Karena menggantikan jadwal kerja temannya di hotel, Adelia justru terjebak cinta satu malam dengan seorang pria misterius, sehari sebelum pernikahannya dengan seorang konglomerat kaya dilakukan. Namun, saat membeli pil pencegah kehamilan, ia justru berpapasan dengan Afgan, pria yang akan menjadi suaminya. Afgan tak terima jika istrinya ternyata telah dijamah oleh orang lain. Namun, akibat paksaan ayahnya, Afgan tak bisa membatalkan pernikahan ini. Demi menyelamatkan ayahnya dari kungkungan hutang, Adelia mau tak mau harus menghadapi pernikahan paksa dengan laki-laki yang tak pernah menginginkannya. Tetapi, yang tak Adelia tahu, Afgan juga menyimpan rahasia kelam yang membuatnya dihantui perasaan bersalah. Simak ceritanya sampai tamat ya, semoga terhibur.
View More"Melinda?" Adam langsung menyapa dengan merangkul pinggang wanita itu dan memberikan kecupan kecil di keningnya."Bagaimana kamu bisa berada di sini?" tanyanya dengan wajah lugu."Aku mengkhawatirkanmu, Sayang. Aku sudah mendengar semuanya dan bersikeras membantumu."Adam tersenyum puas melihat reaksi Melinda. Dia merasa bangga melihat Melinda bersikap begitu berani dan percaya diri dalam menghadapi situasi yang rumit ini. Dia tahu bahwa Melinda akan menyerah kepadanya, siap untuk menghadapi setiap tantangan yang muncul di depan mereka."A-apa maksudmu? Tapi bukankah ini bertentangan dengan keinginanmu?" tanya Adam. Pria itu bersikap sangat khawatir saat ini."Jangaan, Mel ... ini tidak sesuai dengan kehendakmu," lanjut Adam sambil memijit keningnya."Tidak apa-apa, aku tidak ingin melihat orang yang kucintai terlibat dalam keadaan sulit, aku membutuhkanmu supaya tetap kuat dan menjadi pelindung bagi keluarga kami," ucap Melinda dengan mata
Melinda merasa gelisah saat dia duduk sendirian di ruang tamu, menunggu dengan harapan bahwa Adam akan segera pulang. Waktu terus berlalu, tetapi Adam masih belum juga muncul. Rasa cemasnya semakin membesar.Makanan sudah mulai dingin. Melinda segera memerintahkan agar makanan diantar kepada Silvia di kamarnya. Dia tidak ingin putrinya sakit karena terlambat makanan."Sudah berapa lama dia pergi?" gumam Melinda dalam hatinya, mencoba menenangkan dirinya sendiri.Perutnya sendiri mulai terasa lapar.Silvia juga mulai merasakan kegelisahan. Selesai makan, dia keluar untuk mengecek keadaan."Papa Adam belum pulang juga," gumamnya dengan suara kecil.Dia melihat ibunya yang gelisah dan mencoba menghibur dengan lembut. "Mungkin Papa Adam harus bekerja lembur, Mom. Dia pasti akan pulang segera."Namun, ketenangan itu tidak mampu meredakan kekhawatiran Melinda. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan dan spekulasi tentang keberadaan Adam. Apak
"Papa?" Silvia mengulang perkataan Adam tanpa sadar.Adam merasa dadanya terasa sesak mendengar kata-kata itu. Dia menatap Melinda, mencari dukungan dalam matanya. Melinda tersenyum lembut, tangannya menyentuh lengan Adam dengan lembut sebagai tanda dukungan."Silvia, Sayang, kamu tahu Adam dan aku sudah bertunangan," ujar Melinda dengan suara lembut, mencoba menjelaskan dengan penuh pengertian."Ya, kita sudah menjadi sebuah keluarga," imbuh Adam.Silvia mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca. "Ya, tapi kadang-kadang aku merindukan Papa," ucapnya dengan suara yang terputus-putus.Adam merasa getaran emosi yang mendalam di hatinya. Dia memeluk Silvia lebih erat, mencoba menyampaikan kehangatan dan kebersamaan yang mereka miliki."Kamu tidak sendirian, Nak. Meskipun mungkin aku tidak bisa melakukan sebaik yang bisa dilakukan Afgan, kita akan selalu memiliki satu sama lain," ucap Adam dengan suara yang penuh kasih, mencoba menenangkan Silvia y
Keesokan paginya, sinar matahari menyusup lembut melalui jendela kamar, membangunkan Melinda dari tidurnya.Saat dia membuka matanya, pandangannya langsung tertuju pada sosok tampan yang berbaring di sampingnya. Adam terlihat begitu damai dalam tidurnya, seperti seorang pangeran dalam dongeng yang sedang tertidur.Melinda tidak bisa menahan senyum bahagia melihat keindahan yang ada di depan matanya.Mereka terlihat begitu sempurna bersama, seperti pasangan yang baru menikah dan tengah menikmati malam pertama mereka dengan penuh cinta. Melinda merasa hatinya penuh dengan kebahagiaan, diselingi dengan kekaguman pada Adam yang begitu mencintainya.Dengan lembut, Melinda mengelus pipi Adam yang tenang. Namun, tiba-tiba, kedua mata Adam terbuka dan dia menatap Melinda dengan senyum nakal."Sudah puas menatapku semalaman?" ucap Adam dengan nada yang penuh pesona.Melinda terkejut sejenak sebelum dia tertawa lembut. "Tentu saja, Adam. Kau adalah pe
