Share

Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis
Pesona Memikat sang Tokoh Antagonis
Penulis: Lilia

Prolog

“Nona Akamine, apa Anda sudah mau pulang?” 

Kazuha terkejut mendengar suara atasannya. Dia memang tengah bersiap-siap untuk pulang bersama beberapa karyawan lain yang sudah menyelesaikan tugasnya. Karena hari ini adalah hari pertama Kazuha bekerja,

tidak ada lagi yang bisa ia kerjakan. 

“T-Tuan! Iya, saya sudah mau pulang. Apa ada pekerjaan yang harus saya kerjakan?” 

“Oh bukan begitu, saya ingin mengajak nona untuk makan malam bersama dengan karyawan lain sebagai bentuk ucapan selamat datang di kantor ini.” 

“Terima kasih, tuan. Tapi…” 

“Apa kamu tidak bisa hadir? Tapi ini adalah hari pertamamu, nona Akamine. Apa kamu akan begitu saja menolak undangan dari sesama rekan kerjamu?” potong atasannya mendadak.

Nada bicara pria itu tenang namun mengintimidasi, seperti ada maksud lain di balik perkataannya. Kazuha yang menyadari itu seketika terdiam lalu memutuskan untuk menerima undangan tersebut. 

“B-Bukan begitu tuan… Tadi saya hendak bertanya apakah makan malam kali ini akan melibatkan alkohol karena kebetulan saya memiliki alergi terhadap alkohol.” 

Pria itu terlihat terkejut lalu langsung menggelengkan kepalanya. Beberapa pekerja lain langsung menoleh ketika mendengar ucapan Kazuha. 

“Tapi, nona Akamine, apa sedikit saja tidak bisa? Di tim kami, minum alkohol adalah bentuk dari merayakan kedatangan seseorang.” 

Kazuha terdiam sejenak. Tidak ada salahnya bukan jika ia harus minum sedikit saja? Mungkin seteguk saja? Pria itu menatapnya terus tanpa mengalihkan pandangannya sekali pun sampai Kazuha memberikan jawaban. 

“Hanya sedikit?” tanya Kazuha ragu.

Atasannya tampak senang. Pria itu bahkan tampak menepuk bahu Kazuha meski gadis itu risih. “Bagus! Kalau begitu, kita akan bertemu di restoran yang ada di dekat gedung kantor ini. Kita akan pergi ke sana bersama-sama.” 

“Baik, Tuan. Tapi maaf, sepertinya saya akan pergi sendiri. Saya harus pergi ke farmasi terdekat untuk membeli obat alergi saya terlebih dulu. Jadi, saya akan menyusul ke restoran.” 

“Begitukah? Restoran itu bukanlah restoran terkenal dan hanya orang-orang di daerah ini yang tahu. Jaraknya hanya dua blok dari gedung kantor ini dan jika kamu sudah melewati lampu merah, telepon nona Mikoto dan ia akan keluar untuk menjemputmu.” 

Kazuha pun mengangguk. Dia tak punya pilihan lain. Dengan senyum bisnis, dia kemudian berkata, “Terima kasih, tuan. Sampai berjumpa nanti malam.” 

*******

Setelah menyelesaikan urusannya, Kazuha keluar dari toko obat.

Dia memandang langit malam yang terlihat begitu cerah. Bahkan, banyak bintang yang menghiasinya.

Sesuai dengan arahan dari rekan kerjanya, Kazuha berjalan menuju ke tempat yang dimaksud. Lampu merah pertama dilaluinya dan ia terus berjalan menuju lampu merah kedua.

Begitu lampu hijau bagi pejalan kaki menyala, Kazuha segera berjalan menyeberangi jalan. Akan tetapi, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ia melihat sesosok figur yang begitu familiar di seberang jalan. 

“A-Ayah…?” 

Tas obat yang dipegangnya jatuh dan Kazuha berdiri mematung di tengah jalan. Kazuha dapat mengenali wajah ayahnya yang terlihat tidak berubah dari foto-foto yang pernah ditunjukkan oleh ibunya.

Tapi, beberapa tahun yang lalu,  ibunya mengatakan pada Kazuha bahwa ayahnya telah lama meninggal. Bahkan, setiap tahun, mereka selalu mendoakan agar arwah ayahnya dapat tenang di sana.

“T-Tidak mungkin….” gumam Kazuha bergetar. 

Dalam kekalutannya, Kazuha tidak mendengar teriakan orang-orang yang ada di sekitar.

Mereka semua kaget karena ada sebuah mobil yang melaju dengan kencang. 

Brak!!!

Hingga akhirnya segalanya menjadi gelap ketika tubuh Kazuha terpelanting keras--barulah gadis itu tersadar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status