Share

Bab. 19

Ivana terpana mendengar ucapan David. 

'What jadi istri! Ia ingin tertawa tapi di tahan. Tak ingin merendahkan  laki-laki di hadapanya ini. Ia di ajarkan Ayahnya untuk menghargai laki-laki. Ivana terdiam sesaat, memikirkan cara menolak tak menyinggung perasaan David. Ia hanya ingin fokus bekerja di Penerbangan. Ada tanggungan yang harus di bayar, tak ingin buru- buru menjalin sebuah hubungan dengan seorang laki-laki 

Ivana menatap lekat David sambil menata kata- kata yang pas untuk di ucapkan. 

"Makasih David, sudah sudi mencintai ku. Tapi maaf aku tak bisa menjadi istrimu, aku masih ingin bekerja. 

Deg. 

Sakit mendadak menjangkiti hati David. Di cerna segala kata- kata gadis manis di hadapanya. Tanganya mengepal Menahan nyeri yang bersarang di dada.Apa sesakit ini di tolak wanita yang di cintai? Batin David

 Tapi David bersikap biasa saja dan berusaha tegar. Sebisa mungkin berpikiran positif. Ia ingin mendapat hati Ivana bagaimana pun caranya. Gadis manis ini menarik hatinya sejak pertama kali bertemu di Bandara. 

"Nggak apa Ivana, tapi kita masih bisa berteman kan?" tanya David. Ia sadar, mungkin dirinya yang terlalu terburu- buru pendekatanya hingga Ivana tak nyaman saat di dekati. 

David mengulurkan tanganya, menyunggingkan senyum. Padahal di hati menangis. Ivana tampak ragu menyambutnya. 

"Eeeh iya," ucap Ivana sambil di gengam tangan David.  merasakan ada kehangatan mengalir ke seluruh tubuhnya. David tersenyum saat melihat Ivana canggung. Menatap manik milik Ivana. Menyelami hati gadis pujaan hati. 

Ivana salah tingkah perhatian David. Tapi segera di netralisir. Fokus makan yang ada di depannya. Lisa yang berada di sampingnya, terbawa suasana ingin  menjodohkan mereka tapi mendengar penolakan Ivana, lisa tak ingin berbuat lebih jauh. 

Mereka menikmati makan siang bersama, selesai makan siang Ivana dan Lisa hendak jalan- jalan mengelilingi kota Pontianak. Tapi David tak ingin ikut, takut kehadiranya menganggu. 

"Oh ya Van, aku pulang ke hotel dulu ya, kamu hati- hati ya," 

"Iya... " ucap Ivana menatap kosong saat punggung David berlalu dari hadapanya. Serasa ada yang kosong di hatinya. Perasaan kehilangan menyelimuti hati Ivana. 

"Ayo, Van. Kita ke Mall itu." Tunjuk Lisa 

Ucapan Lisa membuyarkan lamunan Ivana. 

"Eeh iya," ucap Ivana tergagap. Mereka melenggang masuk ke Mall. Pikiran tentang David menguap entah kemana. Terhibur dengan isi Mall ini. 

****

David berlalu dari hadapan Ivana. Kembali ke hotel untuk menenangkan hatinya yang bergejolak. Sepanjang berjalan, David berpikir bagaimana cara menaklukan Ivana. 

Drrrt.. 

Nomer tak di kenal menghubungi David. Penasaran David mengangkatnya. 

"Halo, siapa ini??" tanya David kurang suka di gaanggu. 

"Aku Rindu Mas David," ucap orang itu di telepon. 

Ivana masih mengenali suara itu. Reta mantan kekasihnya. Mengetahui Reta yang menelpon Segera ia menutup dan memblokir panggilan itu. 

"Dari mana Reta tau nomerku sih!" Geram David kemudian membanting ponselnya di bed. 

*****

Plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi Ivana. Panas pipi Ivana juga kaget di tampar orang yang tak di kenal. 

"Kenapa kamu menampar mbak! Teriak Ivana. 

" Itu pantas, untuk pelakor macam kamu! 

Lisa dan Ivana shock mendengar tuduhan Reta. 

"Apa! Pelakor! Aku tak menjalin hubungan dengan  siapapun bagaimana bisa jadi pelakor?! 

" Ooh, wajah mu aja sok polos tapi murahan!" 

Mendengar kata murahan dari Reta. Ivana tak Terima. Ia menjambak rambut Reta keras membenturkan ke Rak makanan di depanya. 

"Aooow..." Teriak Reta. 

"Jaga ucapan mu mbak! Aku tak mengenal mu jadi jangan menghinaku. Mengert!" 

Bersambung. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status