Share

Bab 7

Alex diam, ia tak menanggapi kalimat Anna. Alex menduga istrinya sedang manja dan ingin mendengar kalimat-kalimat gombal. Jika kondisi Anna diterjemahkan ke dalam bahasa anak-anak kekinian Jakarta, tipe bahasa cinta atau yang lebih dikenal sebagai ‘love languange’ Anna adalah ‘Words of Affirmation’. Alex merasa bahwa ia tak perlu lagi mengulanginya. Sebelum menikah, ia sudah mengutarakan bahwa tak ingin Anna berada dalam bahaya sehingga bersedia ditolak. Alexander tetap berpendirian bahwa 'bertindak' adalah bukti cinta yang sempurna, ia tak suka jika harus banyak bicara, terutama mengulang kalimat yang sudah pernah ia katakan.

Alex pun hanya membenamkan kepalanya di pundak Anna dalam keadaan masih menindih istrinya. Tak hanya itu, Alex juga meletakkan tangan Anna dikepalanya untuk diusap-usap. Melihat tingkah manja suaminya, pipi Anna seketika membentuk gelembung tanda merajuk.

“Karena kau tak menjawab pertanyaanku, aku tak mengizinkanmu untuk mencium dan melakukan hubungan suami-istri denganku malam ini,” ucap Anna dengan bibir yang sudah mengerucut.

Anna menyingkirkan tubuh besar suaminya itu ke samping dengan sekuat tenaga dan mulai tidur. Alex yang masih terkejut mendengar perkataan istrinya barusan hanya mengguncang tubuh Anna.

“Na… Kau hanya bercanda kan? Na… na… janggaaannnn…”

Anna yang memang kelelahan itu tak menanggapi suaminya, ia terlelap dengan mudah.

***

Hal mendasar yang ia lakukan sebelum menyentuh pekerjaan administrasi ratu adalah berkeliling untuk mengetahui seluk-beluk tempat yang menjadi rumah barunya ini. Kastil Hari Poter, begitulah yang ada di benak Anna ketika mengelilingi istana. Tujuan hari ini ialah dapur dan perpustakaan.

Melihat Anna yang berjalan di sepanjang lorong ditemani Julie, para pekerja yang sedang menyapu, membersihkan jendela dan menata taman memberi salam pada Anna. Lorong istana ini dikelilingi kaca dan tiang untuk bangunannya, serta taman yang terisi pohon rindang di bagian luar.

“Selamat pagi Yang Mulia Ratu...”

“Selamat pagi Yang Mulia…”

Anna tersenyum, “Selamat pagi...”

Anna menjawab salam para pekerja istana yang ia belum ketahui namanya satu per satu dengan ramah sambil berjalan pelan menuju dapur.

Melihat dapur istana, mengingatkan Anna pada satu lantai pabrik roti milik Sanjaya. Pamannya itu memiliki beberapa unit bisnis berupa makanan & minuman, properti, dan juga eletronik. Anna sendiri diminta memimpin bisnis makanan & minuman sehingga tak asing dengan kunjungan pabrik makanan. Tak hanya itu, Anna juga terbilang pandai memasak. Baginya, masak merupakan terapi dari semua kebisingan dihidupnya. Sanjaya, Ratih dan kedua anak mereka memang tak pernah mengunjungi dapur.

“Masak itu pekerjaan perempuan!”

“Masak? Ogaahhhh, nanti kuku-kuku cantik dari salon ini rusak.”

Kalimat-kalimat penolakan Tommy dan Valencia membuat Anna bersahabat dengan dapur dan bahan makanan. Anna sangat berterima kasih akan hal itu. Menghabiskan waktu tenang dengan memasak memang terbaik!

Dapur luas ini menggunakan alat masak super besar karena menyiapkan makanan untuk orang yang tak sedikit, pekerjanya pun banyak sekali. Anna memperkirakan jumlahnya bisa saja setara dengan pekerja satu lantai pabrik roti. Hanya saja, alat-alat yang biasa Anna gunakan seperti blender dan food processor tak ada. Tidak ada listrik di dunia ini. Penerangan untuk malam hari mengandalkan api. Anehnya, api yang ada di sini berbeda dari api yang selama ini Anna ketahui. Api yang ada di sini sangat terang, sehingga digunakan untuk membaca dan bekerja di malam hari pun tidak akan menyakiti mata.

