. "Loh, pad
Eman berhenti berlari.Tempat yang dipilih Eman itu jauh dari keramaian, di sebuah lahan yang banyak ditumbuhi pohon bambu.Eman yakin di sini lokasi yang tepat untuk mengubur Jagat yang dikenalnya sebagai Jarot, pria yang diyakini pula penyebab kematian tak wajar Ayuni.Bagi Eman, persetan dengan perkiraan banyak orang yang percaya Ayuni hembuskan nafas terakhir karena sakit. Karena tak ada tanda-tanda bekas luka di tubuh Ayuni secara kasat mata. Namun Eman melihat dengan mata lain, mata batinnya yang terasah sekian lama.Eman bukan pria baik di masa mudanya, bahkan di hari tua pun tidak, sampai hidayah datang padanya dan menjadikan dirinya melangkah di jalan tobat. Salah satunya berkat Ayuni yang semasa hidup mau dekat dan peduli padanya.Kini Ayuni telah pergi lebih dulu dengan cara yang tragis. Kematian Ayuni karena tangan jahat suaminya Jarot alias Jagat."Katakan apa maumu?" tanya Jagat yang sudah ikut berhenti."Aku mau n
"Eh, tunggu. Tadi lo bilang Della keserempet mobil?" tanya Winda."Perasaan gue gak bilang Della, deh. Tapi ada cewek yang keserempet mobil.""Tapi kok gue curiga Della yang keserempet itu mobil," ucap Winda yakin."Serius lo?" Riga tampak berubah roman wajahnya."Kalau serius apa gak, bisa kita coba cari tahu!""Caranya?""Ya, bertanya Riga. Kan di dekat kejadian itu ada banyak orang. Salah satunya bisa aja kenal sama sosok Della," jelas Winda."Oh, iya. Cukup banyak yang kenal sama gue dan Della. Terutama petugas keamanan taman. Kan gue ke sana gak cuma hari minggu pas olahraga aja.""Kita balik ke taman, cari tahu!" ajak Winda.Riga tumbuh semangatnya. Walau belum tentu akan tahu keberadaan Della, tapi dengan petunjuk kecil yang didapat, dimana Della berada bisa saja diketahui."Ayo, berangkat!" ajak Riga.Baru saja keduanya beranjak berdiri, Wirahadi keluar dari dalam rumah."Loh, pada mau kemana
"Loh, memangnya kenapa sama Della? Kok, lo terlihat cemas gitu?" tanya Nusi, lalu anggukkan kepala pada Winda yang berdiri di belakang Riga."Della belum pulang Bang," jawab Riga cepat."Kok, bisa?" Nusi kaget.Winda ambil alih, sebisanya dia jelaskan kronologi awal pada Nusi. Mengenai pertengkaran Riga dan Della. Diakhiri dengan cerita sampai sekarang Della belum pulang."Oh, aneh kalau gitu!" seru Nusi."Jelasin, Bang!" pinta Riga cemas."Tadi gue lihat Della keluar dari taman dengan wajah merah. Kayaknya lagi kesal dia, sampai gak lihat ada mobil lewat. Kena keserempet, terus pemilik mobil keluar. Della diajak pergi ke klinik. Eh, klinik apa gak, gue gak tahu pasti sih. Cuma yang gue lihat Della ya masuk itu mobil," jelas Nusi."Bang, lo kan keamanan taman. Masa iya, lo gak tahan dulu itu orang, tanya-tanya gitu dimana rumah orang itu, jaga-jaga kalau ada apa-apa sama Della," ucap Riga nyaris tanpa jeda."Lo ny
Tiga puluh enam tahun lalu.Senja jingga terlihat indah, tapi tidak bagi Jagat.Jagat, pria yang setahun lagi akan berusia empat puluh tahun itu berjalan dengan langkah lemas dan gontai.Kesedihan tampak terlukis nyata di paras tirusnya. Tubuh kurus kekurangan gizi. Wajar karena dia bukan orang yang bisa menikmati hidup dalam kemewahan, sederhana pun tidak, cukup pun tak bisa. Semua serba kekurangan.Kemiskinan yang dipunyai Jagat itu menjadikan dirinya hidup dalam kesendirian. Dia pernah menikah, tapi istri dan anak semata wayang telah pergi lebih dulu. Pergi tanpa pernah bisa kembali.Wabah sakit yang membuat istri dan anak Jagat tak bisa lagi menikmati keindahan dunia. Tetapi itu mungkin jauh
Hari ini.Minggu pagi yang cerah dilewati Dendi dengan berbincang santai bersama Wini, istrinya yang cantik dan bahkan menjadi salah satu mama muda tercantik di tempat mereka tinggal.Dewo anak mereka sedang diajak jogging pagi oleh Winda, adik dari Wini yang jauh lebih cantik karena usia muda dan status gadisnya yang belum berganti."Ni, berapa usia Winda saat ini?" tanya Dendi membuka percakapan."Tinggal dikurangi lima saja dari usiaku, Mas," jawab Wini."Oh, dua puluh empat. Hmmm, apa dia tak mau menikah? Usianya kan sudah cukup matang, tuh!""Winda kayaknya gak ada tuh cita-cita mau jadi perawan tua, Mas. Tapi sampai saat ini
Tiga puluh enam tahun lalu.Jagat duduk bersila dengan kepala menunduk khidmat di depan Ra Kala yang berada di dalam cermin.Jagat menunggu titah Ra Kala agar dia dapat hadiah yang dijanjikan Ra Kala, jika berhasil laksanakan tugas yang diberikan."Catat dalam hatimu. Apa kamu siap?""Daulat rajaku, aku siap!" ucap Jagat layaknya seorang hamba sahaya."Tugas pertamamu, yaitu nikahi gadis perawan sebanyak tiga belas perawan dalam selang waktu tiga tahun sekali, mengerti!""Ya, rajaku," jawab Jagat yang senang karena tugas yang diberikan itu bukan tugas sulit."Tetapi kamu