Setelah turun dari gunung dan masuk ke mobil, mereka kembali ke bandara dan Delis terlihat masih gelisah.Dia tidak ingin menyerah.Namun, Kelven sangat keras kepala, apa yang harus dia lakukan?Dia hanya bisa menunggu sampai ada kesempatan lain untuk diam-diam membawa putrinya kembali ke sana tanpa sepengetahuan Kelven.“Papi, aku melihat orang yang aneh di dalam gua. Rambutnya lebih panjang dari rambut mami, warna rambutnya putih, seperti hantu.”Ujar Luna yang duduk di pangkuan Kelven sambil bermain dengan bonekanya dengan polos.Kelven dan Delis saling berpandangan, kemudian mereka bersamaan menatap putri mereka.“Luna, kamu melihat orang aneh di dalam gua mana?”Luna menoleh ke arah maminya dan mata besarnya berkedip-kedip.“Di rumah tempat tinggal kakak itu, ada gua besar di dalamnya. Di dalam gua itu banyak buku dan di antara tumpukan buku itu ada orang aneh yang berambut panjang.”Delis terkejut dan bertanya, “Kapan kamu masuk ke sana?”“Saat papi dan mami sedang tidur. Cahaya
Mendengar suara Albert yang terdengar tidak seperi biasanya, Kelven bertanya, “Kamu kenapa?”“Nggak apa-apa.”“Aku hanya mau menanyakan soal tabib itu, apakah dia pria? Usianya berapa? Apakah kamu punya kenalan yang bisa membantuku mengundangnya?”Kelven merasa tabib itu sangat gebatm bukan karena tidak mau keluar dari pengasingan, melainkan tergantung siapa yang memintanya.Karena Albert yang memberitahunya tentang keberadaan tabib itu, Albert seharusnya tahu lebih banyak tentangnya.“Aku hanya mendengar cerita dari guruku di rumah sakit dulu. Aku sendiri nggak pernah bertemu dan nggak kenal, apalagi tahu dia laki-laki atau perempuan dan berapa usianya.”“Lalu, gurumu akrab dengannya?”Albert menghela napas, “Guruku sudah meninggal.”Kelven terdiam.Tampaknya tidak ada cara untuk mencari kenalan yang bisa memanggil tabib itu. Satu-satunya cara adalah mengirim seorang anak ke sana dan melihat bagaimana hasilnya.“Kelven, kamu baru saja pulang dari desa? Nggak berhasil?”Tanya Albert.K
Akhrinya Kelven paham.Ini adalah drama tentang dua pria yang merebutkan seorang wanita.Dengan kemampuan bertarung Peter, memang sedikit orang yang bisa mengalahkannya.Kelven juga tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa menghela napas dan berkata, “Kalau Angel juga menyukai Peter, kamu juga nggak bisa menghalanginya. Bagaimana pun, kalian sudah bercerai selama empat tahun, tapi … “Albert tiba0tiba membuka matanya lebar-lebar, berharap sahabatnya akan memberikan saran.Kelven melanjutkan, “Kamu dan Angel punya anak bersama. Kamu bisa bersikap baik pada anak itu. Kalau anak itu suka padamu, kemungkinan besar Angel juga akan mengikuti anaknya.”Seperti halnya dirinya dengan Delis.Dulu, dia mendeakti anak mereka lebih dulu.Tentu saja, Kelven juga tahu bahwa Delis berbaikan dengannya sebagian besar karena kondisi kesehatannya.Namun, bagaimana pun juga, mereka berhasil berdamai.“Aku pernah memikirkan itu. Aku sudah mengirim orang ke Negara C, tunggu saat anak itu libur, aku akan me
Memikirkan bahwa dirinya harus kembali ke Kota A untuk merawat kedua adiknya, Peter tidak punya pilihan selain mencari bantuan dari adik perempuannya.Delis duduk di kursi penumpang dengan botol termos di pangkuannya, dia diam dan tidak menjawab.Kak Angel memang pernah mengatakan padanya bahwa dia menyukai Peter.Alasan dia menghindari Peter, mungkin bukan hanya karena Albert.Tetapi juga karena kekhawatirannya pada Keluarga Joven.Memikirkan ini, Delis berkata, “Bisakah kamu memastikan bahwa setelah bersama denganmu, dia nggak akan ditentang oleh orang tuamu?”Mendengar ini, Peter menoleh sejenak ke arah adiknya.Saat mendengar adiknya menyebut ‘orang tuamu’, hati Peter terasa sakit.Jelas-jelas itu juga adalah orang tuanya, tetapi Delis masih belum bisa memaafkan mereka.“Aku jamin bahwa ayah dan ibu nggak akan mencampuri urusan percintaanku.”“Cih~”Delis tersenyum sinis dan melanjutkan, “Aku masih ingat bagaimana aku diperlakukan saat pertama kali masuk ke rumahmu sebagai pacar A
