Terlempar ke masa lalu, Wira menemukan dirinya di sebuah rumah kumuh tanpa harta. Ternyata, dia masuk ke tubuh sarjana tidak berguna yang hanya tahu berfoya-foya dan menyakiti istri.Tidak bisa! Wira yang di dunianya seorang sarjana genius tidak terima nasib ini! Dia akan mengubahnya!Dengan seribu satu cara yang dia ketahui dari masa depan, Wira akan membuat dirinya orang terkaya di kerajaan!
View MoreSelain itu, status mereka jelas tidak semulia Wira. Atas dasar apa mereka bersikap arogan seperti ini?Sore hari itu juga, seluruh Keluarga Birawa sibuk berkemas untuk pindah rumah, termasuk Ainur. Di sisi lain, Wira tiba di sebuah pangkalan bawah tanah."Di sini panas sekali. Kalau nggak tahu kalian ngapain, aku pasti mengira magma naik ke permukaan bumi!" ujar Wira sambil mengipasi diri sendiri dan menatap Osmaro di sebelah.Selama beberapa waktu ini, Wira tidak berada di Provinsi Lowala dan Danu pergi, jadi semua urusan pemerintahan dan militer menjadi tanggung jawab Osmaro. Sungguh tugas yang melelahkan!"Tuan Wira, semua senjata dan perisai dibuat sesuai keinginanmu. Aku sengaja membangun tempat penempaan di bawah tanah supaya nggak ada yang tahu. Tentunya, aku juga khawatir pihak lain tahu tentang senjata yang akan kita gunakan di masa depan," jelas Osmaro.Pemikiran Osmaro ini benar-benar menyeluruh. Pangkalan bawah tanah ini telah dibangun menjadi gudang senjata.Sarman dan lai
Para anggota Keluarga Birawa bertatapan, lalu tersenyum dengan canggung. Ternyata, memang tidak ada yang bisa disembunyikan dari Wira.Ketika berbicara, mereka telah tiba di ruang tamu. Wira berujar, "Justru kami yang bertemu bahaya di perjalanan. Tapi, untung Danu tiba tepat waktu. Kalau nggak, kita mungkin nggak punya kesempatan untuk bertemu lagi."Wira menyesap tehnya dengan santai. Dia tidak terlihat seperti orang yang baru bertemu bahaya. Sebaliknya, wajah Ainur tampak pucat pasi. Meskipun Wira terus berada di sisinya, dia tetap merasa gelisah. Bagaimanapun, mereka hampir tewas!Ramath juga terkejut. Dia segera bertanya, "Di dunia ini, ternyata ada orang yang berani menyerang Tuan Wira? Apa orang itu sudah bosan hidup?"Wira tidak menjelaskan terlalu banyak. Kemudian, dia melambaikan tangan dan membalas, "Sudah, nggak perlu basa-basi begini. Kamu mengeluh panjang lebar tadi, pasti ada yang ingin diminta, 'kan?"Ramath menjilat bibirnya saat Wira mengungkapkan isi pikirannya. Dia
Beberapa orang di samping Bhurek hanya menganggukkan kepala dan langsung mengikutinya tanpa banyak berbicara lagi. Selama mereka bisa bertahan hidup, kelak pasti akan ada kesempatan untuk bangkit kembali.Pada saat yang bersamaan, salah seorang wanita di dalam kamar tidur istana itu yang berada di dalam pelukan Ciputra berkata, "Raja, apa Wira itu benar-benar begitu luar biasa sampai Jenderal Bhurek pun nggak mampu membunuhnya?""Apa dia begitu beruntung sampai bisa terus kabur dari kematian?" tanya wanita lainnya dengan suara yang nyaring dan tersenyum.Ciputra malah tersenyum dingin dan berkata dengan kesal, "Itu karena Bhurek bukan tandingan Wira! Menurutku, Bhurek adalah seorang sampah yang nggak berguna. Kalau bukan karena aku nggak punya bawahan yang bisa dimanfaatkan lagi, aku pasti sudah mencopot posisi jenderal utamanya. Apa dia benar-benar berpikir aku harus bergantung padanya untuk memimpin Kerajaan Beluana? Lucu! Dulu, aku juga pernah memimpin pasukan ke peperangan. Meskipu
Wira menatap Ainur yang berada di pelukannya sambil tersenyum."Menegangkan .... Kalau aku bisa memilih, aku harap kelak nggak akan mengalami hal yang begitu menegangkan lagi. Aku hampir saja mati ketakutan," kata Ainur dengan volume suara yang sangat kecil. Dia tetap bersandar dalam pelukan Wira dan terus memikirkan kejadian tadi. Sungguh mengerikan karena dia hampir saja akan mati bersama dengan Wira.Wira mengelus rambut Ainur sambil menarik tali kuda dan berkata dengan tersenyum, "Kejadian menegangkan seperti ini pasti akan terjadi lagi karena suamimu ini begitu luar biasa. Ada begitu banyak orang yang ingin membunuhku di dunia ini sampai aku juga nggak bisa menghitungnya lagi."Ekspresi Wira tidak terlihat khawatir ataupun sedih sedikit pun. Orang-orang yang ingin membunuhnya semuanya adalah musuhnya. Selama dia menjalankan tugasnya dengan baik, itu saja sudah cukup baginya. Setidaknya para rakyat di sembilan provinsi ini sangat mendukungnya dan sangat berharap dia bisa menjadi ra