Adam tersenyum puas melihat balon dekorasi yang dipasang dengan indah di sekitar kolam renang. Warna-warni ceria dari balon-balon itu menambah keceriaan suasana malam itu.Segelas anggur merah yang telah disiapkan dengan hati-hati mengundang aroma yang menggoda di sekitar meja makan yang terletak di tepi kolam renang.Tiba-tiba, suasana malam yang tenang di sekitar kolam renang dipenuhi dengan gemuruh dari beberapa kembang api yang mulai mekar di langit. Warna-warni yang cerah memantulkan keindahan dan keajaiban di malam itu, menciptakan panorama yang begitu memukau.Melinda, Adam, dan Silvia terkesima melihat pertunjukan kembang api yang begitu spektakuler. Mata mereka terpaku pada langit yang dipenuhi dengan sinar warna-warni yang indah, seperti lukisan hidup yang mengagumkan."Wow, kembang apinya begitu cantik," ucap Silvia dengan antusias, matanya bersinar-sinar melihat keindahan yang terjadi di depannya.Adam tersenyum dan mengangguk setuju. "
Setelah mengemudikan mobil selama setengah jam, mereka akhirnya tiba di sebuah restoran mewah dengan kolan renang yang penuh ikan berwarna-warni di bawahnya.Adam menemani Melinda dan Silvia untuk mengganti gaun di ruangan yang telah disiapkan dengan indah di dekat kolam renang.Ruangan itu dipenuhi dengan aroma wangi dari bunga-bunga segar yang tersusun rapi di meja-meja kecil. Lembutnya lampu hias yang terpantul di cermin memberikan sentuhan magis pada momen itu."Gantilah gaun malam, kita akan makan malam romantis bersama, aku sudah menyiapkan sebuah kejutan untuk kalian berdua," ucap Adam dengan senyuman penuh misteri."Aku suka kejutan," seru Silvia lalu segera berlari untuk memilih gaun yang dia sukai.Melinda memilih gaun merah anggun yang dipadukan dengan perhiasan yang elegan, sementara Silvia memilih gaun biru muda yang membuatnya terlihat seperti seorang putri. Adam memandangi mereka dengan penuh kekaguman, hatinya terasa begitu penuh me
"Silvia, maafkan Mom, jika aku tidak pernah menyadari betapa pentingnya hal itu bagimu," kata Melinda dengan suara penuh penyesalan, mencoba menahan air matanya yang ingin tumpah."Aku ingin sekali bisa memberikanmu segalanya, termasuk kehangatan dan kasih sayang seorang ayah, meskipun aku tahu bahwa tidak ada yang bisa menggantikan peran seorang ayah."Silvia mengangkat wajahnya dan menatap Melinda dengan mata yang dipenuhi dengan kepedihan. "Tidak, Mom, ini bukan salah Anda," ujarnya dengan suara lirih, suara gemetar karena emosi yang tak terbendung. Silvia segera menyeka air mata yang tumpah tanpa bisa dicegahnya lagi."Saya hanya merasa begitu... begitu kesepian tanpa sosok ayah di samping saya."Melinda merangkul Silvia dengan erat, mencoba menenangkan gadis itu yang hancur oleh kesedihan."Kamu tidak sendiri, Silvia. Aku di sini untukmu, selalu. Aku akan melakukan segalanya untuk membuatmu merasa dicintai dan diterima.""Aku akan menja
"Apa katamu? Tidak ada hal seperti itu!"Adam diam sejenak seolah-olah sedang berpikir."Tidak bisa! Aku tidak akan menyentuh proyek itu lagi! Biarkan Achmed sendiri yang menanggung akibatnya! Aku akan melindungi Melinda bagaimana pun juga!""Itu saja yang perlu kamu tahu! Segera percepat pembangunan Melinda i-care agar aku bisa memiliki kunci untuk melamarnya! Aku tidak akan memberi perhatian khusus untuk proyek murahan milik Achmed Al-Futtaim!""Dengan menikahi Melinda, maka aku akan mengangkat status wanita yang kucintai sehingga dia bisa berdiri di depan keluarga Al-Futtaim yang sudah menghinanya!"Perkataan demi perkataan yang diucapkan Adam membuat hati Melinda berdesir hebat. Merasa sudah cukup mendengar, Melinda segera berlari kecil ke kamar mandi untuk mengatur detak jantungnya yang tidak teratur lagi.Adam tersenyum lebar mengetahui semua itu. Dia tahu bagaimana Melinda pasti sudah tertipu dengan baik oleh keahliannya memerankan se
Malamnya, Melinda tidak sanggup memejamkan mata karena masih terbayang dan terpesona dengan apa yang Adam lakukan untuknya. "Melinda i-care," gumamnya berulang, membayangkan sebuah yayasan sosial bagi anak-anak panti asuhan yang sungguh didambakan olehnya selama ini.Tiba-tiba, teleponnya berdering, menarik perhatian Melinda dari lamunannya. Dia tersenyum saat melihat nama Adam muncul di layar."Halo, Adam," sapa Melinda dengan suara lembut."Halo, sayang. Aku hanya ingin mengucapkan selamat malam dan berharap kamu tidur dengan nyenyak," ucap Adam dengan penuh perasaan.Terharu oleh kehangatan dalam suaranya, Melinda menjawab, "Terima kasih, Adam. Aku benar-benar terkesan dengan hari ini. Terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku.""Kamu pantas mendapat yang terbaik, Melinda. Aku berharap ulang tahunmu menjadi yang tak terlupakan," kata Adam dengan lembut."Aku tidak akan pernah melupakan hari ini. Dan... terima kasih atas semua
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.