Hanya TIan seorang yang bisa membuat duo A tidak bisa menjahilinya. Sebab apa?? Sebab putra Will itu pintar mengalihkan perhatian duo A ke benda- benda menarik yang dia buat bersama papanya yang memang sangat genius di bidang robotik. Sehingga perhatian duo A tidak lagi tertuju pada adik perempuan mereka. Mereka sudah sibuk dengan robot- robot kecil yang Tian bawa jika Tian datang berkunjung ke kediaman Gavin.
"Papa!!" teriak Axeira, dengan muka kesal dengan derap langkah kaki yang sengaja dia hentakkan kuat ke atas tanah.
"Putri cantik papa ini kenapa?? Kenapa wajah nya cemberut begini?" Aiden yang tadinya sedang memeriksa dokumen perusahaannya langsung menutup dokumen tersebut dan mengangkat Axeira untuk duduk di atas pangkuannya.
"Nah sekarang cerita sama papa, kenapa princess kecil papa yang cantik dan imut ini mukanya berlipat-lipat seperti ini? Cup! " Tanya Aiden yang langsung ditimpali dengan satu ciuman gemas di pipi sang putri yang sangat menggemas
"Hai Anne" sapa Gwen dengan sangat ramah ketika dia, Aiden serta ke tiga anaknya sampai di kediaman Denis Hardata."Hai.." Sapa Anne ramah, lalu memeluk dan mencium Gwen. "Waah! Ada princess cantik nya mama juga ini." Anne langsung mengambil Axeira dan menggendong Axeira penuh rasa sayang."Ayo masuk." Ajak Anne ke dalam."Apa Dennis sudah pulang?" tanya Aiden pada Anne."Belum. Dennis ada operasi di rumah sakit. Mungkin dia pulang sedikit terlambat hari ini. Tapi meski papanya kembar tidak ada, rumah ku tetap cukup ramai kok. Di dalam ada Zee dan Raya serta Arka. Kalian datang di waktu yang tepat." Sebut Anne dengan senyum terkembang."Hai Aiden? Gwen? Waaah ini dia yang selalu rame!!! Alexander, Axeon dan Axeira." Sambut Raya yang memang selalu saja senang melihat Trio kembar Aiden danGwen ini.Bagaimana Raya tidak senang melihat ketiga bocah kembar ini? Suasana selalu saja jadi ramai kalau ketiga bocah ini datang. Sikap protektif Al
"Loh, kenapa begitu?" Tanya Anne dengan wajah sok imut nya."Gak boleh! Cuma teman Axeira saja. Gak boleh main sama yang lain. Apalagi sama kak Zula! Gak boleh!" Dengan pipi yang kembali menggembung Axeira melipat tangan nya di dada.Ketiga emak- emak itu pun kompak tertawa bersama. "Kak Tian itu akan mama Anne jadikan anak nya mama Anne. Biar Axeira tidak bisa sering - sering main sama kak Tian lagi. Mama Anne akan sembunyikan kak Tian di dalam rumah ini." Ucap Anne bermaksud menggoda Axeira."Maama!! bilang mama Anne! Gak boleh ambil kak Tian! Kak Tian punya Axeira!! Mamaa! Huaaaaaaaaaaaaaa!" Axeira langsung berlari keGwen dan menangis."Waduh!!" Seru Anne."Hahahaha....."Gwen dan Raya tertawa."Iya! Iya! Kak Tian hanya punya Axeira. Jangan nangis dong princes! Besok kita culik kak Tian dan ikat di rumah, biar gak bisa di ambil oleh mama Anne." ujarGwen asal, untuk membujuk anaknya."Ya Tuhan! sepertiny
"Zura? Suku! Bukan duku! Kalau duku buah! Buah! Perlu aku carikan gambarnya di google??" Ejek Arka, sambil bermaksud meralat perkataan Azzura yang salah saat mengatakan suku menjadi duku."Ck! Cuma beda S dan D aja!" Kilah Azzura."Kau mau nama mu aku rubah Z nya menjadi K.. Akulla? Atau B? menjadi Abula? Mau?" tanya Arka."Oke lah kalau begitu. Alexander, Axeon! ini, minum lah!" Azzura memberikan minuman di tangan ke Alexander dan Axeon.Tanpa rasa curiga,Alexander dan Axeon menerima minuman yang Azurra berikan. Mereka sama sekali tidak ingat bulan lalu mereka juga meminum minuman yang diberikan oleh Azzura dan akibat mereka berdua bersendawa selama dua jam. Dan kali ini, mereka kembali menerima minum yang berasal dari Azzura. TANPA RASA CURIGA!"Kak Alexander! kak Axeon! Jangan di minum !" Teriak Axeira tepat saatAlexander dan Axeon akan meminum minuman berwarna biru itu.Alexander dan Axeon langsung menoleh p