Melihat sikap Kelven yang tetap keras kepala, Delis tidak punya pilihan lagi.Delis tidak berbicara lagi, hanya berkata, “Makanlah, aku pergi menjenguk Alfred.”Kelven jelas merasa bahwa wanita kecil itu sedikit tidak senang.Kelven juga tidak menahannya dan hanya melihatnya pergi.Saat Delis sampai di depan kamar Alferd, dia bertemu dengan Peter yang baru saja keluar dari dalam.”Peter bertanya, “Bukankah kamu seharusnya sudah sampai lebih dulu? Kamu ke mana saja? Alfred ingin bertemu denganmu.”“Iya.”Delis hanya menjawab singkat dan masuk ke dalam ruangan.Peter berdiri di pintu, memandang punggung adiknya sambil mengernyitkan kening.Makanan yang dibawanya tadi, diberikan ke siapa?Apakah dia punya teman lain yang dirawat di sini?Peter tidak terlalu memikirkannya dan ikut masuk ked alma ruangan.Di ranjang rumah sakit, Alfred masih terbaring. Hanya tubuhnya yang bisa bergerak, tetapi tangan dan kakinya masih tidak bisa digerakkan.Melihat Delis datang, Alfred ingin bangkit tetap
Delis menatap Peter.Delis mengira dia yang mengatakannya.Peter langsung melihat ke arah Alfred dan berkata, “Alfred, jangan campuri urusan Delis.”“Aku juga nggak mau mencampurinya. Kalau dia bukan adikku, aku pasti nggak akan memedulikannya. Tapi, dia adalah adikku sekarang.”Setelah beberapa hari beristirahat, Alfred sudah mulai pulih kembali. Meskipun masih terbarung dan belum bisa bangkit, fungsi tubuhnya mulai kembali seperti orang normal.Dengan tatapan penuh kekecewaan, Alfred menatap Delis.“Kamu begitu mencintainya? Seorang pria yang sudah melukaimu seperti itu, berselingkuh dan bahkan memelihara wanita lain dan memiliki anak di luar. Dia benar-benar pantas untuk kamu pertahankan?”Bagi Alfred, Kelven adalah orang yang tidak bermoral.Mengandalkan sedikit kekuasaan dan status, dia terus-menetus melukai Delis tanpa henti.Ini membuatnya sangat marah.Dia tidak bisa menerima mengapa Delis tetap memilih Kelven.“Alfred, cukup.”Peter takut Delis akan marah, jadi dia langsung m
Melihat wanita kecil di sampingnya menangis, hati Kelven terasa sangat tidak nyaman.Dia mengangkat tangan dan dengan lembut menyeka air matanya, tetapi tetap tidak menyetujui apa yang dikatakan oleh Delis.“Luka Peter akan sembuh, aku juga sedang berusaha menjalani perawtaan. Delis, jangan bicarakan tentang hal itu lagi, aku nggak akan mengizinkannya.”Kelven memeluknya dengan erat dan berusaha menenangkannya, “Ini semua salahku, aku sudah membuat Delis sedih, maafkan aku!”Kelven menyalahkan dirinya sendiri.Faktanya, semua ini memang salahnya.Sebagai pria, bagaimana bisa dia membiarkan wnaitanya begitu mengawatirkannya dan menangis karenanya?Dia benar-benar pantas mati.Delis yang tadinya merasa sangat sedih, mendengar Kelven menyalahkan dirinya sendiri, Delis langsung menahan kesedihannya.Delis menjauh dari pelukannya dan menjelaskan,“Jangan berpikir seperti itu, aku hanya melampiaskan emosiku saja, ini bukan salahmu.”“Bagaimana bisa bukan salahku? Aku yang sudah melukai Alfr
“Iya, papi sedang merindukan sayang. Sayang, nenek datang menjemputmu, kamu mau ikut dengan nenek nggak?”Luna melihat neneknya yang berada tidak jauh dari sana.Neneknya berpakaian sangat cantik, teman-temannya di sekolah selalu iri padanya yang punya ayah tampan, ibu cantik dan nenek yang baik hati.Nenek adalah orang baik, tentu saja Luna mau ikut nenek pergi bermain di istana.Terlebih lagi, ada banyak kakak di istana yang selalu baik padanya.Memikirkan hal ini, Luna dengan riang menjawab, “Luna mau ikut dengan nenek. Kalau begitu, nanti papi datang menjemput Luna ya?”“Iya, kapan pun Luna mau dijemput papi, telepon saja. Papi akan mengajak mami untuk menjemputmu.”“Iya, sampai jumpa papi.”Usai bicara, Luna menyerahkan telepon kembali ke gurunya.Setelah mendapat izin, guru menyerahkan anak itu kepada Suminah.Menutup teleponnya, Kelven kembali memeluk wanita kecil itu.“Luna sudah dijemput ke rumah tua, kita lihat dulu bagaimana dia sendirian di sana. Tapi tenang saja, semua ke