Segera setelah mendapat persetujuan untuk mendarat dari menara pengawas, Jenny langsung mengarahkan Dewa Ruci ke daratan di wilayah selatan.Seluruh orang harap-harap cemas dengan senjata sudah siap ditembakkan untuk mengantisipasi jika ada serangan kejutan.Wynne juga sudah bersiap di dalam ruang tembak meriam sembari menatap ke arah lautan. Laut yang bisa dikatakan cukup tenang. Dari mata wanita ras peri itu terpancar kekaguman saat melihat banyak kapal laut dan kapal selam yang berlabuh di dekat gedung yang terlihat sedikit bergoyang.“Indahnya. Hebat sekali, mereka bisa membangun gedung bertingkat di tengah laut.”Semakin dekat ke daratan, Wynne bisa melihat jika beberapa gedung hanya terlihat ujung atapnya saja. Helipad untuk pendaratan heli dan pesawat kecil tepat di puncaknya.“Kapten, sepertinya semua aman. Tidak ada tanda-tanda pasukan penyergap,” ujar Wynne setelah melakukan pengamatan.”Jenny juga memberi konfirmasi, “Situasi aman. Sepertinya berita dari Union memang belum
Planet Kryo adalah planet yang sebagian besar daratannya adalah gurun berbatu. Perang sedang terjadi di planet itu. Perang antara pasukan Union (United Nation) melawan bangsa Kryponian yang merupakan penghuni asli planet tersebut.Mereka adalah sebagian penduduk planet yang menolak planet Kryo menjadi bagian dari aliansi Union di galaksi Ursa Mayor.Di orbit luar planet Kryo, satu kapal kapal induk berbentuk kerucut segi enam dan kapal -kapal pelindung dari pasukan Union sedang melayang di wilayah luar planet.Seorang Kapten dari kapal penghancur yang melindungi kapal induk berbicara melalui gambar proyeksi komunikasi. Pria itu segera memberi hormat pada komandan tertinggi satuan tempur yang akan merebut planet yang sedang mereka awasi.“Lapor Laksamana White. Seluruh pasukan yang diterjunkan ke planet Kryo saat ini sudah mulai bertempur untuk merebut kota Krom dan Pirim dari kelompok pemberontak.”“Tetapi, kita baru mengetahui jika mereka menyewa banyak pendekar bayaran. Ini membuat p
Baru saja kapal Dewa Ruci memasuki orbit luar planet Kryo. Kilek langsung melepas sabuk pengaman yang ia kenakan dan berlari mencari kabin kamar mandi.Jagau yang melihat tindakan rekannya itu hanya bisa menggelengkan kepala. “Sampai kapan dia akan seperti itu? Sudah berpuluh-puluh kali melakukan lompatan cahaya, masih saja muntah-muntah.”Ronald yang duduk di sebelah Jagau-pun tertawa melihat keadaan Kilek. “Jika orang lain yang melihat Letnan Kilek seperti itu, mereka pasti menduga dia prajurit baru di kapal ini.”Sementara itu di ruang kendali pusat, Laksamana Arthur White langsung menghubungi komandan di kapal Dewa Ruci.Pria yang terlihat berusia sekitar empat puluh lima tahunan itu telah berdiri di depan meja komando sang kapten melalui proyeksi komunikasi.Wajah pria itu terlihat kurang puas melihat kedatangan Dewa Ruci yang sedikit terlambat dari perkiraan mereka.“Kapten Andromeda Nanggala. Segera kirim pasukanmu untuk membantu pasukan darat bertempur melawan pendekar-pendekar
Setiap kali Golem itu hancur dan rubuh, ia kan tetap kembali seperti semula. Situasi ini membuat Kilek semakin kesal. Di waktu yang sama, pasukan infanteri juga berhasil mendarat dengan selamat. Sebelumnya mereka harus berjibaku menghindari serangan dari pertahanan kota. Serta dari serangan pesawat musuh. Untunglah Dewa Ruci selalu menjaga mereka dari atas. Begitu juga dengan pesawat-pesawat tempur Union yang juga melakukan pengawalan. Dua peleton pasukan infanteri bawahan Kilek segera keluar dari pod pendarat. Lalu bergabung bersama pasukan Union untuk melindungi para pendekar. “Orang-orang ini sudah gila!” ucap seorang komandan pasukan darat saat melihat Roland berlari maju seraya menembak musuh. Seolah tidak peduli jika tembakan pasukan musuh akan membunuhnya. Roland tidak maju sendirian, ia membawa satu peleton untuk membantu Kilek menahan dua golem lain. Melalui radio ia berbicara pada komandan pasukan darat. “Pasukan darat Union, lindungi kami dari prajurit musuh. Golem dan