“Apa tak ada alat masak berukuran kecil?” tanya Anna penasaran pada seorang pria dengan warna baju berbeda dari staf lainnya.

“Sepertinya pria ini memiliki jabatan tinggi di dapur ini,” batin Anna.

“Salam kepada Yang Mulia Ratu,” ucap seorang pria muda sambil membungkuk. Anna pun kembali tersenyum.

“Beliau Michael Yang Mulia, kepala koki istana,” ucap Julie memperkenalkan Michael.

“Kepala koki? Semuda ini?” tanya Anna terkejut dengan mata yang sudah membesar.

Saat bertanya tadi, Anna masih berdiri di belakang Michael sehingga Anna tak melihat bagaimana wujud pria yang ia jadikan tempat bertanya. Michael bahkan terlihat lebih muda darinya.

Umur semuda ini menjadi kepala koki? Sejak kapan pria ini mulai memasak? Apakah ia seorang jenius muda? Jujur saja, masakan istana ini enak sekali. Rasanya jauh melebihi masakan resto mewah yang pernah Anna makan.

“Saya memang masih sangat muda Yang Mulia, tapi benar saya kepala koki istana ini. Saya bersumpah masakan saya tidak akan pernah mengecewakan lidah Yang Mulia,” ucap Alex kembali membungkuk.

“Maaf Michael, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk meremehkanmu. Aku hanya kagum, kau yang masih muda ini dapat membuat makanan yang sangat enak. Aku sangat menyukai masakanmu,” kata Anna dengan mata berbinar-binar. Anna sangat suka makan, ia benar-benar mengagumi orang yang pandai memasak.

Mendengar penuturan Anna, para koki dan staf dapur lain menghentikan pekerjaan mereka dan melompat-lompat kegirangan. Pekerjaan mereka disukai oleh sang ratu.

“Terima kasih Yang Mulia, kami senang sekali ternyata Yang Mulia menyukai makanan yang telah kami siapkan. Untuk alat masak, tentu saja di sini ada alat masak ukuran kecil,” ucap Michael tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putih persis iklan pasta gigi.

Michael pun mengantar Anna ke depan sebuah lemari yang cukup besar dan membukanya. Tanpa sadar Anna melompat kegirangan melihat alat-alat masak di lemari.

“Apa aku boleh menggunakannya?” tanya Anna dengan mata memelas seperti anak kecil meminta uang jajan.

Julie, Michael dan para staf dapur yang semula tertawa geli menyaksikan tingkah Anna, kini terdiam.

“Yang Mulia… ing…in memasak?” tanya Michael ragu.

Anna tetap mengangguk, meski ia juga heran mengapa orang-orang disekitarnya bingung.

“Tentu Yang Mulia boleh menggunakannya,” kata Michael.

Anna pun mengeluarkan satu kuali dan panci kukus . Kemudian, berkeliling untuk mencari bahan yang bisa ia gunakan. Daging giling, sayuran dan beberapa bumbu masakan Anna campurkan dan bentuk menjadi dimsum. Joanna (Penggemar Dimsum) Anastasia kini sedang beraksi!

"Aku tak sanggup untuk membuat banyak hari ini. Akan tetapi, jika kalian berkenan, cobalah..." kata Anna kepada Michael dan Julie yang mematung. Dimsum spesial Anna sudah jadi dan harum sekali.

Semua yang ada di sana masih diam, mereka baru saja menyaksikan kejadian langka, seorang ratu pandai memasak!

“Aaaa…Mmmm…”

Dimsum yang Anna tawarkan pada Michael dan Julie dilahap oleh Alex. Entah sejak kapan Alex sudah berada di dapur, tak ada yang menyadari kehadirannya.

"Masakanmu tambah enak ternyata," kata Alex menjilat jarinya agar tak ada saos dimsum yang tersisa.

"Aaaaa..."

Belum sempat Anna menyelsaikan ucapannya, teriakan Diego yang kencang sudah memenuhi dapur.

"Yang Mullliiiaaaaa... Ada seorang wanita yang mengaku membawa anak andaaaaa."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status