"Wah! Benaran sembuh! Padahal waktu itu Zura ragu dengan komposisinya, hehehe." tawa Azurra lepas tanpa rasa bersalah telah memberikanGwen salah uji coba."Jadi salap itu.........?""Hhehe, itu percobaanku yang ke seratus dua belas. Aku namai X 112. Dan siapa sangka hasilnya berhasil. Aku akan kasih tahu papa kalau komposisi yang eksperimen X 112 itu berhasil." Jawab Azurra.Usai mengatakan itu Azzura pun pergi meninggalkanGwen yang terbengong sendiri setelah mengetahui fakta di balik salap ajaib pemberian Azzura.Anne dan Raya pun hanya bisa saling pandang. Mereka berdua saja tidak tahu kapanGwen diberi oleh Azzura salap itu."Astagaa Anne Mary! Apa itu barusan artinya aku sudah menjadi kelinci percobaaan putrimu, Anne?" tanyaGwen yang masih belum bisa percaya, dirinya menjadi kelinci percobaan bocah yang masih ingusan."Kalau melihat dan mendengar dari apa yang barusan terjadi, sepertinya iya." Jawab Anne benar- ben
Tiga tahun pun berlalu. Usia Alexander, Axeon dan Axeira telah cukup untuk bersekolah.Dan setelah melalui serangkaifit and proper test, terpilihlah sebuah sekolah internasional untuk menjadi sekolah mereka. Karena tidak mungkin rasanya papa dan mama mereka mendirikan sekolah sendiri untuk ketiga anak kembarnya ini. Cukup satu paud itu saja yang mereka dirikan. Tidak perlu sampai mendirikan SD, SMP dan SMA. Takut nya malah ntar keterusan hingga universitas. Ujug-ujug bisnis keluarga Gavin malah beralih ke bisnis di bidang pendidikan."Kalian apa kan adik kalian????” Teriak Gwen kaget ketika melihat anaknya yang secantik putri di dunia dongeng mendadak jelek tidak terkata."Kaca mata?" TanyaGwen sambil melihat Axeira dengan tatapan yang sudah pasti jauh dari kata takjub."Betul sekali. Dan ini yang ketebalannya mengalahkan tebalnya kaca mata nenek Janet." Dengan bangga Alexander menyampaikan detail kaca mata tersebut pada Gwen.
Tiga tahun pun berlalu. Usia Alexander, Axeon dan Axeira telah cukup untuk bersekolah.Dan setelah melalui serangkaifit and proper test, terpilihlah sebuah sekolah internasional untuk menjadi sekolah mereka. Karena tidak mungkin rasanya papa dan mama mereka mendirikan sekolah sendiri untuk ketiga anak kembarnya ini. Cukup satu paud itu saja yang mereka dirikan. Tidak perlu sampai mendirikan SD, SMP dan SMA. Takut nya malah ntar keterusan hingga universitas. Ujug-ujug bisnis keluarga Gavin malah beralih ke bisnis di bidang pendidikan."Kalian apa kan adik kalian????” Teriak Gwen kaget ketika melihat anaknya yang secantik putri di dunia dongeng mendadak jelek tidak terkata."Kaca mata?" TanyaGwen sambil melihat Axeira dengan tatapan yang sudah pasti jauh dari kata takjub."Betul sekali. Dan ini yang ketebalannya mengalahkan tebalnya kaca mata nenek Janet." Dengan bangga Alexander menyampaikan detail kaca mata tersebut pada Gwen.
"Pa! Alexander berangkat duluan ya !" Pamit Alexander sambil menyambar sebuah roti di atas meja makan."Axeon dan Axeira mana? Bukannya ini hari pertama kalian sekolah? Kalian harus pergi bersama- sama. Papa dan mama juga akan ikut untuk hari perdana kalian." Cerepet Gwen."Nggak tahu Ma." jawab Alexander, cuek."Eh! Kamu berangkat sekolah dengan siapa, Alex?????!" Tanya Gwen tanpa melihat ke arah Alexander."Aku ada janji sama Tian, Ma. Sepertinya TIan udah di depan." Jawab Alexander sambil melangkah pergi."Oh sama Tian? Ya sudah kalau gitu." jawab Gwen, tanpa sadar kalau anaknya telah pergi ke atas, meninggalkan ruang makan.Alexander sempat pada Aiden yang sedang sarapan sambil baca koran. Tapi dia memang tidak mengulang pada Gwen. Karena pikir Alexander, sang ibu sudah tahu dia berangkat dengan Tian. Bukannya tadi ibunya bilang, yang sudah kalau begitu? jadi untuk apa repot-repot memberiahu hal yang sama.A
"Hm- ini tidak aneh sayang. Ini malah sangat luar biasa." jawab Aiden bersorak senang, membuat Gwen tercengang."Papa suka penampilanmu pagi ini! Kau kelihatan sangat sangat cantik!" Seru Aiden lalu menggandeng tangan Axeira berjalan ke meja makan."Ini papanya kembar kesambet setan apa? Kenapa dia malah mengatakan Aira sangat cantik??!" Tanya Gwen dalam hati sambil mengikuti anak dan suaminya ke meja makan."Sayang?! kamu ini kenapa sih?"Gwen menarik tangan Aiden setelah Aiden membantu Axeira duduk."Kenapa apa sayang?" tanya Aiden dengan ekspresi polosnya."Ya! Itu! Axeira?? Kok kamu malah senang dengan penampilan anak kita yang seperti Annabella gitu?" Protes Gwen."Loh apa nya yang salah, sayang! Coba lihat putri kita, dia sangat cantik kan?" tanya Aiden seolah isi pikirannya dan Gwen sedang satu aliran kali ini tentang makna sebuah kecantikan."Are you Serious? Tuan Besar Gavin?" Sorak Gwen yang semakin tidak percaya dengan