... Dewa Ruci akhirnya muncul di koordinat planet tujuan, Lemurian. Dari Anjungan, dua orang pilot sekaligus Navigator itu, menatap satu planet yang terlihat terbakar dan penuh oleh radiasi. Mereka berulang kali memastikan apakah posisi mereka saat ini sudah tepat. Jenny dengan suara bergetar bertanya dengan tidak yakin. Berharap penglihatannya tidak seperti yang ia saksikan. “Mandala Ayu. Apa menurutmu kita sudah berada di koordinat yang tepat?” ucap Jenny kebingungan mengotak-atik layar komputer. “Letnan Jenn. Kau tidak salah. Itu...,” Dengan mata yang sudah basah, Mandala Ayu menutup mulutnya, “Itu..., Planet Lemurian.” Dengan tatapan nanar dan kebingungan, Jenny segera menghubungi Andromeda, “Kapten, kalian harus melihat ini. Aku akan membuka dek untuk kalian. Mandala Ayu segera memutar posisi kapal agar semua orang bisa melihat apa yang mereka lihat secara langsung. Bukan menyaksikan dari layar proyeksi. “Semua unit segera berkumpul di Dek.” Dari pengeras suara letnan Jen
Satu kapal mirip kepala banteng lengkap dengan dua tanduk tengah mengangkasa dan bersiap memasuki orbit sebuah planet berwarna kemerahan. Kapal itu berisi divisi kedua dari perompak dan pendekar bayaran Black Cows.Jacka terlihat kesal karena gagal bertarung dengan Andromeda. “Sial. Kalian sangat bodoh. Bagaimana mungkin kalah secepat itu dari pasukan pendekar golongan putih.”“Gara-gara kalian kita gagal mendapat bayaran penuh. Padahal tugas kita hanya perlu menahan pasukan Union beberapa jam lagi sesuai perjanjian. Sampai tentara bayaran lain yang mereka sewa sampai di Kryo.”Seluruh bawahan Jacka tidak bergeming, tak seorang pun dari mereka yang berani membantah ucapannya. Bahkan banyak dari mereka tergolek terluka parah. Keadaan pasukannya membuat Jacka semakin terlihat kesal.BraakMelepas kekesalan, Jacka menggebrak meja di kabin perawatan. Ia menoleh saat melihat tangan kanannya mendekat.Kacak membisikkan sesuatu, “Kalacakra sudah tewas, ia tidak terselamatkan. Andromeda terny
...Akhirnya Dewa Ruci memasuki atmosfer planet Nasa G9 setelah tiga bulan pelayaran di angkasa. Planet Nasa G9 ternyata hanyalah planet berbatu tanpa ada ditumbuhi sebatang pohon dan tumbuhan. Namun di sana terdapat lautan yang selalu terlihat bergejolak.Letnan Jenny dan sersan Ayu mendaratkan kapal di daerah lapang di dataran yang tinggi.Jenny melakukan beberapa pemindaian dengan mengirim beberapa drone keluar dari Dewa Ruci. Suasana tampak seperti malam hari saat ini. “Sedang menganalisa status planet dan kemungkinan keberadaan makhluk organik,” ucap Jenny.Hingga beberapa waktu kemudian dia kembali melapor, “Status aman, tidak ada tanda-tanda keberadaan makhluk hidup.”Pintu palka menuju anjungan terbuka, ternyata Kilek dan Jagau datang untuk melapor.“Kami sudah siapkan satu regu yang berisi sepuluh orang kru untuk ekspedisi awal, tapi Dr. Birkins mengatakan sepertinya akan cukup sulit untuk menambang uranium dengan jumlah besar dalam kondisi seperti ini.”Andromeda mengangguk
Titik kumpul awal regu satu kini sudah sunyi dan gelap sepenuhnya. Tidak terdengar ada tanda-tanda kehidupan.“Kami sudah sampai.” Suara jagau terdengar di Dewa Ruci melalui pengeras suara. Kali ini gambar video langsung juga ditampilkan lewat kamera yang terpasang di helmnya.Lima belas orang pendekar lain bersenjata lengkap, serta sepuluh orang prajurit bersenjata berat dibawa oleh Jagau. Kilek juga ikut terjun untuk membantu juga kelompok Jagau.“Sial. Sepertinya mereka semua sudah tewas,” ucap Kilek saat melihat kendaraan yang dan perlengkapan yang dibawa oleh regu satu sudah rusak parah. Bahkan dinding baja kendaraan berat terlihat meleleh dan berasap.Tidak hanya itu, di tanah dan di dinding kendaraan lain juga terlihat banyak cipratan darah.“Bentuk barisan barikade dan tetap waspada,” ucap Jagau memberi arahan. Semua pendekar dan prajurit langsung menyebar dengan siaga tempur.Baru saja Jagau hendak memeriksa ke dalam kendaraan, satu suara mengurungkan niatnya.“Aku menemukan