Melihat bayangan pasukan Keluarga Darmadi yang makin mendekat, Bhurek akhirnya menggertakkan giginya dan memutuskan untuk mundur. Dia menyadari bahwa mempertahankan seluruh pasukannya lebih penting. Jelas-jelas sudah tahu tidak bisa menang, tetapi masih mengorbankan nyawa tiga ribu pengawal istana dengan sia-sia. Ini hanya akan membuat tanggung jawabnya makin besar dan Ciputra juga pasti tidak akan melepaskannya dengan mudah. Lebih baik pergi sekarang dan mencari cara untuk menghadapi Wira kelak.Wakil jenderal itu segera berteriak, "Sampaikan perintah Jenderal Bhurek, segera mundur dan kembali ke ibu kota! Nggak boleh ada kesalahan!"Bhurek dan yang lainnya datang dengan cepat dan pergi juga dengan cepat. Tak lama kemudian, mereka sudah menunggang kuda dan segera menuju ke ibu kota, tak berani tinggal lebih lama lagi."Sekelompok sampah yang nggak berguna. Aku masih ingin berlatih dengan mereka, nggak disangka sekelompok pengecut ini malah sudah lari ketakutan seperti ini." Melihat Bh
Ekspresi Danu dan Doddy terlihat muram. Status Wira sangat tinggi dan penting, mereka tidak boleh membiarkan Wira berada dalam masalah."Kita datang ke sini bersama, jadi aku harus membawa kalian berdua pulang dengan aman juga. Kalau nggak, bagaimana aku bisa menjelaskan semua ini pada orang-orang di Dusun Darmadi?" kata Wira sambil mengernyitkan alis dan sikapnya sangat tegas, membuat semua orang di sekitarnya merasa sangat bersyukur."Penjelasan terbaik bagi mereka adalah kamu mati di sini!" Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara, Bhurek sudah memimpin tiga ribu kavaleri tiba di sana dan mendengar perkataan Wira juga. Saat ini, dia menunggang kuda dengan gagah sambil menggenggam tombak panjang dan menatap Wira yang berada di depannya dengan dingin.Namun, pandangan Bhurek lebih terfokus pada kotak di punggung Wira. Sebelumnya, Ciputra mengirim para ahli untuk pergi mencuri kotak itu, tetapi mereka gagal dan menimbulkan banyak korban. Ini membuktikan bahwa pasti ada barang yang b
Danu langsung melempar surat di tangannya ke atas meja, lalu mengenakan baju besinya dan segera mengayunkan tangan ke arah beberapa perwira di sampingnya. "Kalian segera bersiap-siap dan ikut aku keluar kota. Ada orang yang mengancam keselamatan Kak Wira, kita harus segera menuju Provinsi Bina untuk membantu Kak Wira!"Sekelompok perwira itu langsung menganggukkan kepala."Sebelum itu, pertahanan di Provinsi Lowala juga harus disiapkan dengan baik, nggak boleh membiarkan musuh memanfaatkan kesempatan ini. Meskipun keselamatan Kak Wira penting, keamanan Provinsi Lowala lebih penting."Setengah jam kemudian, semua orang sudah bersiap-siap dan mengikuti Danu pergi keluar kota. Semua urusan pemerintahan ataupun militer di Provinsi Lowala diserahkan kepada Osmaro untuk sementara waktu. Sementara itu, Danu memimpin sepuluh ribu kavaleri untuk segera menuju ke Provinsi Bina. Malam ini, semuanya pasti tidak akan bisa tidur nyenyak.....Saat ini, Wira dan yang lainnya sudah keluar dari kota da
Meskipun Wira dan yang lainnya bergerak secara diam-diam, gerakan mereka tetap ketahuan oleh Ciputra karena semua mata-mata Ciputra mengawasi di depan penginapan itu.Alzam dan Harraz segera datang menghadap dan saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar Ciputra."Raja, jangan ragu-ragu lagi. Wira dan yang lainnya sudah bersiap untuk keluar kota. Kalau melewatkan kesempatan ini, nggak akan ada kesempatan lagi ...," kata Harraz dengan tergesa-gesa dan ekspresinya terlihat mengerikan.Alzam juga menyetujui pendapat Harraz. Saat ini adalah kesempatan paling baik untuk membunuh Wira dan tidak boleh dilewatkan. Jika tidak, nanti konsekuensinya akan besar.Ciputra terus-menerus mengelus keningnya. Dia juga memikirkan apakah tindakan ini layak dijalankan atau tidak dan tidak bisa langsung membuat keputusannya.Alzam dan Harraz terlihat gelisah. Sekarang, Wira sedang melarikan diri dan mungkin sebentar lagi akan meninggalkan Provinsi Bina. Jika sudah keluar dari provinsi itu, mereka mungki
Nafis tidak akan membiarkan apa pun terjadi pada Wira. Jika tidak, dia tidak akan bisa mempertanggungjawabkan hal ini pada Danu dan yang lainnya. Selain itu, dia juga akan mengecewakan kerja keras semua orang.Hari sudah hampir petang saat keduanya kembali ke penginapan, tetapi matahari masih belum tenggelam. Wira memanggil semuanya ke dalam kamarnya dan saat ini semuanya sudah berkumpul."Kenapa memilih bergerak pada malam hari? Lagi pula, sekarang kita masih belum menemukan siapa yang menyerangku waktu itu. Benar-benar mau pergi begitu saja?" kata Doddy dengan nada yang tak puas. Ini adalah pertama kalinya dia diserang orang secara diam-diam, tentu saja dia ingin membalas dendam ini.Ainur tidak mengatakan apa-apa karena dia merasa dia tidak berhak untuk berbicara. Asalkan Wira sudah membuat keputusannya, dia akan mengikuti Wira.Jari Wira mengetuk meja beberapa kali dengan lembut, lalu ekspresinya tiba-tiba menjadi serius dan berkata, "Sekarang aku sudah yakin orang-orang yang menye
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.